Bairot

18 3 0
                                    

Aku menyusuri jalan melintasi depan Wonder Café bersisian dengan Kak Omar sambil melesakkan kedua tangan ke dalam saku jaket. Hari ini adalah hari ulang tahun Fatafeat Band dan aku berusaha untuk tampil lebih menarik, tak perlu berias karena aku bukan orang yang suka merias wajah, bagiku itu seperti ada sesuatu yang melekat dan terasa gatal. Baiklah, aku mendapati Watn tengah duduk seorang diri dari luar kafe, ia duduk di kursi luar kafe sibuk dengan Miniseluler-nya.

"Assalamualaikum!" ucapku setelah tiba di dekatnya, Kak Omar menjawab salamku lebih dulu.

Aku mendapati gadis itu menoleh lalu menjawab salam, sementara Kak Omar beranjak menuju kursi di depanku, kemudian aku menarik kursi di sebelah Watn dan duduk.

Gadis itu seegera menempelkan lengannya ke lenganku sembari menggenggam Miniseluler dengan kedua tangan.

"Lihat ini," katanya. Aku tertunduk melihat Miniseluler putihnya, di sana ada beberapa perpesanan antara dirinya dan Abdul Kareem

Abdul Kareem:

Apa kau sudah berada di Wonder Café?

Watn:

Sudah.

Abdul Kareem:

Apa Bairot bersamamu, sekarang?

Aku sedikit membuka mulut saat membacanya, kemudian tersenyum, sebelum kulanjutkan membaca.

Watn:

Ia baru datang bersama Kak Omar.

Apa kau jadi datang?

Aku tak menyaksikan balasan setelahnya.

Kami saling bertatapan, mengernyit sembari menahan tawa, apa-apaan ini? Setelah Watn mengatakan bahwa aku tiba bersama Kak Omar bahkan ia tak membalas atau memberi kepastian untuknya hadir atau tidak. Menurutmu pertanda apa itu? Meski begitu aku tetap menunggunya, selama acara berlangsung dan berujung pada kekecewaan yang nyata, karena ia sungguh tidak hadir. Keterlaluan!

Tahun itu berlalu dan kini aku tengah berdiri di dalam pagar balkon sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun itu berlalu dan kini aku tengah berdiri di dalam pagar balkon sekolah. Dengan gaun putih berujung lengan abu, berlapis brokat putih, pita abu mengikat pinggang sebagai hiasan, tak kusangka waktu terasa cepat berjalan dan kini aku akan menjadi alumni Akademi Wonder'C. Di sini aku hanya mengingat kejadian lampau yang tak dapat kulupakan, rasanya aku sadar bahwa kami akan atau sebentar lagi berpisah. Banyak kenangan pahit selama aku berada di sekolah terutama bersama Abdul Kareem dan Etaf. Mampukah aku melupakannya?

Hingga saat ini semuanya masih melekat jelas dalam ingatanku.

"Bairot!" Suara itu membuyarkan lamunanku, membuatku menoleh dan sedikit berbalik, tak lama Watn berdiri di sebelahku.

Wonder Colours AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang