dos

1.7K 206 48
                                    

"Muka lo kenapa?"

Hyunjin memutar bola matanya malas mendengar pertanyaan yang sama untuk ke sekian kalinya.

"Ada masalah dikit" sahut Hyunjin. Sebenarnya itu hanya salah paham Minho yang datang disaat yang kurang tepat. Hyunjin hanya berniat mengecek lebam di pinggang kesayangannya, tapi Minho malah berpikir yang "iya-iya".

"Di hajar kakaknya Felix ya?"

Hyunjin langsung menoleh ke Jeno, sobatnya yang terlampau kepo.

"Soalnya gue lihat dia luka banyak gitu. Yakali Kak Minho bakalan diam aja adeknya kaya gitu. Lo pasti kena imbasnya" jelas Jeno tanpa diminta.

Hyunjin menghembuskan nafas.

"Sebenernya gue dihajar bukan gegara itu" sahut Hyunjin.

"Serius? Trus kenapa?"

"Gue lagi meriksa lebam di pinggang Felix di kamarnya. Si Minho masuk dan salah paham. Dikira gue mau mantap-mantap sama adeknya"

Jeno terbahak di tempat duduknya. "Kasian banget sih lo. Kakak Felix maung banget ya"

"Gak usah ketawa ya lo. Ntar karma, nyaho lo" sahut Hyunjin malas. "Kakaknya over-protective. Buat ngedapetin restu dia tuh susah banget dulu"

"Ya wajarlah Jin. Gue juga kalo punya adek kaya Felix bakalan bertindak kaya Kak Minho kok" sahut Jeno, maklum.

"Kenapa?"

Jeno menatap sahabatnya itu tak percaya, sedangkan Hyunjin malah balas menatap dengan tatapan tak mengerti.

"Bego banget lo masih nanya kenapa!" seru Jeno.

"Santai aja bisa?" kesal Hyunjin.

"Pertanyaan lo tuh pertanyaan terbego yang pernah gue denger tau ga!" sembur Jeno.

"Felix itu masih bocah, lucu, gemesin, cantik, polos, unyu gitu. Lah elo tampang sangar, ada aura pakboy-nya meski dominan aura sange sih, trus dingin gini bikin Kak Minho bakalan mikir seratus kali buat ngasih restu buat hubungan kalian!"

"Misi, aura sange juga melekat ke lo, ya" sela Hyunjin. Jeno menyengir, menampilkan eye-smile nya yang menawan.

"Intinya gitu. Gue gak akan ngasih restu semudah itu kalo Felix jadi adek gue dan lo pacarnya. Lo sama dia jauh bandingannya bruh"

"Maksud lo gue gak cocok sama dia?!"

"Boleh ga gue jawab "iya"?" Jeno menyeringai.

"Lee Jeno, lo mau mati?" Hyunjin menatap sahabatnya tajam.

Jeno terbahak lagi. "Yasalam, santai bro. Tegang amat cem narapidana mau dijatuhin hukum mati"

Hyunjin mendengus. "Udahlah, gak usah bahas lagi. Gue pusing"

Hyunjin menelungkupkan wajah diatas meja, menyembunyikannya dalam lipatan lengannya.

"Udah baca materi belum lo? Ntar ada kuis sama Miss Felicia"

"Gue izin aja ntar, pengen tidur di UKS"

"Yakin ga masuk? Nama dosennya mirip sama pacar lo juga" Jeno menggoda Hyunjin. Kedua alisnya dinaikturunkan dengan ekspresi yang menjijikkan dimata Hyunjin.

"Namanya doang yang mirip, orangnya beda jauh. Sorry, gue gak semudah itu goyah" sahut Hyunjin tak berminat.

Jeno tertawa. Ia tau, Hyunjin tidak akan semudah itu jatuh pada seseorang. Dia sudah mengenal Hyunjin sejak kelas satu SMA, yang saat itu banyak yang menyatakan perasaan kepada lelaki berbibir tebal namun -sialnya- seksi.

Confusing {HyunLix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang