MEMAAFKAN"Memaafkan. Mudah diucapkan, sulit dilakukan." Key Ananta.
"Maaf ... maafkan ak--"
"Apa maaf bisa membuat Ayah hidup hah?!" Pria dengan memakai kaos hitam polos dan celana jeans yang senada sedang menatap nanar sosok pria yang berada didepannya.
Key Ananta, pria pendiam, bicara saat ada ingin dibicarakannya saja. Sosok yang kaku tapi memiliki hati yang lembut pada seorang yang ia cintai.
"Maaf ... aku tidak tahu ini akan terjadi." Pria ia menunduk untuk menghindari kontak mata dengan Key.
"Why?! Kenapa lo gak tahu hah?! Gue udah ikhlasin harta gue demi nyokap lo. Adrian Alvaro!" Key mencengkram kerah baju Adrian.
Adrian Alvaro, pria yang sangat ceria dan baik. Ia adalah saudara tiri dari Key Ananta.
Key sangat menyesal dimana ia harus pergi dari rumah untuk mencari ibu yang diusir oleh Rina Alvaro, ibunda Adrian Alvaro.
Key teringat saat baru masuk sekolah menengah atas, dimana ibu yang ia cintai harus pergi karena wanita simpanan Irwan Ananta, ayahnya.
"Ibu ... mau kemana?" Key menahan tangan ibu yang hendak melangkah keluar dengan membawa koper.
Key menatap wajah ibunya yang sudah basah karena air mata. "Ibu ... Key mau ikut." Suara Key semakin lirih.
Perlahan jari-jari Santi Ananta, ibu Key Ananta. Memegang pipi putranya. "Maaf sayang, ibu harus pergi ... kamu disini ajah yah. Jaga ayahmu." Santi melepaskan tangan Key dan melangkah keluar.
Key merotos ke bawah saat ibunya pergi meninggalkannya.
"Ini semua gara-gara lo. Jalang!!" Key menarik Rina memojokkannya pada dinding putih. Jari besar Key mulai mencekik leher Rina.
"Dasar anak bodoh! Ay--ahmu lah penye--babnya," ucapnya terbata-bata.
Rina hanya menyeringai senang, walau sekarang ia tercekik.
Irwan mencengkram tangan Key dan menghempaskannya kasar. Plakkk ... Irwan menampar pipi Key. "Dasar tidak tahu diri!"
Key menatap ayah dengan tatapan penuh kebencian. Key berlari menuju kamarnya mengambil beberapa pakaian untuk ia bawa pergi. Key sudah tak tahan dimana posisinya adalah anak kandung tapi diperlakukan sebagai anak tiri.
Key keluar dari kamarnya dengan membawa kunci motor dan tas yang berisi beberapa pakaian.
Langkahnya terhenti saat sosok Adrian berada di depannya. "Ck, puas lo! Udah buat gue sama nyokap gue menderita."
Adrian mendongak menatap manik hitam milik Key. "Mau kemana? Nanti ayah nyariin."
"Bodo! Dia gak bakal nyariin gue apalagi nyokap gue. Dia udah bahagia sama nyokap lo dan lo." Key menyeringai. "Thanks udah geser posisi gue." Key melangkah meninggalkan Adrian yang masih mematung.
Key berhenti. "Oh yah. Tolong jaga tua bangga itu. Berlakulah seakan lo anak tiri." Key melanjutkan langkahnya.
***
"Tolong! Tolong! Tolong!" Key mengedarkan pandangannya. "Tolong! Tolong! Tolong!" Teriakan seseorang semakin jelas ditelinga Key.
"Woy lepasin dia goblok!" Key menghentiak motornya. Dan berlari menuju wanita yang sedang dikeroyok oleh beberapa preman.
"Siapa lo hah?!" Salah satu preman bertanya dengan badan yang sempoyongan. Key bungkam.
Key melayangkan beberapa pukulan pada preman-preman tersebut. Bukan hanya pukulan ia juga memberi beberapa tendangannya yang menyakitkan. Preman-preman itu pun pergi.
Key menatap lekat wanita yang sudah ia tolong. "Ibu! Ini ibu'kan?" Key membawa Santi kepelukannya.
Setelah kejadian itu Key dan Ibunya hidup bahagia, walau dengan keadaan yang tidak semewah dulu. Tapi Key bersyukur dengan ini semua.
***
Saat Key dan ibunya menikmati waktu sore dengan menonton tv yang hanya berukuran beberapa inci. Beda dengan yang ada dirumahnya dulu.
Melihat, mendengar berita di tv tentang kepergian ayahnya. Membuat Key dan ibunya terpukul.
"Direktur utama. Irwan Ananta meninggal dengan mengenaskan. Mulut berbusa dan badan penuh dengan lebam. Banyak bukti yang sudah ditemukan di kediamannya. Diduga pelakunya adalah istrinya sendiri. Rina Alvaro."
Key dan ibunya tercengang. Key membawa ibunya ke kediamannya yang dulu.
***
Key duduk disofa, pandangannya kosong. Entah apa yang sedang ia pikirkan.
"Maaf. Satu kata yang dapat meluruhkan dinding dendam di hati." Key menoleh ke sumber suara. "Ibu!"
"Apa yang kamu pikirkan?" Santi memegang pundak Key. Key bungkam seribu bahasa.
"Maafkanlah dia. Dia tak tahu apa-apa tentang ini semua."
"Bagaimana bisa Bu? Dia saja tidak menapati janjinya pada Key."
"Dia tidak salah Key. Kau akan tahu segalanya." Santi melangkah pergi. Membiarkan Key mencerna ucapannya.
Key merebahkan dirinya dikamar mendiang ayahnya. Ia teringat akan ucapan ibunya.
'Dia tidak salah Key.' Kata-kata itu selalu mengganggu pikirannya.Key memutuskan untuk mencari sesuatu dikamar mendiang ayahnya. Tahu-tahu ada sesuatu yang bisa menghilangkan rasa penasaran Key.
Key mulai memcari mulai dari lemari pakaian sampai meja kerja milik ayahnya. Saat mencari di meja kerja milik Irwan. Key menemukan secarik kertas.
Maaf Key ...,
Ini salah ayah. Ayah telah melakukan dusta besar, ayah telah membuat ibumu dan kamu hancur. Adrian adalah anak dari hubungan gelap ayah dengan Rina. Maafkan ayah Key, ayah tidak bisa memberimu harta apalagi kasih sayang ....
Ayah terpaksa harus menandatanganinya. Ayah harus memberi semua harta warisan ayah pada Adrian demi keselamatanmu dan ibumu. Rina selalu mengancam ayah. Ayah ingin kamu tidak membenci Adrian. Adrian tidak tahu apa-apa tentang ini.
"Key tidak ingin harta. Key hanya ingin seperti dulu ...." Cairan benih yang sudah lama dibendung Key. Meluncur begitu saja. Kini wajah tampannya basah karena air matanya.
Key melangkah keluar kamar. Ia terkejut saa Adrian berada dibalik pintu. Entah keberanian dari mana Key memeluk erat tubuh Adrian.
"Maafin gue." Adrian membalas pelukan Key. "Seharusnya gue yang minta maaf Key."
"Gue udah berburuk sangka sama lo." Adrin tersenyum. "Maafin gue juga. Gue gak bisa nepatin janji gue. Gue juga gak tahu ternyata ibu gue bisa ngelakuin hal buruk ini." Key dapat mengetahui penyesalan yang begitu besar hanya dengar mendengar penuturan Adrian.
"Ibu seneng liatnya kedua anak ibu bisa baikan." Baik Key maupun Adrian. Mereka sama-sama menoleh ke arah Santi yang tiba-tiba datang.
Key tersenyum, sedangkan Adrian menunduk. "Adrian bukan anak ibu Santi." Santi membawa kedua pria itu kedalam pelukannya. "Bagaimanapun Adrian sudah ibu anggap seperti anak sendiri." Mendengar ucapan Santi, Adrian tersenyum kikuk pasalnya masih ada rasa malu yang disebabkan oleh Rina.
Setelah bukti terkumpul Rina ditangkap oleh polisi. Jangan tanyakan lagi Key dan Adrian sudah bahagian hidup dengan Santi.
Tamat...
Bionarasi
Gadis dengan nama Indah Mulyani lahir di kota Brebes pada 13 Juli 2004. Kerap dipanggil dengan nama 'Indah.' Memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Menulis dan membaca adalah hobinya. Mulai berkarya dalam dunia literasi dengan membuat Cerbung di grup CC3A di facebook pada Januari 2020. Rebahan adalah hal yang ia sukai saat badmood.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerpen
RandomBeberapa kumpulan cerpen dari berbagai author ada disini:') Yuk baca cerpennya🙏