Elevator Keberuntungan

5.5K 44 1
                                    

Aku meregangkan leherku sembari mengusap-ngusap pundakku yang terasa pegal. 

"Hah, capek banget hari ini. ", ujar ku dalam hati sembari melihat jam di hapeku.

Angka di hapeku sudah menunjukkan angka 22:30. 

"Wah ini sih sudah lewat jam mall tutup. Pantes udah sepi dan gelap." 

Ku pencet lagi tombol elevator yang sudah menyala seakan dengan begitu, elevatornya akan berjalan lebih cepat. 

Aku kini berada di f(x) Sudirman. Setelah pekerjaan yang melelahkan hari ini, aku akhirnya memutuskan untuk go show datang menonton theater team J kesayanganku. Pertunjukkan berjalan lancar namun tidak denganku. Karena letih bekerja dan dengan bingo yang hampir telat, aku tidak kebagian tempat duduk sehingga harus kebagian nonton sambil berdiri. Padahal aku sendiri bukan orang yang nyaman berdiri lama-lama. Apalagi, di tengah-tengah acara tiba-tiba perutku mules. Karena tidak mau rugi, akhirnya aku pun menahan panggilan alam itu sampai ke akhir pertunjukkan demi menonton oshi-oshi idamanku di panggung (Iya oshiku banyak hingga sampai berselir-selir). Selesai theater, aku skip hitouch dan buru-buru pergi ke toilet dan itulah mengapa jam segini aku masih berada di depan lift F4.

"Lama banget sih... Kalo ada kuntilanak atau mr. gepeng kan ga lucu.", ujar ku ngedumel. Sebenarnya selain takut hantu, aku juga letih dan ingin buru-buru sampai di rumah.

"Ting."

Akhirnya lift terbuka dan aku masuk. Diriku sudah mulai tenang saat pintu lift tertutup hingga tiba-tiba pintu itu terbuka lagi.

"Mampus, ada apaan tuh?", ujar ku panik.

Saat pintu terbuka, terlihat sosok wanita berambut hitam panjang melebihi bahunya memakai pakaian putih!

Bukan, bukan kuntilanak, melainkan Nadila Cindi Wantari salah satu member team J.

Diriku terpana akan kecantikannya sehingga aku hanya bisa bengong. Nadila berjalan masuk ke dalam lift dan lift pun tertutup meninggalkan kami berduaan di ruangan berukuran 3x3 meter itu.

Ku lirik dirinya dan aku makin terpana dengan kecantikannya. Wangi tubuhnya harum sekali membuatku bertanya-tanya parfum apa yang ia kenakan. Ternyata baju putihnya hanyalah kemeja tipisnya saja yang ia biarkan tidak terkancing sedangkan di dalamnya Nadila memakai tanktop hitam ketat.

 Ternyata baju putihnya hanyalah kemeja tipisnya saja yang ia biarkan tidak terkancing sedangkan di dalamnya Nadila memakai tanktop hitam ketat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadila menyadari lirikan ku. Ia pun tersenyum manis. 

"Baru pulang kak?", sapanya ramah.

"Iya Nad, tadi habis nonton kamu loh hehe", jawabku.

"Loh kan show udah selesai daritadi?", tanya Nadila kepadaku.

"Hahaha... Panggilan alam Nad.", ujarku tak bisa beralasan karena sudah gugup.

"Oooh hahaha.", Nadila tertawa masih dengan senyuman manisnya itu.

Tiba-tiba lampu lift mati dan lift berhenti bergerak.

Elevator Keberuntungan (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang