Kembali Pergi

26 1 0
                                    

Ku selalu mengingatmu, meski kutau itu menyakitkan
Ku buka handphone, dan tak ada lagi kamu yang memenuhi inbox
Tak ada ucapan selamat pagi atau selamat tidur
Tak ada canda tawa pemecah kegundahan
Tak ada genggaman tangan yang lembut dan menenangkan

*****

"Yu, jangan ngelamun! kesambet gaada yang nolongin loh" tegur Nadia yang membuyarkan angan palsuku
"Ehe... Sedih Nad, gini amat hidup gue"
"Ya ampun, sedih tapi cengar-cengir mulu. Palsu lo!"
Aku tak mampu menjawab tuduhan Nada, karena perkataannya itu fakta
"Ngga ngga Yuk, sorry, bercanda gue... Sini cerita sama tante". Yakin punya sahabat gini nih rasanya pingin gebukin tapi sayang, soalnya stok cuma ada satu

"Nad, kangen kak Andre"
Iya kuakui, aku, Ayu Salsabila Rheina remaja 17th yang bucin. Alias budak cinta. Padahal harusnya anak dari korban broken home itu rata-rata bisa jadi sok fuckgirl gitu. Entah deh kenapa aku sendiri yang kena kutukan bucin dari Sang Pencipta.

Nada Mutia Setiawan, dia adalah teman sedari SMP dan sekarang sebangku di tingkat SMA. Dia adalah sahabat yang the best banget di hidup aku.
Atau mungkin bisa jadi dia Emak aku.
Ah, apa harusnya papaku nikah sama dia aja yaa...
Daripada sama istri baru, cantik sih tp galaknya lebih galak dari betina bekantan.
Jangan deh kasihan Nada malah jadi emak-emak muda yg punya anak seumuran sama dia lagi haha

Nada paham kalau aku dah bilang gitu adalah pertanda minta dipeluk, iya aku bucin yang butuh kehangatan setiap saat.
Nada pun memelukku tenang
"Yuk, jangan gitu dong, yang ikhlas, Tuhan ga mungkin memberi cobaan yang gabisa kamu hadapi. Kamu kuat kok, kamu pasti kuat! Ada aku disini. Mau 24 jam pun gue jagain, asal traktir mbok sumi (pedagang makanan di kantin sekolah)".

Kan ngeselin, tapi ga garing buat aku. Selalu ada motivasi dan kerakusan di waktu yang sama dari diri Nada.  Sudah dari orok ini kayaknya.

"Yah Nad, gagal mellow gue. Ish sudah dramatis pake ngelamun trus mengeluh tapi malah dipalak" protesku yang tak kalah iseng dengan Nada

"Serius, lapar ini" Nada mencari pembelaan


Hallo teman-teman pembaca!

Ini cerita yang baru kutulis kembali semenjak hampir 7 tahun draftnya tersimpan rapi di barisan rak buku kamar lamaku. semoga kalian suka yaa.

Last LetterWhere stories live. Discover now