Jalan

184 28 9
                                    















Disini ketiganya tampak canggung satu sama lain karna Jinwoo tak terlalu kenal Seongmin begitupun sebaliknya

"Min,kamu di depan apa dibelakang?"tanya Youngtae pada Seongmin sambil membenahi rambutnya yang berantakan dan dapat di lihat kalau Jinwoo benar benar terpesona sedangkan Seongmin? Ntahlah dia hanya berwajah datar

"Di depan"ucapnya final membuat Jinwoo mengerutkan keningnya tapi menurut dan duduk dibelakang







"Tae,kalian temenan dari kapan?"tanya Jinwoo mencoba memecahkan keheningan dan di respon oleh Youngtae

"Kenal Seongmin udah 4 tahun"ujar Taeyoung dengan senyuman khasnya sedangkan Seongmin menatap tak percaya dan bingung karna biasanya Youngtae akan selalu bilang kalau Seongmin adalah pacarnya

"Ohhh pantesan sering Dateng bareng dan pulang bareng"monolog Jinwoo

"Iyaa,eh Jinu kamu nggak mau ke perpustakaan nyari buku? Temenin aku ya nyari buku sosiologi bentar"ujar Taeyoung lembut tanpa menoleh kearah sang empu membuat Seongmin terdiam tak berkutik

"Oke deh, Seongmin mau ikut?"tanya Jinwoo tapi di balas oleh Youngtae

"Kayaknya Seongmin sibuk,kita bakal nganter Seongmin dulu...ya kan min??"tanpa di sadari oleh keduanya Seongmin mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahang,apa Youngtae lupa kalau Seongmin adalah pacarnya? Tapi jawaban dari Seongmin menohok batin Youngtae

"Iya,karna ada yang lebih penting dari pada ini"sarkas Seongmin membuat Youngtae terdiam dan Jinwoo yang terkejut karna bahasa yang terdengar sinis itu

"Hahaha kamu buat Jinwoo takut min"ujar Taeyoung sambil tertawa dan diiringi dengan wajah memerah dari Jinwoo

"Oh iya Jinu,itu ambil di tas aku ada coklat,makan aja coklatnya"ucap Youngtae sambil menyetir mobilnya,plis ya di sekolah tidak boleh membawa mobil tapi untung saja dia menghubungi supirnya buat di parkir di depan bukan di samping.

"Eh emangnya nggak Youngtae makan?"tanya Jinwoo sedangkan Seongmin hanya menyimak percakapan keduanya

"Aku mau ngasih ke seseorang tapi dia nggak suka jadi makan aja,aku juga nggak terlalu suka manis manis"ucap Youngtae tulus sekaligus miris tanpa di sadari itu membuat Seongmin terdiam

"Ihh kok dia nggak mau ya?yaudah biar Jinwoo aja yang makan biar Youngtae nggak sedih lagi"inilah yang buat Youngtae yakin buat ngambil keputusan tapi orang disamping nya membuat dia ragu

"Eh taee nanti kerumah dulu ya,mau ganti baju dulu"ucap Jinwoo sambil memakan coklat pemberian Youngtae,dan Youngtae mengangguk saja sebagai jawaban
























Kini ketiganya sudah sampai di rumah Seongmin,sang empu keluar dari dalam mobil terus menatap tajam kearah kekasihnya yang memasang wajah bingung

"Kenapa min?"tanya Youngtae bingung melihat Seongmin yang benar benar datar

"Keluar"perintah Seongmin yang membuat Youngtae gagal paham,sedangkan Jinwoo juga tak kalah bingung dengan Seongmin yang sedari tadi sinis terus

"Kenapa sih min?"heran Youngtae saat Seongmin berusaha menarik keluar Youngtae dari dalam mobil,sedangkan Jinwoo hanya bisa berdiam tanpa bisa menolong karna baru saja ia hendak keluar malah diberi tatapan tajam oleh Seongmin dan uhh Seongmin sangat galak:'''

Tangan mungil Seongmin meraih tangan Youngtae dan menariknya menuju rumahnya, Youngtae hanya membiarkan Seongmin terus menariknya tanpa perlawanan

Cklek

Pintu kamar milik sang kekasih tertutup rapat bahkan dikunci, Taeyoung mengernyit heran dengan kelakuan Seongmin yang sedikit...aneh..

Yang lebih muda terus maju sampai yang lebih tua terduduk di pinggiran kasur milik yang lebih muda.

Seongmin menatap Taeyoung tajam,sedangkan yang ditatap tajam hanya bisa memberikan tatapan heran.

"Ada apa? Apa yang mau kamu bicarakan?"tanya Taeyoung memecah suasana yang cukup tegang karna Seongmin menatapnya begitu sengit

"Ada apa katamu!"bentak Seongmin, Taeyoung yang dibentak sempat terkejut tapi dia bisa mengatasinya dan bilang

"Iya...ada apa?"tanya Taeyoung lagi,kini sebelah alisnya terangkat,meminta jawaban yang lebih muda

"Kamu..!"teriak Seongmin didepan Taeyoung dengan nada dalamnya,yang mana Taeyoung merinding takut.

Tangan mungil milik Seongmin bertengger indah di bahu sang kekasih,sedangkan Taeyoung yang terkejut justru menolak tangan itu untuk berada di atas bahunya dan kejadian itu tak luput dari pandangan Seongmin

"Kamu.."cicit Seongmin, sedangkan Taeyoung heran

Seongmin semakin mempersempit jarak antara ia dan sang kekasih, Taeyoung gelagapan karna sumpah demi apapun mereka nggak pernah dekett kayak gini, Seongmin semakin gencar mendekat sedangkan Taeyoung udah was was aja

Taeyoung terduduk di ranjang bergambar kelinci punya Seongmin,jujur saja Taeyoung tidak pernah sekalipun menjejaki kamar Seongmin dan inilah yang pertama kalinya namun, Seongmin benar benar aneh hari ini,mencoba mengalihkan perhatian dari Seongmin, Taeyoung menangkap sesuatu yang cukup familiar...




























Kado ulang tahun Seongmin yang ia beli,boneka kelinci yang cantik.









Taeyoung tersenyum senang karna Seongmin tidak membuang satu pemberiannya,tapi bukan itu masalahnya...








Saat Taeyoung tersenyum melihat hadianya yang dipajang Seongmin,sang kekasih menggunakan hal tersebut dengan membuat Taeyoung terbaring,alias Seongmin berada diatas sedangkan Taeyoung dibawah.

Taeyoung kaget setengah mati.Dia benar benar terkejut karna Seongmin sekarang menatap nyalang kearahnya dan tak lupa kedua tangan mungil itu terkepal kuat yang menepat di samping kepala Taeyoung

"Taeyoung-ah"suara melengking milik Seongmin terdengar jelas di telinga Taeyoung, sedangkan Taeyoung menahan nafas karna sungguh! Wajah Seongmin dekat dengan wajahnya..

"Iya?"jawab Taeyoung seadanya, Seongmin menurunkan wajahnya untuk lebih dekat pada wajah tampan Taeyoung,sang dominan terkejut langsung menoleh kesamping, Seongmin memerah marah.












Yang hanya Seongmin inginkan hanya satu!





Cuman ciuman!




Karna dari situlah Seongmin bisa tau kalau Taeyoung masih mencintainya disaat sang kekasih tak ingin menatap matanya.



"Turunlah Seongmin, Jinwoo menungguku dibawah"mendengar hal tersebut Seongmin benar berkabut..






Iya... Seongmin akui,dia cemburu.

Dia ingin prioritas Taeyoung hanyalah dia! Bukan orang lain!



Seongmin tidak mendengarkan Taeyoung,bahkan saat Taeyoung hendak duduk pun Seongmin memeluk Taeyoung erat seolah tidak ingin ditinggalkan, Seongmin memperlihatkan wajah memelasnya yang selalu meruntuhkan keinginan Taeyoung,tapi itu dulu.

Karna sekarang Taeyoung dengan mudahnya tak mengindahkan wajah yang sering ia puji puji cantik itu, Seongmin merengut tak terima, sekarang main lembut tak terlalu enak kan? Mari bermain kasar.

Disaat Taeyoung akan berdiri, Seongmin membungkam bibir Taeyoung dengan bibir pink yang di idamkan Taeyoung,dan see Taeyoung-nya tak berkutik.





Mungkin sekarang Taeyoung masih lemah,iya masih lemah pada cintanya,tapi tidak tahu besok harinya:).


















Hellawwwww<3

Masih ada yang Baa book ini nggk??
Udah di publish nihhhh
Vote dan Comment nya mana dongggg
Maaf ada adegan kisiuu kissiuu:v
Babay❤️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selingkuh•GongTangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang