She Sosiopath . O1

44 8 1
                                    


Eunbi mempercepat larinya. Ia menggunakan kaki pendeknya itu untuk berlari secepat mungkin menjauhi seorang penjaga yang terus-menerus mengejar dirinya di belakang sana. Eunbi menggerutu kecil sembari terus berlari menjauh dari seorang penjaga yang masih saja mengejarnya.

Ini semua salah Yeonjun. Jika temanya itu membukakan gerbang rumah untuknya, pasti Eunbi tidak akan berakhir mengenaskan seperti ini.

Buk!

Eunbi sedikit terhuyung kala tubuhnya tanpa sengaja menabrak seorang pria yang tidak ia kenal. Eunbi membalikkan tubuhnya menatap tubuh pria itu sudah terduduk di atas tanah. Eunbi mengerutkan dahinya bingung. Dia mendekatkan tubuhnya pada tubuh pria itu sebelum akhirnya menjauhkan dirinya lagi sambil mengibaskan tangannya di depan wajahnya. Pantas lemas sekali, pria itu sedang mabuk berat ternyata.

"Ahjussi, lain kali jangan berjalan sambil mabuk-mabukkan. Masih untung cuma aku yang menabrakmu, kalau mobil atau truk yang menghantam tubuhmu, mungkin besok adalah hari pemakamanmu."

Pria itu mendongakkan kepalanya menatap wajah Eunbi yang samar-samar terlihat dari matanya yang sayu. Pria itu mencibir, "kau barusan memanggilku apa? Ahjussi?" lalu pria itu terkekeh sendiri membuat Eunbi menggelengkan kepalanya. Alkohol pasti membuatnya jadi setengah gila.

"Ahjussi, lebih baik memanggil supirmu saja jika ingin sampai kerumahmu dengan selamat. Jangan seperti gelandangan berjalan sempoyongan di malam hari seperti ini, kau terlihat menyedihkan." Eunbi menarik sudut bibirnya keatas mengejek.

Gadis itu lantas melanjutkan aksi melarikan dirinya ketika rungunya menangkap suara penjaga yang meneriakinya lagi.

"Aish... Choi Yeonjun, mati kau besok."

    
    
🚑🚑🚑

    
    
"Ya! Choi Yeonjun, cepat kemari."

"Aku ada di persimpangan dekat rumahmu." Eunbi mengedarkan pandangannya sebentar.

Gadis itu memasukan tangannya yang menganggur di saku jeansnya, "tidak, aku tidak akan menghajarmu tentang masalah kemarin malam. Aku tahu bagaimana dirimu ketika sedang fokus melakukan sesuatu."

"Tentu saja, aku ini teman terbaikmu. Kau tahu."

Eunbi menyunggingkan senyumnya, "aku ingin memberimu hadiah saja, cepat kesini atau hadiahnya hangus."

Di sisi lain, Yeonjun berteriak kegirangan. Jarang sekali Eunbi bersikap baik padanya mengetahui bahwa gadis itu merupakan gadis yang kejam. Ia bergegas memakai sepatunya takut hadiah yang akan diberikan Eunbi hangus begitu saja. Yeonjun tidak mau hal itu terjadi, ini momen yang langka.

Eunbi memilin rambut kecoklatannya dengan senyum manis yang terbentuk di wajahnya. Netranya dapat dengan jelas melihat Yeonjun temannya yang terlihat begitu bersemangat menghampirinya. Senyum lebarnya tidak luntur dari wajah tampannya. Temannya yang satu ini memang polos sekali, Eunbi jadi makin menyukainya.

"Dimana hadiahku?" tanya lelaki itu bersemangat. Yeonjun tampak mengatur nafasnya yang tersenggal akibat berlari terlalu kencang hanya karena iming-iming hadiah saja.

"Kau harus mendekat dulu." Eunbi menggerakkan telapak tangannya menyuruh agar lelaki itu mendekat padanya membuat Yeonjun tanpa ragu langsung mendekatinya.

Buk!

Eunbi menendang tulang kaki lelaki itu menggunakan kakinya yang berbalut sepatu boots membuat Yeonjun mengerang kesakitan. Tendangan Eunbi memang bukan main dampaknya. Apalagi ditambah sepatu milik gadis itu yang juga keras.

She SosiopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang