Bab I *Cahaya Baru*

24 2 0
                                    

Wajah seorang gadis dengan riang yang tergambar jelas pada dunia yang akan mengantarkannya pada satu sinar terang. Ransel warna pink yang selalu menemaninya untuk memulai hal-hal baru ini menjadi favoritnya. Berjalan untuk sampai pada sebuah sekolah ternama menjadi hal yang sudah biasa ia lakukan. Sejak kecil, ia sudah di ajarkan untuk mandiri dan sebisa mungkin berusaha sendiri.

"Saya membesarkan ia untuk tumbuh pintar dan mandiri, bukan sok pintar tapi tidak dapat berdiri sendiri"

Orang tuanya sudah berkali kali menjelaskan kepada banyak orang yang menanyakan akan dirinya yang selalu menuju sekolah dengan jalan kali, padahal untuk tranportasi tidak bisa ditanyakan lagi untuk keluarga yang berkecukupan ini. sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan yang selalu mengitai keluarganya. Tapi dengan inilah bukan berarti keluarganya putus asa dalam mendidik anak-anaknya, dan mereka tidak akan pernah berhenti untuk tetap mengajarkan apa arti kehidupan sesungguhnya kepada anak-anak mereka. "Memang kami terbilang berkecukupan, tapi bukan berarti kami dapat berbuat seenaknya tanpa memerhatikan hal yang sepatutnya diajarkan tanpa memikirkan seberapa banyak harta."

Mencintai dan menyayangi bukan hanya memberikan fasilitas yang memadai, tapi juga mengajarkan ia tumbuh untuk menjadi sosok hebat itulah yang sepantasnya dicari.

"Bunda, sepatuku yang hitam dimana ya?"

"Kamu ni mas, malah tanya bunda, mana bunda tau"

"Aku pake mas, soalnya sepatu fanya belum sempat dicuci", sambut ia dari arah belakang

"Ah lu nggak ngomong ngomong, gue kan juga mau pake sepatu itu, balikin sini, hari ini tu upacara"

Masalah ribut dan rebut sudah hal biasa dalam keluarganya, tapi tentang keharmonisan keluarga ini patut menjuarai.

Sepatu yang kumal dan kotor terpaksa ia pakai untuk berangkat ke sekolah terbaik itu membuatnya merasa malu untuk bersama teman-temannya nanti, bundanya sudah mengingatkannya dua hari yang lalu, tapi tidak juga ia lakukan untuk membuat sepatunya tampak bersih dan pantas. Ia sudah mengakui bahwa ini semua salahnya, mengapa ia tidak bergegas untuk mencuci sepatunya.

"Aduh, mana mungkin bunda mau bersihin sepatuku"

Gadis itu bergumam setelah pamit untuk sekolah dan berjalan keluar untuk menuju sekolah. Gadis identik dengan warna pink muda itu bernama Ratu Fanya Granea yang kerap dipanggil Fanya.

Seperti biasa, Fanya melewati jalan yang cukup sepi dan banyak rumput-rumputan yang menutupi jalan Fanya, menyusuri tepian sungai yang berada di samping rumahnya itu, menjadi hal yang menyenangkan untuk dilakukan setiap hari. Tidak hanya itu hamparan sawah yang selalu memaparkan warna menyegarkan mata dengan sudut sudutnya yang di tumbuhi bunga-bunga kecil yang hampir mekar. Tentunya suasana ini akan membuat hati lebih nyaman dan menghantarkan untuk lebih bernafas lega.

"Aku heran kenapa banyak orang lebih suka pakai kendaraan untuk menuju tempat yang akan mereka tuju", gerutu Fanya

Banyak di luar sana yang lebih memilih memakai transportasinya untuk ke suatu tempat, padahal jaraknya tidak terlalu jauh untuk di lalui dengan berjalan kali saja. Toh juga, dengan berjalan kaki, badan akan lebih terasa sehat karena melakukan aktivitas. Tapi, namanya juga orang pasti lebih suka enaknya, daripada memilih untuk menghemat dan melakukan aktivitas yang banyak memberi manfaat.

Beberapa langkah lagi ia akan sampai ke sekolah yang selalu dicintainya. SMAN INDAH BUANA, dengan julukan 'Amazing View' karena sekolah ini berada di tengah tengah hamparan sawah dan pegunungan kota Wonosobo yang banyak direbutkan siswa-siswi yang akan melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Atas. Tidak begitu sulit untuk dapat diterima di sekolah itu, hanya membutuhkan nilai UN yang mencukupi dan mempunyai bakat yang memadai. Perihal bakat memang menjadi peran penting di sekolah itu, karena prinsipnya 'seseorang tanpa bakat dan keterampilan ia tidak bisa meneruskan jalannya, meskipun ia sudah memiliki prestasi akademik unggul'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAPAK PENYESALAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang