Petaka Pertama

27 2 0
                                    

Bulan bersinar dengan terang memantulkan cahaya matahari agar ia dapat menyinari bumi. Pemandangan itu pula yang membuat Fae Harvine Potter betah berlama-lama duduk ditepian danau ditemani oleh burung hantunya yang berwarna keemasan. Tahun ini Fae memasuki tahun ke-empatnya berada di sekolah sihir Hogwarts. Angin berhembus, dan jam tangannya berbunyi, menandakan jam malamnya untuk berada diluar asrama sudah habis, dan dia harus segera kembali ke asramanya.

"Harvey, kurasa ini waktunya kau untuk berburu bukan? Setelah selesai berburu cepat kembali ke sarangmu okay!" ucapnya sambal mengecup puncak kepala burung hantunya setelah itu menerbangkan burung hantunya.

Fae berjalan dengan santai melewati aula besar yang perlahan mulai sepi. Dan ditengah perjalanan seseorang memanggilnya. Fae menolehkan kepalanya dan mendapati seorang anak laki-laki dengan rambut berantakan dan bekas luka seperti sambaran petir di dahinya menghampirinya dengan senyum terkembang diwajah anak itu, disampingnya berdiri seorang anak laki-laki dengan bintik merah diwajahnya dengan rambut merah menyala, dan seorang gadis dengan rambut cokelat bergelombang dan buku dipelukannya.

"Hey!" ucapnya iapun melemparkan senyum yang sama lebarnya ketika melihat Kakak kembarnya dan dua sahabatnya.

"Darimana saja Fae? Kau harusnya lihat betapa bodohnya wajah Harry dan Ron ketika melihat para murid Beauxbatons tadi!" ucap gadis dengan rambut bergelombang yang bernama Hermione Granger itu. Fae menatap Hermione tidak percaya.

"Oh ya? Aku dari danau hitam hanya sedang ingin menyendiri seperti biasanya" ucap Fae.

"Mione, aku dan Harry tidak terlihat bodoh! Kami hanya terkesima akan kecantikan mereka!" sergah Ron tidak terima pada pernyataan Ron Weasley. Hermione memutar bola matanya tidak terima, dan keduanya beradu debat sambal berjalan menuju asrama mereka, sementara Harry dan Fae berjalan di belakang keduanya.

"Jadi, apa yang kau sembunyikan dari kakakmu ini?" tanya Harry mengabaikan pertengkaran kedua sahabat mereka.

"Tidak ada Harry, aku benar-benar hanya menikmati bintang dari pinggir danau hitam," ucap Fae, tangannya merangkul lengan Harry.

Mereka tiba di ruang rekreasi, kemudian dengan hentakan kesal, Hermione langsung menuju ke kamar putri, sementara Ron berdiri didepan perapian dan menghempaskan tubuhnya diatas sofa. Harry dan Fae duduk di kanan kirinya. Sementara anak anak asrama mereka ada yang duduk di sisi lain, ada juga yang kembali ke kamar masing-masing.

"Kau ini!" ucap Fae sambal menyandarkan tubuhnya ke sofa, "sudah tahu Mione kalau sudah jelek suasana hatinya hanya akan membuat kalian bertengkar, masih saja kau ganggu!"

"Habisnya, dia mengatakan hal itu seperti hal tersebut adalah hal yang hina, maksudku, kau bisa apa bila bertemu dengan keturunan Veela? Dan kesempatanku untuk berkecan dengan mereka di tahun ini kan bisa jadi lebih besar!" ucap Ron masih membahas tentang para gadis Beauxbatons yang ia temui sore ini di aula.

Ya ditahun ini diadakan sebuah tournament sihir dimana 2 sekolah sihir yang berada di daratan eropa berkumpul menjadi satu di Hogwarts. Dari Beauxbatons dan Drumstrang. Fae sudah bertemu dengan beberapa dari murid kedua sekolah tersebut ketika tiba di sekolah dan ketika makan malam saat pengumuman murid asrama baru. dan tidak heran bila Kakak kembarnya juga Ron tertarik dengan para siswi perwakilan dari Beauxbatons.

"Terserah kau sajalah Ron, anyway, sampai bertemu di kelas Snape besok! Aku masih harus menyiapkan beberapa essay agar bisa mengikuti pemilihan Prefect tahun depan." Ucap Fae menyunggingkan senyumnya. Lesung pipitnya terlihat sangat manis seperti biasanya, dan membuat Ron lupa kalau dia sedang kesal pada Hermione.

"Okay, sampai besok Fae!" ucap Harry tersenyum, dan berdiri mengantarnya samapi pintu asrama putri, kemudian dia membalikkan badannya menghadapi Ron yang masih menatap kepergian Fae.

Senja Di Tepi Danau Hitam (Harry Potter Fanfics)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang