Tetangga

48 9 4
                                    

⚠️ Udah sampe sini berati udah sayang dong, iya kan? :")⚠️

Hari minggu ini, diisi anak-anak Daddy Yunho buat kerja bakti rumah. Supaya kalo orang tua mereka pulang dari luar negeri rumahnya sudah beriman, bersih indah nyaman. Tapi dari tadi Hangyul nggak menampakkan batang hidungnya. Bikin Wonwoo jengkel setengah mati. Kakak-kakaknya pada bersih-bersih kok dia malah enak-enakan tidur. Padahal Hangyul di kamar nggak tidur, emang lagi nggak pengen keluar aja.

Hangyul masih kesal. Permintaan sepeda motornya tidak dituruti Daddy Yunho. Katanya masih ada Bang Wonwoo dan Mas Jaehyun yang siap nganter Hangyul. Jiwa seme Hangyul nggak terima. Masa cowok seganteng dan se-manly Hangyul kalo berangkat sekolah masih diantar!

"Bagas! Masih nggak mau keluar kamar juga kamu?" kata Wonwoo dongkol sambil ngetok kamar Hangyul.

"BAGAS NGGAK MAU KELUAR KALO BELUM DIBELIIN MOTOR!" teriak Hangyul ngegas.

Wonwoo tambah jengkel. Kok mendadak Hangyul jadi tantrum gini sih. Salah makan apa gimana ini anak.

"Oh masih nggak mau keluar? Okay, say goodbye buat semua koleksi minion kamu!" kata Wonwoo mengancam.

"IYA IYA AKU KELUAR, JANGAN DIAPA-APAIN PAPOY NYA AKUUU!" teriak Hangyul panik dari dalam kamar.

Hangyul keluar dari kamar, walaupun dengan bibir mengerucut. Tidak mau sesuatu terjadi pada koleksi papoy nya.

"Bersihin halaman, terus tanamannya disiram. Kalau sampe nggak beres, jangan harap ada ampun!" ancam Wonwoo lagi.

Hangyul jalan ke depan rumah, sambil terus ngedumel tentunya. Niat pengen ngambek tapi gagal. Dah lah, mau menjadi rumput yang bergoyang aja. Meskipun ngambek tapi tetep nyapu dan bersihin halaman dong, biar yang diinginkan gampang terkabul. Lagi asyik-asyiknya nyiram tanaman, oknum yang tidak diinginkan lewat depan rumah. Duh, males banget, mana pake menel lagi. Nggak suka ya Hangyul tuh!

"Eh, ada si cantik lagi menyiram tanaman, kapan nih menyiram masa depan kita?" ucap si tersangka.

"Dih, apaan sih najis! Jauh-jauh deh lo!" ucap Hangyul ngegas.

"Galak banget neng, nggak boleh gitu atuh sama masa depan," ucapnya pantang menyerah.

"Kak mahen mau aku siram apa gimana hah!?" ucap Hangyul.

"Ya jangan dong cantik! Dipta ada nggak?" tanya oknum bernama Mahendra Seungyeon Arkabayu.

"Bang Dipta lagi keluar. Dah sana pergi!" usir Hangyul.

"Ada apaan nih ribut bener?" Wonwoo keluar rumah dengan heran.

"Lho katanya tadi nggak ada. Nggak boleh bohong sama calon suami dong cantik," kata Seungyeon mengerling jahil ke arah Hangyul. Membuat Hangyul melotot horor.

"SIAPA CALON SUAMI!? HEH GUE SEME TULEN YA!" ucap Hangyul ngegas.

Sementara Wonwoo cuma memandangi keributan di depannya lelah. Kasihan sekaligus heran dengan Seungyeon yang udah puluhan kali ditolak tetap saja pantang menyerah. Sampai pemandangan dimana Hangyul akan melempar pot bunga ke arah Seungyeon, akhirnya Wonwoo turun tangan juga.

"Heh udah udah, kamu masuk dulu aja, Gas," ucap Wonwoo melerai.

"Ini nih bang, si kampret ngeselin banget!" adu Hangyul yang kemudian langsung masuk ke dalam rumah.

"Lo juga ngapain sih gangguin Bagas terus," kata Wonwoo gak habis thinking.

"Yah, namanya juga cinta, Dip. Orang yang hatinya mati kayak lo mana tahu sih," ucap Seungyeon tengil.

"Mulut lo jaga ye nyet! Pagi-pagi udah bikin naik pitam aja!" ucap Wonwoo kesal.

"Hehehe maap maap. Btw gue pinjem tugas Pak Helmi dong," pinta Seungyeon ga tau malu.

"Nyontek mulu kerjaan lo nyet! Gimana mau mengayomi adek gue," ucap Wonwoo sarkas.

"Ohooo kalau soal mengayomi Bagas mah itu urusan lain zheyeng," ucap Seungyeon sambil naik turunin alisnya.

"Bacot bener. Dah lo tunggu sini gue ambilin bentar," kata Wonwoo.

Sambil nungguin Wonwoo, Seungyeon duduk dikursi teras rumah Wonwoo. Sambil bayangin masa depan bareng Hangyul. Sepertinya seru, nanti Seungyeon aja yang kerja Hangyul mengurus malaikat kecil mereka. Duh, jadi nggak sabar pengen ngelamar Hangyul secepatnya. Bayanginnya aja udah bikin Seungyeon senyum-senyum.

"Mikir kotor ya lo!" kata Wonwoo membuyarkan lamunan Seungyeon.

"Enak aja! Gue lagi membayangkan masa depan bareng Bagas uwu," jelas Seungyeon.

"Nih, tugasnya. Nanti malem balikin. Kalo sampe nggak lo balikin, gue bakar rumah lo," ucap Wonwoo galak.

"Iya, iya. Galak banget heran. Keluarga lo keturunan macan apa gimana sih?" ucap Seungyeon.

"Halah, galak galak gini lo juga masih suka sama adek gue,"

"Kalau Bagas mah galaknya imut, kalo lo galaknya serem njir," ucap Seungyeon menantang maut.

"Untung gue sabar ya, Hen! Pulang lo sekarang!" usir Wonwoo.

Seungyeon keluar rumah Wonwoo sambil ketawa ketiwi karena berhasil bikin Wonwoo kesel. Eh, tiba-tiba di depan pagar dicegat seorang Adipati Mingyu Syailendra. Kaget dong, mana garang lagi mukanya.

"Siapa lo? Ada urusan apa disini?" tanya Mingyu sok galak.

"Lo nanya gue?" tanya Seungyeon balik.

"Nanya pohon mangga! Ya nanya lo lah, jelas-jelas manusia disini cuma lo sama gue!" ucap Mingyu ngegas.

"Santai dong. Gue tadi ada urusan sama Dipta," kata Seungyeon.

"Urusan apaan lo sama bang Dipta?" tanya Mingyu.

"Kepo amat lo jadi orang, dah ya gue mau pulang. Oh dan kenalin gue orang yang bakal jadi mantu di rumah ini," kata Seungyeon dengan senyum tengil, lalu langsung pergi ninggalin Mingyu yang masih kaget.

"Ck, sialan! Harus gue pepet terus nih abangnya Dimas, jangan sampe keduluan bocah kampret itu!" monolog Mingyu. Padahal Mingyu cuma salah paham, kan gebetan Seungyeon itu Hangyul bukan Wonwoo.

@ TBC @

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

J'antjoequeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang