Chapter 1

993 77 7
                                    

Vote


Comment


Follow


Happy reading💕


Author point of view

Irene sedang sibuk membaca surat yang ada didepannya karena besok ia akan melakukan operasi untuk pasien yang menderita penyakit usus buntu. Ia meregangkan otot lengannya sesekali karena ia sudah bekerja seharian tanpa istirahat. Entah kenapa hari ini banyak sekali pasien yang datang dan itu membuat irene sampai lupa dengan makan siangnya. Ia sudah biasa melupakan segala hal karena sibuk dengan pekerjaannya tapi ia tidak lupa dengan urusan rumahnya dalam merawat suami dan anak sambungnya.

Ya irene seorang dokter muda berumur 30 tahun dan terkenal sudah menikah 5 tahun yang lalu dengan seorang pengangguran kim taehyung yang memiliki seorang anak gadis bernama kim yerim yang berusia 16 tahun. Banyak yang membicarakan kehidupan irene  mereka banyak berkata kalau irene hanya membuang waktu saja menikah dengan pria pengangguran yang sudah memiliki anak sedangkan irene wanita karir yang sukses dan muda. Tapi semua komentar itu tidak membuat irene goyah karena ia tidak memikirkan itu semua. Irene sangat mencintai taehyung walau dia kadang diperlakukan tidak wajar oleh taehyung.

Tok tok tok

"Masuk saja tidak dikunci". Kata irene tanpa melihat siapa yang datang. Ia masih fokus dalam membaca kertas yang sudah ada dihadapannya ini.

"Dokter bae. Ada yang ingin saya sampaikan tadi saya mendapatkan pesan kalau hmm. Anak anda dikantor polisi". Kata perawat itu dengan sopan dan apa yang dikatakannya itu berhasil membuat irene meletakkan kertas itu diatas meja dan langsung menyambar jas yang bersangkut di belakangnya dengan cepat.

"Aku akan kembali setelah ini dan kau periksa jadwal ku selanjutnya lalu kirim pada ku oke!". Perintah irene dengan cepat memakai jasnya dan keluar dari ruangannya meninggalkan perawat yang hanya menganggukan kepala atas apa yang irene perintahkan kepadanya tadi.

Irene keluar dari rumah sakit dan langsung menuju mobilnya memacu mobilnya dengan kencang sampai ia sampai dikantor polisi yang sempat perawat itu kirimkan lokasinya. Irene bersyukur karena kantor polisi ini sedang sepi sehingga tidak ada wartawan yang akan memergokinya disini. Irene langsung masuk kedalam kantor polisi ini dan ia melihat yeri duduk dihadapan seorang opsir polisi perempuan dan seorang opsir polisi laki-laki.

"Apa yang terjadi?". Tanya irene dengan khawatir dan langsung memeriksa keadaan yeri yang sudah berantakan.

Irene membenarkan rambut yeri yang acak-acakan dan ia melihat sudut bibir yeri pecah dan juga lebam disekeliling mata kanannya. Irene menatap yeri tidak percaya ada apa dengan anak ini irene tidak tau harus bagaimana lagi.

"Maaf nyonya anak anda membuat kekacauan disekolah dengan teman sekelasnya dan terlebih temannya itu laki-laki. Kami tidak bisa menahannya karena ia masih dibawah umur ia terkena tuduhan kalau ia membuat kekacauan terlebih dahulu. Karena dia masih dibawah umur kami serahkan dia kepada anda agar anda bisa mengajarnya". Kata opsir polisi wanita itu sambil membelai rambut yeri namun yeri menepisnya dan langsung ditahan oleh irene. Yeri menghela nafas dan menatap irene kesal.

"Saya minta maaf saya akan mengajarnya dengan baik dan saya berjanji dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi. Saya minta maaf". Kata irene dengan sopan dan beberapa kali membungkukkan tubuhnya namun segera ditahan oleh yeri.

"Minta maaf pada mereka!". Bisik irene tapi yeri mengacuhkannya dengan pergi meninggalkan irene dan dua opsir itu. Irene hanya menghela nafas lelah dan menatap kedua opsir itu dengan senyum manisnya.

"Maafkan anak saya dia memang begitu sekali lagi saya minta maaf". Kata irene sambil berlalu meninggalkan mereka dan segera menemui yeri yang sudah berjalan menjauh darinya. Irene berlalri kecil menyesuaikan langkah kaki yeri dan yeri menghentikan langkahnya lalu menatap irene kesal.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang