Chapter 1 "MOS"

10 0 0
                                    

Namaku Sky Mazorra, dipanggil sky, lahir bulan desember berzodiak capricorn, anak ke tiga dari empat bersaudara.

Saat aku berumur 4 tahun, latar belakang keluargaku sangat berkecukupan, sampai akhirnya saat SD kelas 1 aku berpindah daerah, lalu menetap disana, dan dari situlah permulaan hidupku dimulai.

Aku tak tahu kenapa alasan Orangtuaku ingin berpindah, tapi satu hal dalam benakku, kalau aku sangat kecewa,

Karena apa? Karena aku tak ingin hidupku yang dulu enak, terpenuhi, tiba-tiba hilang, yah Orangtuaku bangkrut, tapi tidak berarti aku dan keluargaku miskin, hanya saja yang tadinya bergelimang harta menjadi berkecukupan dan pas, tidak kurang dan tidak lebih.

Dan satu hal lagi yang membuatku terganggu, saat Ibuku melahirkan adikku, disitulah aku merasa sangat tidak senang.

Waktu berlalu

Sekarang aku memasuki kelas 1 SMP, disinilah kisah cintaku berawal dan juga menjadi salah satu faktor ku menjadi seorang introvert.

Di hari pertama MOS, aku sudah menandai kakak panitia yang aku sukai, namanya kak louis

Aku menyukai kak louis bukan hanya tampangnya yang ganteng, suaranya yang lembut, tapi dia juga pintar tidak seperti laki laki pada umumnya.

Tapi sayangnya setelah beberapa hari, aku sadar kalau aku bukan menyukainya, tp hanya mengaguminya saja.

Beda hal dengan kakak panitia yang sangat aku benci, tapi sekarang aku menyukainya, dan dia lah alasanku menjadi manusia introvert juga.

Di hari pertama saat perkenalan, dimana setelah beberapa orang dipanggil kedepan untuk memperkenalkan diri, saat itupun juga aku terpanggil,Akupun bangkit dan beranjak kedepan tuk perkenalan.

Guru disampingku berkata "perkenalkan nama lengkap, nama panggil, cita-cita dan motto hidup." aku hanya mengangguk.

"Namaku Sky mazorra, kalian bisa memanggilku sky, cita-citaku ingin menjadi dokter, motto hidup selalu bersyukur kepada tuhan atas apa yang telah di beri." kataku yang dimana aku hanya asal asalan tentang motto hidupku. "Nice, nama yang bagus." kata guru di sampingku, dan aku hanya tersenyum.

Waktupun berlalu, dimana hari terakhir saat MOS, disitulah kakak panitia menetapkan kegiatan baru, dimana seluruh anggota MOS diharuskan meminta tanda tangan seluruh kakak panitia dan di beri waktu hanya setengah jam, untuk yang sudah selesai mengerjakan di kumpulkan di ketua osis.

Setelah melewati beberapa panitia, aku mendatangi salah satu panitia yang dimana banyak sekali para siswi yang meminta tanda tangannya.

"Kak, boleh minta tanda tanganya?" tanyaku yang tak ada jawaban, aku hanya menunggunya, karna ku tahu banyak sekali siswi-siswi yang datang ingin meminta tanda tangannya.

1 menit berlalu "Kak, aku mau minta tanda tangan!" kataku ketus, dia hanya melirik, *wtf*  dalam hati.

"Kakak ganteng deh, boleh minta tanda tangannya?" kataku berusaha, dia hanya mengambil kertasku dan menyimpannya d paling bawah tanpa menanda tanganninya.

Aku terus menunggu, sampai akhirnya aku menyerah karena menunggu terlalu lama.

Ku ambil kertasku darinya" Dasar sok jual mahal, mentang- mentang punya muka ganteng lo."  kataku, lalu berjalan kearah lain.

" Kak nadin! " panggil ku.
" kenapa?" katanya "Boleh aku minta tanda tangan palsu? Karna sangat lama untuk meminta tanda tangan yang lain." keluhku. "haha, sini-sini Aku kasih tanda tangannya." katanya "akhirnya..." kataku lega.

"Sky!" panggil seseorang dari belakang, " iya kenapa?" tanyaku pada Rani.

"Boleh aku pinjem sepatumu? Sebelah aja kok" pintanya "buat apa?" tanyaku, "kata kak Rangga" katanya lagi.

"Apa? Kagak mau ahh, buat apa aku kasih sepatuku, dia aja gak mau kasih aku tanda tangannya." kataku pada rani.

"Ayolah salsa, aku juga mau tanda tangan kak Rangga." katanya, aku hanya berdecih kesal karena sepatuku jadi jaminannya.

Tiba-tiba rani langsung menarik kakiku dan mengambil sepatuku. "woi rani, balikin sepatu gue!" teriakku kesal.

Beberapa menit kemudian

"Kak, mana sepatuku?" tanyaku pada kak Rangga. " nggak ada." jawabnya "bohong!" kataku "emang gak ada kok." katanya lagi.

Akupun langsung mengobrak-abrik barang-barang  yang ada di pinggirnya.

"woi woi ngapain lo?" tanya nya "nyari sepatu." kataku.
Saat kulihat sepatuku, dan akan ku ambil, tiba-tiba kak Rangga menariknya terlebih dahulu.

"Kakak! " bentakku, dia hanya menatapku "Balikin gak sepatu aku?" kataku sambil berjinjit sembari mencoba mengambil sepatuku.

"Kak Rangga balikin gak?" kataku "nggak!" katanya. Para siswi dan panitia yang lain terus melihat kearahku, tapi tak aku hiraukan, sampai akhirnya sepatupun bethasil aku dapatkan.

Ku melihat kearah kak Rangga, lalu meledeknya dan meninggalkan area itu.

Makasih bagi yg sudah mau membacanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

INTROVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang