PART 1

17 3 1
                                    


-Broke my family, because you. Bitch!

Tes..

Satu cairan bening lolos dari pelupuk mata gadis cantik yang sedang menyendiri di balik dinginnya angin malam dan gelap yang mencengkam. Ia melihat ke atas awan dan mencoba melupakan apa yang saat ini membuat dirinya begitu gelisah dan merasa hatinya sedang tidak enak serta emosinya yang tidak dapat terkontrol.

Dadanya terasa sesak setiap kali mengingat akan hal itu. Hal yang sangat sangat ia benci dalam hidupnya. Hal yang paling ia sesali dan yang paling membuat dia merasa tersakiti disaat ia sedang seperti sekarang, menyendiri.

Ia selalu kesepian semenjak hal itu terjadi beberapa tahun lalu, disaat ia masih kecil. Hal yang bahkan seharusnya tidak ia rasakan di usianya saat itu. Hal yang tidak pernah diinginkan oleh setiap anak manapun termasuk dirinya.

Ya, kehancuran keluarga. Kehancuran sebuah keluarga yang ia anggap sangat harmonis, namun sekarang semuanya menjadi tragis. Keluarga yang dulu selalu ia banggakan kepada siapapun, saat ini menjadi keluarga yang sangat ia benci. Perempuan itu, perempuan yang hadir di dalam kehidupan keluarga mereka, perempuan yang merayu seorang pria yang telah memiliki anak dan istri.

Perempuan yang menjadi penyebab dari semua ini. Dan perempuan itu juga yang membuat ibunya koma sampai hampir 2 tahun lebih. Saat ia sedang meratapi semua hal yang terjadi pada dirinya, tiba-tiba gemuruh petir membuat lamunannya buyar, ia buru-buru menuju ke gedung belakang komplek rumahnya, ia memilih untuk berteduh di tempat itu karena ia ingin menenangkan diri saat ini.

Hujan turun makin deras, membuat gadis itu semakin sesak. Ia tidak bisa lagi membendung air matanya yang ingin jatuh sejak tadi namun selalu ia tahan, ia memutuskan untuk keluar dan bermain hujan. Ia menangis dibawah guyuran hujan yang sangat deras, meluapkan apa yang selama ini ia pendam lewat tangisannya. Tangisan luka dan kecewa yang selama ini ditutupi dengan sebuah senyuman yang sangat memuakkan.

"Gue bakalan bales semua yang udah lo lakuin ke keluarga gue, termasuk mamah gue, dan lo harus ngerasain apa yang mamah gue rasain saat ini. Dan gue bakal buat lo dan keluarga lo hancur secara perlahan. GUE BAKALAN BALES LO!" teriaknya di tengah hujan diiringi gemuruh petir yang menyambar.

Setelah ia berhasil meredam semua amarah dan emosi serta kesedihannya melalu hujan, ia memutuskan untuk kembali kerumah karena ia sudah sangat kedinginan saat ini. Ia berjalan dengan cepat karena khawatir akan terjadi apa-apa dengan ibu nya. Sesampainya dirumah, ia langsung menuju ke kamar ibunya dan ternyata ibunya sudah sadar dari komanya.

Dan apa ini? Mengapa dokter itu menyuntik ibunya kembali? Mengapa dokter itu membuat ibunya kembali tidak sadarkan diri? Dengan cepat gadis itu menghempas kan jarum suntik itu dan membuangnya.

" Apa yang kau lakukan hah?! Ibuku baru saja sadar dari komanya, dan kau ingin membuatnya tidak berdaya lagi? Dokter macam apa kau? Hah!" murka gadis dengan wajah merah padam.

"Ibumu mengalami depresi yang sangat berat, dia menjatuhkan barang-barang yang ada disekitarnya, dan hampir melukai dirinya sendiri tadi. Oleh karena itu kami terutama saya sebagai dokter perawat ibu anda memberikan bius untuk menenangkannya agar ia tidak berniat melukai dirinya sendiri lagi" jelas dokter itu.

Prangg...

Dara tersentak kaget saat mendengar pecahan gelas yang baru saja dilemparkan oleh ibunya ke tembok.

"KAMU JAHAT SATYA, KAMU BAJINGAN, KENAPA KAMU LEBIH MILIH PEREMPUAN ITU DARIPADA AKU SATYA, KAMU JAHAT SATYA KAMU BAJINGAN... AKHHH" teriak Rosa dengan frustasi.

Bagai dihujam pedang yang sangat tajam. Dara meringis melihat apa yang terjadi saat ini, ia sakit harus melihat ibunya seperti ini. Ada luka yang sangat dalam bisa ia lihat dari pancaran mata sang ibu. Ia bisa merasakan bagaimana sakitnya ibunya saat ini. Dara mendekati ibunya dan berkata,

"Mah, mamah yang tenang ma, ini Dara, Dara disini untuk mama, mama gak perlu takut lagi ya, dara bakalan selalu disini buat mama, jagain mamah dan rawat mama sampe mama sembuh"

Rosa melihat ke arah Dara dengan tatapan bingung, seolah ia tidak mengerti apapun yang terjadi dan yang ia ingat hanya sebuah penghianatan seseorang yang sangat ia sayangi, dan penyebab dari semua yang ia alami terjadi saat ini.

"Ka-kamu si-siapa? Apakah kamu perempuan yang merebut suami saya iya? Kamu perempuan itu hah!" maki Rosa.

"Mah ini dara, dara anak mama. Dara yang udah mama rawat dari kecil sampai sekarang" balas Dara dengan mata yang berkaca-kaca.

Ini sakit, sangat sakit. Ketika dara melihat Rosa depresi keras seperti ini dan ditambah lagi Rosa tidak ingat siapa dirinya. Yang Rosa ingat hanya pria bajingan dan perempuan murahan yang sudah membuat keluarganya hancur dan menjadi seperti ini.

"Tidak, saya tidak mungkin memiliki anak dari pria bajingan itu. Kamu bukan anak saya, kamu anak dari perempuan murahan yang sudah merebut mas Satya dari saya. Pergi kamu dari sini pergi, saya benci kamu, saya benci" usir Rosa dengan amarah.

Dara menangis. Menangis dalam diam, sakit sekali. Namun, apa yang bisa ia perbuat saat ini? Kejadian ini adalah pembelajaran dan ujian untuknya. Dara memilih untuk meninggalkan Rosa sendiri agar Rosa bisa menenangkan dirinya sendirian.

Rosa butuh waktu saat ini. Sebelum Dara pergi, Dara mencoba mendekati Rosa dan ia berkata,

"Mama istirahat ya biar cepet sembuh dan pulih, minum obat yang teratur ya. Biar kita bisa kayak dulu lagi, kumpul bareng lagi jalan-jalan lagi"

"Walaupun tanpa papa" gumamnya.

Setelah melihat Rosa tertidur, Dara memutuskan untuk masuk ke kamarnya. Ia berjalan sambil memikirkan rencana apa yang akan ia lakukan untuk menghancurkan Satya dan keluarga barunya.

"Gue bakal lakuin apa yang harus gue lakuin. Wait for me and i will destroy your life" ucapnya penuh dendam.

Sampai di kamar, dara menuju ke arah balkon dan melihat betapa indahnya langit malam ini. Langit gelap yang dihiasi bintang dan bulan yang terang. Namun, tak lama awan mendung pun tiba. Dara berpikir itulah hidupnya dulu dan saat ini.

Dulu hidupnya seperti langit. Penuh dengan kebahagiaan, canda tawa. Semua itu jauh sebelum hadirnya seseorang yang membuat hidupnya seperti awan mendung yang datang, yang membuat hidupnya menjadi tidak karuan yang membuat dirinya penuh dendam dan kepura-puraan.

Dara keluar menuju balkon kamarnya dan duduk di tempat biasa ia meratapi hidup disaat ia kesepian dan tidak memiliki siapapun. Dara berfikir apa yang harus ia lakukan. Setelah berfikir cukup lama, akhirnya ia mendapatkan cara yang licik untuk menghancurkan mereka.

"I know what to do" ucapnya sembari menyeringai.

Dara melihat ke arah jam dinding di kamarnya, jam menunjukkan pukul 12 dini hari dan itu artinya hari sudah mulai larut. Dan inilah saat yang tepat untuk ia menjalankan semua rencana yang harus ia lakukan.

Dara bangkit dari tempat duduknya. Dara mengambil jaket hitam kebanggannya dengan bertuliskan "LASKAR" yang itu artinya ia adalah salah satu anggota geng motor ternama di kota Bandung Barat. Ia mengambil pisau kesayangannya dan kemudian ia berjalan menuruni tangga menuju garasi rumahnya.

Ia mengeluarkan motor hitam sport miliknya, ia memakai helm full face serta masker wajah untuk menutupi identitas dirinya. Dia bergumam sambil menyeringai,

"This time, liat apa yang bisa gue lakuin ke keluarga lo. Aji Satya Nugraha"



HELLO READERS, IM COMING AGAIN.
Jadi ini cerita baru aku, nggak bucin kok ini cerita alur campuran ya, karena capek bikin bucin mulu dan alhasil bingung mau bikin ending yang gimana.

Oke happy reading gais and thanks for attention.

SALAM HANGAT SAYANG:*




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DARACLARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang