Happy reading💙Dira melangkahkan kakinya menuju kelasnya dengan perasaan senang. Bahkan, ia tak segan segan menyapa orang yang dilewatinya.
"Heh! Lo napa senyam senyum?! Kek orang gila tau! Ngeri gue." Lara bergidik ngeri.
"Iya nih, lo dateng dateng senyum terus, mana nyapa orang lagi." sahut Kenzi.
"WHAT?! SEORANG DIRA NYAPA ORANG?!" tanya Lara tak percaya.
"Sante dong, nyet. Gausah teriak teriak gitu!" jawab Dira.
"Eumm, kalian mau tau gak kenapaaaaaa?" Dira menaik naikkan alisnya.
"MAU!" jawab Kenzi dan Lara serempak. Sedangkan, Oliv hanya memutar bola matanya malas mendengar sahabatnya sangat ribut.
"Jawabanyaaaaaaaaa......"
"Geng lawan udah ngakuin kekalahannya. Dan dia sekarang jadi sekutu kita." sambung Dira.
"WHAT?!"
"SERIUS?!"
"Iya, bangke! Jan teriak mulu, kuping gue serasa mau copot." jawab Dira.
"Geng Dotaxar yang ketuanya ganteng itu?! Yang isinya cogan semua itu?!" tanya Lara tak percaya.
"Emang mereka cogan ya?" heran Dira.
"Yaiyalah, gobl*k! Gue heran deh sama lo! Lo dikelilingin dan kenal banyak cogan, tapi lo sama sekali gak nganggep mereka cogan. Lo rabun atau gimana sih?!" sungut Kenzi.
"Katarak." jawab Dira acuh. Kenzi dan Lara meng-amin-kan ucapan Dira.
"Heh! Gue berjanda keleus!" kesal Dira sambil melototkan kedua bola matanya.
"Neng Oliv daritadi diem diem bae, ngopi napa ngopi." ucap Lara kepada Oliv yang sedari tadi diam.
"Iya! Ngopi biar gak ngantuk." sahut Kenzi menimpali.
"Bacot lo!" jawab Oliv malas.
"Coba aja kalo ada Guntur, bucinnya tingkat akut." ejek Kenzi.
"Lo juga bucin kalo ada Gabriel!" ucap Lara.
"Lo juga tuh kalo ada si hama." jawab Kenzi.
"Dahlah, kalian semua bucin kalo ada cowok kalian!" Dira bersuara.
"Neng Dira kapan dapet pacarnya, neng? Gak bosen sendirian?" ejek Lara kepada Dira. Dira menatapnya datar sedangkan Kenzi sudah ngakak daritadi. Padahal tidak ada yang lucu, tapi kan humor Kenzi udah anjlok :')
"Bacot lo! Yang penting gue gak nangis gara gara berantem, gak bucin kalo ada cowok, gak ngambek kalok gak di kabarin. Wlekkk." jawab Dira tersenyum puas.
"Yeuu, awas aja kalo lo punya pacar. Gue doain lo lebih parah dari kita kita!" ucap Kenzi.
"Katanya ya, kalo doain orang lain berarti doain diri sendiri juga." jawab Dira lalu tertawa.
"DIRAA!!" kesal Kenzi lalu Dira tertawa puas.
***
Mereka -Dira dkk- sedang berjalan menuju kantin. Ya ngapain lagi kalo gak ngisi perut.
Sesampainya di kantin, mereka segera ke meja biasa tempat geng WINON makan.
"HALO EPRIBADEH!" sapa Lara sambil berteriak dan menggebrak meja. Tentu saja hal itu membuatnya dilihat oleh seluruh penghuni kantin.
"Ampun deh, Lar! Suara lo yang biasa aja udah kek toa, ni malah lo teriak lagi. Bisa pecah gendang telinga gue." sungut Deon, salah satu anggota WINON.
"Bacot lo, singa!" balas Lara.
Deon melototkan matanya, "Nama gue Deon! Bukan Leon atau singa." ralat Deon.
"Dih, bodo amat!" jawab Lara lalu menghampiri Fama, pacarnya.
"Eumm, gas lpg, misian dong. Gue mau duduk sama pacar gue." ucap Lara.
Bagas melototkan matanya karena Lara memanggilnya gas lpg. Sudah biasa sih dipanggil begitu, tapi kan...
Lara juga sudah biasa mengubah nama orang."Nama gue Bagas bukan gas lpg." ralat Bagas lalu berpindah posisi.
Oliv sudah duduk dengan Guntur. Sedangkan, Kenzi dan Dira masih belum duduk.
"Dira, napa lo? Ga ada pacar ya? Jadi ga bisa mojok. Hahahaha," ejek Kenzi lalu tertawa. Seluruh anak geng WINON juga tertawa membuat suasana menjadi hangat.
"Ngaca woi, pacar lo ga ada di sini juga keles!" kesal Dira tak terima.
"Kan gue gak jomblo, Dir." jawab Kenzi lalu tertawa.
"Nistain aja terus, nistain. Besok gue langsung nikah sama Lai Guanlin baru tau rasa lo!" kesal Dira.
"Heh! Pacar gue itu!" Kenzi tak terima.
"Itu suami gue!" Lara ikut berbicara. Fama menatap tajam Lara karena bicara saat sedang ada makanan di mulutnya. Lara langsung menyengir tak berdosa.
"Mampus!" ucap Dira lalu tertawa.
***