Section 1

52.4K 630 10
                                    

Cerita pertamaku, untuk Diana.
Adik ku tersayang.

....................

Alvaro Boutier.

Pria androgini yang sangat cantik, bahkan kecantikannya melebihi seorang wanita tulen sekali pun.

Memiliki impian yang sangat tinggi, tapi ia sangat sulit untuk meraihnya.

Tentu saja, di dunia ini tidak ada yang gratis.

Impiannya adalah menjadi seorang Model yang terkenal.

Tapi sayang seribu sayang, harapannya tidak pernah kesampaian.

Karena untuk menjadi seorang Model?

Perlu uang dan juga...

Dorongan dari orang yang berpengaruh.

Alva tidak tahu siapa yang harus ia jadikan untuk menjadi 'dorongan' agar ia bisa menjadi Model.

Ia itu orang dari kalangan menengah ke bawah, seluruh keluarganya juga begitu.

Tapi, jangan panggil ia Alvaro jika ia tidak bisa mendapat sokongan sebagai tanjakan kesuksesannya.

Apapun yang terjadi, walau ia harus mengorbankan harta berharganya pun?

Akan ia lakukan, impiannya untuk menjadi Model itu sudah mendarah daging.

Dari sejak ia kecil.




"Kau sedang apa disini Alv?"

Pria androgini itu mendongak, menatap ke arah seorang pria manis yang berada dihadapannya dengan raut masam.

"Jangan tanya Kevin." Balasnya malas dan kembali menduduk.

Sementara pria manis itu melipat tangannya di depan dada, melihat sahabat karibnya dengan tatapan tajam.

"Kalau kau memang ingin jadi Model, seharusnya kau berjuang. Jangan membuang waktu mu hanya untuk hal tak berguna itu." Ucap si pria manis dengan nada kejam.

Sementara Alvaro?

Ia mendongak, lalu dengan cepat berdiri dan menatap tak suka ke arah Kevin.

"Apa maksudmu Kev, kau berusaha untuk merendahkanku?" Tanyanya sambil tersenyum miring.

Si pria manis itu menepuk jidatnya.

"Kau salah paham Alv, aku disini untuk membant--"

"Bullshit, kalau kau memang ingin membantuku. Kau pasti memberi ku pinjaman uang yang ku pinta!" Sela Alvaro dengan cepat.

Ia tak mau mendengarkan ucapan tak penting dari salah satu ah tidak, satu-satunya sahabat yang ia miliki tersebut.

Toh, ia juga tidak mungkin bisa membantunya.

"Dengarkan aku dulu, aku memang tidak bisa membantumu."

Nah 'kan?

"Tidak perlu, kalau memang tidak bisa." Ucapnya malas.

Toh kalau memang tidak bisa ya, jangan memaksakan diri.

Ia mengerti kok.

"Setidaknya dengarkan aku dulu," ucap Kevin dengan memelas.

Pria androgini itu mendongak, "Lalu?"

"Aku memang tidak bisa membantumu Alvaro, tapi kakak ku bisa."

Deg.

Eh?

"Kakak?"

Alvaro mengernyitkan dahinya, ia bingung.

My Stupit Baby (BL21++)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang