27 Desember
Gadis itu mengambil putri salju terakhirnya. "Sam, hmm, tidak maksudku Semi? Atau Simi? Cimi? Ya Cimi kamu lucu jika kupanggil Cimi, Sam." Gadis itu mengangkat putri salju satu-satunya. Lalu menutup salah satu matanya sambil menyejajarkan pada wajah Sam. "Sam, eh maksud ku Cimi, kau tahu, kalau namamu ini lucu. Oh, lihatlah dirimu Cim! Kau serupa dengan kue ini, sama-sama menggemaskan malah lebih mirip dengan kelinci di Sirkus dari pada putri saljuku," gadis itu tersenyum lebar melihat raut tidak suka Sam.
Sam yang melihat gadis di depannya tertawa segera menggambil putri salju dari genggamannya. Ia langsung memakannya dan mengunyah dengan senyum puas sebagai gantinnya. Gadis itu melonggo tak percaya. Bagaimana bisa kue spesialnya yang tinggal satu raib hanya dalam sekejab.
"SAM! KURANG AJAR KAU-" sebelum gadis itu memakinya lebih banyak Sam pergi berlari meninggalkan gadis itu secepatnya, "HEI PENCURI TUNGGU AKU! KEMBALIKAN KUE MILIKKU!" Teriak gadis itu mengejar Sam. Langkah kecilnya tidak pas dengan langkah Sam yang jauh di depannya. Sam menjauhi gadis tersebut lalu lari mengelilingi sekitar mereka membentuk lingkaran.
"SAM AKU MEMBENC- ADUHH!!" teriakan gadis itu terhenti di gantikan ringisan. Sam mendengar itu menoleh mendapati gadis kecilnya jatuh terpeleset olah kubangan lumpur di bawahnya. "Sam! Tolong aku!" teriak nya kali ini. Sam mendekatinya lalu berdiri memberi jarak padanya dan menatapnya.
Gadis itu mendonggak,"Cimi kau jahat. Aku membencimu. Tolong aku cimi!" teriaknya lagi.
"berhenti memanggilku Cimi, aku tidak suka panggilan alay mu itu, Ash," Sam masih belum bergerak membantunya. Ash menatap Sam tak percaya. Ia tak ingin kalah sekarang.
"Aku menolak!" kukuh Ash kemudian. Sam hanya menghela nafas sebentar lalu beranjak mengambil ranting di samping Ash.
"Ini ambil," Sam menyodorkan ranting tersebut. Ash hanya menatap tak mengerti maksud lelaki di hadapannya. "pegang ini. Katanya tadi ingin bantuan?"
Ash menekuk wajah muram. Bukan cara seperti ini yang di maksudnya. Kenapa Ash menganggap seolah-olah Sam tidak ingin bersentuhan padanya. Ingin menangis batin Ash.
Sam tahu Ash diam saja. "Jangan berpikir yang bukan-bukan. Aku hanya ingin menjaga mu. Sekarang kita bukan lagi anak kecil Ash. Kita sama-sama tahu bahwa umur kita bertambah. Aku akan mengenggammu, tapi tidak sekarang. Ini belum saatnya Ash. Aku harus menjaga dirimu sampai saatnya tiba." Terang Sam panjang lebar. Jujur Ash tidak mengerti. Sam terlalu banyak membaca dongeng, batinnya.
Gadis itu menerima sodoran batang terebut lalu bangkit. Ia menahan kesal melihat bajunya yang terkena lumpur.
"SAM! Aku benci padamu. Baju putihku baru dipakai dua kali dan ini sudah melebihi dari kata kotor, oh Sam kau benar-benar," cerca Ash menunjuk pada bajunya dan Sam bergantian.
Sam hanya mengedikkan bahu acuh. "salahmu, aku sudah bilang jangan panggil aku Cimi,"namun sedetik kemudian lelaki itu tersenyum melihat Ash cemberut, "sudahlah, kita sudahi hari ini, kau pulang Ash. Aku tahu kau butuh memebersihkan ini semua." Sambung Sam seraya melangkah masuk Ash kembali ke rumah.
Ash yang melihat itu hanya mengikuti langkah Sam di belakang.
***
30 Desember
Ash memperhatikan kalender, sebentar lagi pergantian tahun dan itu membuat hatinya senang karna Sam berkata bahwa ia akan mengajak Ash berkeliling taman kota. Ash tahu dirinya memang terpaut 3 tahun lebih muda dari Sam, maka dari itu ia selalu ingin pergi ke kota namun Mama selalu bilang ia masih kecil padahal usia Ash sudah 13 tahun, dan itu sudah besar menurutnya. Lagi pula, taman kota tidak terlalu jauh dari rumahnya. Ia sudah bisa mengendarai sepada.
Ash menggambil kertas, menuliskan surat untuk Sam.
Sam, kau idak lupa dengan janjimu itu kan? Baiklah kalau kau lupa, aku akan menginggatkan, KAU BERJANJI MEMBAWAKU KE TAMAN KOTA BESOK!
Sam, aku sudah menantikan hari itu tiba, kau jangan telat. Karna aku juga akan bersiap 30 menit sebelum kau menjemputku.
Nb:aku akan melupakan hutangmu tentang kue kemarin jika kau tidak telat! Tidak perlu berterima kasih, aku memang baik.
Dari aku,
SnowWhite.
Ash melipat surat tersebut lalu memasukkanya ke dalam kaleng yang di tautkan pada tali. Tali tersebut menghubungkan kamar Ash dengan rumah di depannya, kamar Sam. Ya,mereka bertetangga, hal itu yang menyebabkan mereka dekat seperti saudara sedari dulu.
Gadis itu menarik tali perlahan sampai kaleng tadi mengenai jendela kamar Sam. Ia mengendurkan lalu menarik sekali lagi supaya terdengar suara menggetuk di jendela. Semenit,dua menit, dan ini hampir lima menit Sam belum membuka jendelanya. Ash heran, ada apa dengan Sam. Terakhir kali seperti ini saat itu Sam bilang ia sedang mandi. Mungkin sekarang lelaki itu sedang mandi, batin Ash berpikir.
Ash masih menunggu. Sampai menit ke lima belas di jam wekernya, Sam belum juga membuka jendela. Ash cemberut, kesal menunggu Sam yang lama. Akhirnya ia berniat mngetuk jendela Sam menggunakan kaleng sebelum sampai akhirnya Sam menunjukan wajah. Lalu membuka jendela kamarnya.
"Ada apa?" tanya Sam. Rambutnya basah, wajahnya pun sama. Berarti Sam baru selesai mandi, pikir Ash mengira.
"Kau lama sekali Sam, aku lelah menunggu mu membuka jendela, cepat ambil dan baca dengan teliti. Kau harus membacanya berulang kali agar tidak lupa," teriak Ash agar suaranya dapat di dengar. Sam mennggambil kertas tersebut, membacanya dengan seksama.
Ia tersenyum mengangkat jarinya membentuk OK. Lalu menutup jendela. Ash yang melihat itu, tersenyum senang. Ia sungguh tidak sabar untuk harinya esok.
***
tbc
Mohon dukungannya dengan menekan bintang,
terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME LINE
Teen FictionAsh tak pernah menyangka bahwa di hari spesialnya, Sam menghilang, ralat melarikan diri lebih tepat. dan kini sudah 10 tahun, Sam belum kembali. Ash takut jika nantinya Sam benar-benar menghilang tidak hanya dari kehidupannya, namun hatinya. dan i...