permulaan

22 6 2
                                    

(bahasa non baku,cerita belum di revisi)

***

Minggu pagi ini cuaca di ibu kota sangat cerah,sinar mentari pagi yang sehat,langit biru yang  sebiru laut dipadukan dengan awan berwarna putih yang menambah kesan aesthetic,udaranya sangat bersih yang belum terkontaminasi polusi udara,serta suara burung seakan akan mereka sedang saut sautan.

Pagi ini,Ayla dan Naila akan bersepedah ke taman kota,katanya mereka sih ingin jalan jalan sambil mencari sarapan.nyatanya,mereka malah keasikan melihat  cogan cogan yang ada di sana lebih tepatnya Naila.

"Nai,lu itu niatnya mau sepedahan apa mau nyari jodoh sih?herman gue." Tanya Ayla kesal,pasalnya Naila dari tadi mengoceh tentang cogan cogan itu yang belum di ketahui statusnya itu.

"Terah abangnya de!mata mata gue ini.kalo ga mau balik aja sono lu!" Jawab Naila ketus,yang mengundang kata kata kasar ayla keluar.

"Anjir lu,lu tadi yang ngajak sepedahan nai,gajelas lu mah.yaudah gue balik!."ucap Ayla kesal lalu berbalik sambil mendorong sepedahnya.tiba tiba tangannya di cekal oleh Naila. "Kenapa lagi sih nai?gue di sini salah,balik salah.mau lu ape tong?" Tanya Ayla geram,pasalnya Naila tidak jelas.

"Baperan lu,becanda juga gue .yaudah ayo sepedahan.tapi abis sepedahan kalo gue liat liat cogan lagi lu jangan ngelarang ya." Ucap Naila lagi.

"Hmm." Gumam Ayla lalu ia menaiki sepedah kemudian berlalu meninggalkan Naila.

"Anjir lu ay,gue di tinggal." Umpat Nayla sambil menghentak hentakan kakinya di jalan aspal tersebut.

***

Di sinilah Ayla dan Naila berada.di tukang bubur legendaris di daerah sini. Tukang bubur kaki lima yang selalu mangkal di pinggir taman kota itu buka dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB. Kalo kalian belum tau,Ayla dan Naila sudah kenal dekat dengan penjual bubur tersebut. Nama penjualnya adalah mang Udin.

"Mang,biasa ya." Ucap Naila sambil mengangkat jarinya menjadi angka dua.

"Asyiap neng,tunggu ya neng Lala Lili." Ucap mang udin.

kalian tau tidak,mengapa Naila dan Ayla di panggil Lala dan Lili oleh mang Udin? Karena,muka Ayla dan Naila itu banyak yang bilang mirip,padahal tidak mirip sama sekali.mungkin karna faktor teman dekat.

Ayla dan Naila itu sahabat dari kecil,mereka beteman dari usia 1 tahun. Mereka sudah seperti adik dan kakak.keluarga Ayla dan Naila sangat dekat.tidak jarang Ayla menginap di rumah Naila ataupun sebaliknya,mereka berdua menganggap rumah sendiri.

Ayla memanggil Tante fannya (ibu Naila) dengan sebutan ibu dan om Agra (ayah Naila) dengan sebutan ayah. Naila memanggil Tante Laras (mama Ayla) dengan sebutan mama dan om Akra (papa Ayla) dengan sebutan papa.
Mereka sudah seperti keluarga sendiri.

"Nih neng Lala (Naila) gak pake daun bawang. Dan ini buat neng Lili (Ayla) tercinta gak pake kacang." Ucap mang Udin sambil memberikan mangkok itu kepada mereka berdua.

"Makasih mang, mang Udin ganteng deh." Ucap mereka berdua kompak,lalu seketika mereka bertiga tertawa bersama.

"Atuh neng Lala sama neng Lili bisa aja,mang Udin jadi malu." Ucap mang Udin malu,karena Ayla dan Naila memujinya dengan kata 'ganteng'. Lalu mang Udin pergi ke arah gerobaknya.

From The EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang