•[chapter 1]•

31 9 36
                                    

.
.
.

"Boleh saya pinjam senyumannya? Jika ditanya ' untuk apa?' maka akan ku jawab. karena aku merindukan senyumanmu."
~ Shaquille Violétte~
.
.
.
"Happy reading♡"

Shaquille merebahkan tubuhnya yang lelah di kamarnya setelah pulang sekolah, ia memejamkan matanya sebentar sebelum akhirnya ia beranjak lalu menyambar handuk untuk pergi mandi.

Setelah mandi ia mengambil laptopnya lalu menuliskan sesuatu, ia menyalin sesuatu dari buku hariannya ke laptop itu.

Tiba-tiba Sha berhenti sejenak dari aktifitas nya, ia berlari menuju balkon rumahnya dan melakukan hobinya. Menikmati suasana di malam hari.

Bunyi dering telepon dari ponselnya membuatnya kembali masuk ke dalam kamar kemudian menerima telepon itu.

"Hallo Ra, ada apa?" Ucap Sha.

......

"Ra, lu tau sendiri kan. Gue orangnya kek gimana." Jelas Sha di seberang telepon.

......

"Iya deh, terserah lu. Gue mau nonton,bye." Ucap Sha lalu mematikan teleponnya secara sepihak.

Shaquille memandangi laptop itu hingga larut malam dan akhirnya tertidur di meja belajarnya sampai pagi.

"Shaquille, bangun..." Teriak ibu Sha dari dapur.

"Hah, upacara! Gue kan jadi kandidat Duta kepemimpinan SMA." Ucap Sha gugup lalu bersiap-siap.
Sha turun dari kamarnya ke ruang makan untuk sarapan.

"Loh nak, kok tumben pake rompi itu? Ada acara apa." Tanya ibu Sha yang menunjuk pada rompi kotak-kotak berwarna merah terang dengan bordir nama sekolahnya itu.
"Oh jadi gini ma, aku ditunjuk jadi kandidat Duta kepemimpinan." Terang Sha, sementara ibunya hanya tersenyum bangga.

"Yaudah ya ma, Sha berangkat dulu. Assalamualaikum." Ucap Sha sambil mencium tangan ibunya lalu berlari menuju sekolahnya yang lumayan dekat.

"Hossh.... Hossh... Untung belum telat." Ucap Sha terengah-engah karena berlari.
Ketika di depan gerbang ia melihat Arash tengah dikerumuni siswi-siswi yang terbuat adalah penggemarnya. Sha hanya mendengus lalu berjalan seolah tidak ada apa-apa.

"Heh, bocah." Panggil Arash ketika Sha lewat di hadapannya. Sementara Sha hanya meliriknya.
"Upacaranya mulai 10 menit lagi, kamu gak boleh telat." Ucap Arash sambil menarik lengan Sha menuju lapangan utama.

"Bentar ih pak, tasnya saya taruh kelas dulu." Ucap Sha kesal lalu berlari menuju kelas untuk menaruh tasnya lalu kembali ke lapangan utama.

Sha diberi pengarahan terlebih dahulu oleh bapak kepala sekolah lalu setelah itu ia mengambil posisinya dan bersiap untuk upacara.

Upacara akan dimulai 5 menit lagi, harap seluruh warga sekolah berkumpul di lapangan utama sekarang juga.

"Violet..." Panggil Arash.
"Tumben. Ada apa, bapak manggil saya?" Tanya Sha lalu menoleh.
"Rambutmu berantakan." Ucap Arash lalu mengelus rambut Sha dan merapihkan nya.
Sementara Sha yang diperlakukan sedemikian pun hanya terdiam kebingungan.

"My Arrogant Boyfriend"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang