TERHITUNG sudah lima bulan Jaemin mengenal anak dari salah satu dosennya, Johnny. Seorang pria yang dewasa, menyenangkan, and such a gentleman.
Waktu kencan pertama mereka di salah satu restoran cepat saji kesukaan Jaemin, pria Seo itu mengakui keinginannya untuk mengenal dirinya lebih jauh dan berharap bisa berlanjut menjadi sepasang kekasih.
Jaemin tentu terkejut. Baru pertama kali ini ia bertemu seseorang yang sangat jujur dan tidak ragu untuk mengutarakan perasaannya. That's what makes Johnny more sexy.
Selama lima bulan ini, Johnny benar-benar membuktikan seluruh keinginannya melalui aksi serta afeksi yang tidak terlalu berlebihan. Terkadang pria itu menjemput Jaemin menggunakan mobilnya dan membelikan satu cup milk tea dengan extra sugar kesukaannya kemudian berkeliling sebentar sebelum benar-benar mengantar Jaemin pulang.
Saat Jaemin sedang merasa stress dengan banyaknya tugas serta praktikum, Johnny tanpa bertanya akan membelikan dirinya beberapa plushie dan menawarkan pelukan yang begitu menenangkan. Bersedia dengan tulus untuk mendengarkan segala keluh kesahnya.
Dengan pembawaannya yang ramah dan humoris, Johnny ternyata memiliki banyak teman di kampus maupun luar kampus. Tapi, pria Seo itu benar-benar tahu cara menempatkan prioritas di dalam hidupnya dan dalam kencan mereka yang keduaㅡwell, sebenarnya mereka hanya pernah berkencan dua kali karena kesibukan masing-masingㅡJohnny mengatakan kalau Jaemin, kini, adalah salah satu prioritas utamanya.
Menurut Jaemin, Johnny Seo itu wujud nyata dari pria idaman seluruh umat manusia.
Libur musim panas telah tiba dan malam ini Johnny mengajak Jaemin untuk makan malam di rumah keluarga Seo. Jaemin awalnya menolak, ia merasa sungkan jika harus semeja dengan orangtua Johnny.
"Dad yang mengundangmu. Katanya ia membutuhkan teman untuk bercanda selama makan malam selain mom. Bagaimana? Tenang, ada kekasih sahabatku juga kalau kamu takut merasa asing."
Jaemin tahu dengan jelas Johnny membawa sang ayah sebagai alasan agar dirinya mau ikut makan malam dan bodohnya Jaemin mengiyakan ajakan pria tersebut setelah mendengar alasan itu.
Disinilah Jaemin berada, berdua di dalam mobil bersama Johnny yang sedang fokus menyetir ditemani lagu favorit mereka. Jaemin sudah beberapa kali mengatakan bahwa dirinya gugup dan dibalas dengan kalimat penenang dari Johnny yang sedikit banyak membantu.
Jaemin sempat merasa rileks untuk beberapa menit namun kembali merasakan kalau telapak tangannya menjadi dingin saat mobil Johnny memasuki halaman rumah keluarga Seo yang terlihat sederhana tapi Jaemin yakin bahwa rumah di hadapannya ini berharga puluhan juta dollar.
"Johnny, aku gugup." Bisik Jaemin sesaat setelah Johnny selesai memakirkan mobilnya di depan garasi.
Johnny tersenyum dan menggenggam tangan yang lebih muda, mengecup punggung tangan milik Jaemin dengan lembut. "Kamu sama hebatnya dengan kedua orangtuaku. Jangan merasa rendah diri, kamu pantas berada semeja dengan mereka." Ujarnya sembali menatap Jaemin tepat di mata, memberikan ketenangan lewat tatapan mata.
Rona kemerahan tercipta di wajah manis milik Jaemin. "Apa aku sudah terlihat manis?" Tanya Jaemin sembari menjauhkan tangannya dari genggaman Johnny. Ia merasa malu dengan perlakuan lembut pria tersebut.
Kekehan pelan lolos dari bilah bibir Johnny. "Kamu selalu terlihat mempesona, Jaemin. Ayo turun, sepertinya Jeffrey sedang menatap mobil ini."
Keduanya turun dari mobil bersamaan dan Jaemin tersenyum tipis untuk membalas lambaian tangan seorang pria lain yang ia yakini bernama JeffreyㅡJaehyun, sahabat Johnny sejak pria itu masih memakai popok.