"Most people consider life a battle, but it is not a battle, it is a game." - Florence Scovel Shinn, on her book 'The Game of Life and How to Play It', 1925.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Presiden mengeluarkan dekrit baru, mendeklarasikannya dengan begitu lantang diatas podium bahwasanya anak-anak remaja yang telah menginjak usia 17 tahun harus mengikuti ujian tertulis beserta dua sesi wawancara. Jikalau mereka mendapatkan nilai kurang dari yang telah ditetapkan, meskipun hanya kurang satu poin, mereka terpaksa harus dibuang ke luar dari negara. Semata-mata eliminasi manusia ini dilakukan karena negara sudah terlalu padat oleh penduduk, sesak akan bayi-bayi yang lahir diluar pernikahan, penuh oleh para orangtua yang miskin namun tetap tidak berhenti untuk memproduksi anak; ditambah anak mereka bodoh dan tidak bisa memberi kontribusi apapun pada negara.
Orangtua ada yang melakukan demo, ada yang pasrah akan keadaan bahkan berharap anak mereka dibuang saja, jauh-jauh dari kehidupan mereka dengan tagihan listrik yang semakin melilit.
Hanya ada satu upaya untuk tidak mengikuti ujian itu bagi para anak-anak bodoh dan tidak berpotensi, yang sudah pasti akan gagal saat ujian. Yakni, dengan masuk ke sekolah SMA Kilau Bintang. Mengapa demikian? Karena itu satu-satunya sekolah yang menyediakan ilmu yang paling memadai dengan proses eliminasi siswa paking kejam ditengah-tengah kondisi negara yang kembali dijajah oleh para bangsa Eropa. Sudah pasti anak-anak yang masuk ke sekolah itu memiliki otak yang berbobot nan pintar, jika bicara tidak takut melontar argumen dengan gerak tangan yang luwes seolah berusaha memberi pemahaman yang baik pada lawan bicara.
Suatu hari, SMA Kilau Bintang membuat keputusan yang cukup menggemparkan, yakni kembali membuka program Kelas Sirius yang telah ditutup sejak 7 tahun lalu, karena salah satu murid mereka yang gugur saat menimba ilmu dengan status sebagai siswa kelas Sirius. Namun dengan iming-iming anak-anak itu akan sukses dan lulus dengan tiga ijazah (ijazah dengan Bahasa Indonesia dan Inggris, serta ijazah Kelas Sirius itu sendiri), dan mereka akan diperlakukan secara istimewa di lingkungan sekolah, anak-anak yang terpilih itu merasa senang tanpa tahu rahasia dibalik kebangkitan Kelas Sirius yang telah lumpuh selama 7 tahun.
Ternyata, Kelas Sirius hanya berisikan delapan orang anak dengan potensi luar biasa, seolah mereka adalah mutan percobaan dalam laboratorium.
Siapa saja anak-anak itu?
Yang pertama diumumkan namanya lolos untuk memasuki Kelas Sirius adalah, Jackielle Robinson.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
