Tangis Sang Ibu

12 2 1
                                    

"HAH?! Kamu gak bohong kan Agil?".

"Agil gak bohong bu..".

"Dimana posisi kamu sekarang nak?".

"Rumah Sakit Intan, Bu..".

"Baik Nak Ibu kesana".

15 menit kemudian datanglah sebuah Mobil Jeep biru. Keluarlah dari pintu Ibu dan Bapak Irfan.

"Dimana Nak, Anak saya??".

"Di ruang ini Bu..".

Ibu Irfan mencoba untuk masuk dan diperbolehkan oleh Petugas IGD. Lalu Agil diluar sambil berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar Teman sekamarnya, Irfan baik-baik saja. Agil mendengar jerit tangisan Ibu Irfan dari dalam ruang IGD. Dan beberapa lama kemudian.

(Pintu terbuka)

"Bu.. Irfan bagaimana bu? Apakah masih baik-baik saja bu?". Tanya Agil cemas

"Nak.... Irfan mengalami pendarahan hebat di kepalanya dan harus menjalani operasi". Jawab Ibu Irfan sambil menahan tangis.

"Terus nanti gimana Bu? Irfan boleh dibawa pulang Bu?". Tanya Agil cemas

"Sementara rawat inap dulu Nak, habis itu baru operasi". Jawab Ibu Irfan

Agil merenung sejenak lalu tiba-tiba perasaan tidak enak melintas di kepalanya. "Duh, masa gue sendirian sih di kosan, mana Irfan harus dirawat inap dulu, ah udah gak apa-apa lah". Agil berpamitan dengan kedua Orang Tua Irfan.

"Bu, Pak, saya izin pamit pulang ke kosan lagi..". Agil sambil bersalaman.

"Iya Nak.. Hati-hati dijalan ya..". Jawab kedua Orang Tua Irfan.

Baru saja ingin membuka pintu mobil, tiba-tiba angin dingin datang begitu saja dan Agil segera masuk ke Mobil. "Duh perasaan gue gak enak banget" Tutur Agil. Agil melanjutkan perjalanannya dan berhenti sejenak untuk membeli makan malamnya. Setelah membeli sebuah Nasi Padang, Agil sesegera mungkin kembali ke Kosannya.

(Pintu Kosan terbuka)

"Untung gue udah balik kesini, makan dulu ah laper banget"

Agil membuka pintu kamarnya dan dikejutkan dengan cairan berwarna merah di lantai kamarnya.

"Lah bukannya darah Irfan udah gue bersihin ya tadi di dapur, kok ada dikamar gue, aneh". Agil heran.

Agil langsung mengambil kain pel di dapur dan mencium bau amis. Agil langsung mengabaikannya dan segera kembali ke kamarnya. Baru saja satu suapan tiba-tiba teman Kampusnya mengirim pesan lewat WhatsApp. Temannya menanyakan kondisi Irfan. Agil tak langsung membalasnya, Ia menghabiskan makanannya terlebih dahulu. Setelah habis, Agil menuju ke kamar mandi untung buang air kecil. Tidak ada kejadian apa-apa untungnya dan Agil langsung masuk ke kamarnya.

Malam ini jam 00.03. Agil tidak bisa tidur karena masih khawatir dengan kondisi temannya, Irfan. Lalu Agil menonton YouTube sebentar dan tiba-tiba dia mendengar ada suara panci jatuh di dapur. Agil mengabaikannya dan langsung tidur.

Pagi tiba dan Agil segera mandi. Setelah mandi, Agil bersiap-siap untuk pergi menjenguk teman sekamarnya, Irfan.

Agil tiba di Rumah Sakit Intan. Agil langsung masuk dan menanyakan dimana letak kamar temannya itu. Setelah tau letak kamarnya, Agil segera menuju kamar temannya.

(Pintu kamar Irfan terbuka)

Agil melihat Ibu Irfan sedang duduk disamping Irfan dan Irfan terbaring lemas.

"Fan, gimana kabar loe, Gue harap Loe gak kenapa-napa". Tanya Agil

"B-b-a-ik baik saja Gil". Irfan sambil tersenyum.

"Bagus deh, Gue kesepian banget Fan di kosan". Kata Agil sambil tertawa.

"Iya gak apa-apa tunggu aja ya Agil..". Jawab Irfan

Agil menanyakan Ibunya kapan Irfan operasi dan Ibunya bilang kalo Irfan operasi sekitar 5 hari lagi. Setelah beberapa lama Agil berpamitan dan pulang kembali ke Kosannya"

















Vote saya ya dan komen dibawah ini untuk lanjut😁

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ROOMMATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang