Halo India

5 0 0
                                    

Setibanya aku di India. Aku menelpon kakakku yang berada di Dubai. Saat itu aku baru tiba di Bandara Indra Gandhi,India.

"Halo ka Rani" kataku

"Halo Syifa, ada apa. Jangan bilang kamu mau minta izin lagi pergi ke India, kakak udah bilang..." ujar kak Rani

"Aku udah di India" sahutKu

"Apa..Jangan main-main ya dengan kakak" ujar kak Rani dengan suara tinggi

"Hmm, aku beneran di India. Maaf ya.. Syifa tutup dulu telponnya, mau istirahat" ujarku

"Syifa...dek, pu.." ujar kak Rani lalu aku putuskan telponnya

Aku tau, kakak pasti sangat marah kepadaku. Dia sangat mengkhawatirkan adik satu-satunya ini. Tapi bagiku, artikel ini sangat menarik untuk ditulis. Dan untuk menulis artikel ini, aku harus pergi ke India.

Aku pun menginap disalah satu Hotel yang tak jauh dari Bandara. Aku beristirahat sejenak, lalu mulai mengelilingi ibu kota India ini, New Delhi. Seperti biasa, berkelana di negeri orang, aku melihat keunikan tersendiri yang dimiliki India. Menelusuri sudut kota yang belum pernah dikunjungi dengan sendirian saja.

Disini kesenjangan sosial sangat terlihat, seperti biasa aku memperhatikan semua orang, kemudian aku tulis dikertas konsep artikelku. Aku mengelilingi kota Delhi dengan menggunakan bajai yang telah aku sewa sampai malam. Aku pergi ke Taj Mahal, yang merupakan salah satu 7 keajaiban dunia. Saat malam tiba, saat hendak pulang kembali ke hotel. Supir bajai berhenti didepan salah satu Kuil tak jauh dari Hotel. Saat itu, aku bertemu dengan seseorang, kemudian aku wawancarai untuk aku tulis didalam artikelku.

Tak lama kemudian, supir bajai itu datang. Kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke Hotel. Sesampainya dihotel, aku disuguhkan makanan khas India, yaitu ladoo, jalebi dan pani puri. Setelah itu, aku masuk ke kamar untuk beristirahat.

Keesokan harinya, aku pergi berjalan-jalan kaki sendiri menelusuri wilayah disekitar Hotel. Setelah lumayan jauh dari Hotel, tiba-tiba ada yang mencuri tasku. Aku panik dan langsung kembali ke Hotel.
Aku meminta staf hotel untuk mencari tasku itu, karena didalamnya terdapat hp, uang 2000 rupee, dan yang terpenting buku catatan konsep artikel yang telah aku buat.

Setelah tiga hari semenjak aku kehilangan tasku, aku tidak keluar dari kamar hotel. Sudah hampir tengah malam, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu hotel. Aku takut jika itu orang jahat, karena dinegeri ini selalu ada hal yang tak terduga. Sebelum membuka pintu Aku mengambil kurta dan kemoceng. Saat aku buka pintu, ada seorang pria didepan pintu kamar hotelku itu.

"Siapa kau" ujarku lalu hendak menutup kepala

"Maaf meng..." ujar pria itu

Lalu aku tutup kepalanya dengan kurta dan memukulnya dengan kemoceng.

"Kau ingin berbuat jahat dimalam hari ha?? Tapi aku sudah bersiap" ujarku sambil terus memukuli pria itu.

"AMPUN NONA.....AMPUN...Maaf nona...ini saya Ranveer. Staf hotel" ujar pria itu.

Lalu aku berhenti memukul dan diam membisu. Diapun menyingkirkan kurta dari wajahnya lalu memandangku dengan takut.

"Maaf nona, jangan pukul saya lagi. Sakit..." ujarnya dengan lusuh

"Maaf, aku kira..." ujarku dengan tersengal-sengal

"Ini nona, tas nona sudah ketemu" katanya lalu memberikan tas

"Yang bener, Yeay....yeay...ketemu" ujarku dengan riang.

Akupun menari kegirangan tanpa sadar bahwa masih ada staf hotel itu. Setelah menyadari jika masih ada Ranveer sih staff hotel. Aku berhenti menari dan memandangnya dengan senyum tidak enak karena malu, lalu menutup muka dengan tas. Kemudian aku hening seketika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JURNALISTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang