Bab 1

3 0 0
                                    

Hai :)
Semoga harimu menyenangkan.
Happy Reading ❤️

👑👑👑

Pagi itu jam menunjukan pukul 6 pagi. Rumah sakit jiwa "Harapan" seperti mendapatkan nyawanya kembali. Semua orang sibuk dengan urusan nya masing-masing.
Banyak orang berlalu lalang di koridor rumah sakit.
Beberapa orang dengan baju khas pasien terlihat sibuk menekuri kegiatan mereka.
Ada yang tertawa diatas kursi kayu, ada yang main kejar-kejaran. Ada yang berteriak dan menangis.
Begitulah, jiwa orang-orang yang sakit.

Di ruangan 4×4 m² itu duduk seorang gadis cilik, usianya mungkin sekitar 12 tahun. Dengan rambut lurus digerai, wajahnya mulus tanpa cacat. Kulitnya bersih.
Duduk dengan menghadap kearah jendela, menyisakan tetesan air bekas hujan semalam.
Sesekali ia menggigil, merasakan udara dingin yang tiba-tiba menyusup ke sela kulitnya.

"Jadi bagaimana tidurmu semalam, Esta?"

Tanya seorang wanita dengan baju dokter, di dada sebelah kiri nya bertuliskan -Psikiater-Drs.Fani-

"Ta, Esta. Apa kau mimpi buruk lagi?"

Gadis itu menggeleng.

"Lalu, kenapa? Ada yang mengganggu pikiran mu?"

Diam.

"Jika kau tak memberitahuku, kita akan sulit menghilangkan trauma mu".

Dokter Fani masih bicara dengan lembut, sesekali mengusap tangan Esta. Menyalurkan kenyamanan.

"Dia kembali"

"Siapa?" Tanya dokter Fani bingung.

Gadis kecil bernama Esta tersebut menangis, meringis seperti menahan sakit.

"Tak apa, dia tak akan melukaimu. Aku janji akan menjagamu"

Sambil menggenggam tangan mungil Esta, Dokter Fani kembali membawa Esta ke kamar nya.
Sulit untuk mendekatinya, membuatnya bicara.
Hanya mengeluarkan beberapa bait kata, Esta akan menangis.
Kadang berteriak seperti dikejar seseorang, tak jarang dia melukai dirinya sendiri.

Gadis kecil yang malang, masa lalunya sulit.
Tak ada nasib baik yang berteman dengan nya.

👑👑👑

"Ya ampun Nu, udah jam berapa ini kok kamu gak bangun. Nanti terlambat"

Sepagi ini aku sudah harus mendengar omelan bunda, Sial.
Jika bukan karena begadang main PS semalam, pasti bunda tak akan mengamuk.
Dengan berat hati aku harus meninggalkan kasur ku yang empuk.

'huh, sampai jumpa kasur empuk ku. Kita berjumpa sepulang sekolah oke'

Tak ada mandi yang lama dalam kamus ku, jika bisa cepat mengapa harus berlama-lama berendam di bawah air.
Setelah menghabiskan waktu singkat untuk mandi aku langsung memakai seragam sekolahku terburu-buru.
Kulirik jam dinding di atas nakasku.

Ah dobel sial, pukul 6:55

Tanpa mengancingkan kemeja sekolahku, aku menuruti anak tangga dengan cepat. Masa bodoh dengan sarapan, aku sudah tak punya cukup waktu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senandung RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang