"Assalamualaikum,,, haloo kenalin nama saya Aisyah, Asley kan?" tanya anak perempuan berhijab ini padaku dengan sopan sekali. "iyaaa,,, panggil aja Sley biar lebih singkat. BTW makasi banyak ya kau dah mau repot-repot nungguin aku" ucapku tulus kepada gadis ini. Dia tersenyum manis sambil mengangguk sebagai jawaban. Sepertinya dia gadis yang tidak banyak bicara, pembawaannya sangat ayu dan dia gadis yang cantik. Berbeda dengan aku yang memiliki kulit coklat yang menawan (hahah, pede aja dulu) dia adalah gadis dengan kulit putih bersih, wajah oval dengan lesung pipi, dan tubuh mungil. Seperti masih smp saja, imutnyaaa...
"oiya, kemaren ospek disekolah ini gimana ? Aku gak ikut gara-gara belum pulang liburan, jadinya papi izin kesekolah gak usah ikut ospek aku", tanyaku kepada Aisyah memecah keheningan selama diperjalanan. "Ospek melelahkan Sley, aku berusaha biar gak terkena masalah apapun. Cukup diam agar tidak ada yang tertarik dengan keberadaanku", respon anak ini ternyata cukup blak-blakan dalam berbicara.
"HAHAHA, boleh jugak strategi kau ya biar enggak di incar sama kakak kelas", kataku sambil memegangi perut karena tertawa. Dia hanya tersunyum malu menanggapinya. Kayaknya anak ini asik jugak kalo di jadiin kawan, cuman karna malu-malu doang ini makanya cuman senyam senyum, diajak ngobrol nyambung rupanya."ayok sley,,, kelas kita ada dilantai tiga jadi naik lift aja", ucap aisyah sambil menarik lenganku pelan untuk mengikutinya masuk lift. "Nah... Kalau udah sampai kelantai tiga, kelas kita ruangan kedua dari sini... Itu tuh yang ada anak cowoknya mau masuk kelas" ucap aisyah sambil menunjuk salah satu ruangan disana. Sesampainya dipintu kelas mataku langsung tertuju pada posisi bangku incaranku, kalian pasti gak lupakan percakapan aku sama bibi dirumah. Bangku belakang samping jendela itu memang posisi incaran aku. Dan seperti dugaanku di sekolat elit yang dipenuhi orang-orang pintar kayak gini bukan bangku belakang yang di incar orang-orang melainkan bangku depan. Sepertinya Aisyah salah satu dari mereka, dia duduk dibangku bangku paling depan tepat berhadapan dengan meja guru.
Sedangkan aku yang sudah mengincar bangku belakang tersenyum puas melihat pemandangan ini, semua bangku barisan belakang masih belum berpenghuni, berbeda sekali dengan barisan depan yang sepertinya sudah dipenuhi oleh anak-anak ambis ini.
Dengan santai aku berjalan menuju kebangku paling belakang, tiba-tiba ada seseorang dari belakang yang mendahuluiku "eitssss,,,, gue duluan dong", seorang anak cowok dengan santai duduk di bangku incaranku dengan mukak songong dan senyum yang sangat ngeselin, "kan kau liat aku mau jalan kesini tadi, apaansih, pindah kau", jawabku dengan sedikit berbisik, bisa-bisanya nianak dah nyarik ribut dihari pertama sekolah. "awas gak", sambungku sambil menunjuk kearah wajah anak songong dengan tatapan mengancam. Tapi bukannya takut anak ini justru mendekatkan wajahnya kepadaku secara tiba-tiba yang membuatku sontak menghindar darinya, "gaak bisa, kan gue duluan yang duduk disini, wlek", ejek sianak menyebalkan ini. Dengan menghela napas keras, aku yang sudah muak berdebat dengan si anak gila itu memilih mengalah dan berjalan kebangku didepannya. Dari pada aku ribut samatu anak, mending aku disini ajalah masih disamping jendela jugak. Kalo bangku belakang ujung sana memang masih kosong jugak tapi gak ada jendelanya mending disini ajalah aku.
Aku akhirnya duduk dibangku depan anak ngeselin itu "cowokkok gak mau ngalah sama cewek", gerutuku dengan suara sarkas agar anak itu mendengarnya. "suka-suka guelah" jawabnya dari belakang. Mendengar jawabannya membuatku spontan menoleh kearahnya. "uughhh" gerutuku sambil mengepalkan tangan kearah dia, benar-benar pagi yang buruk.
.
.
.
.
Jangan lupa dipencet tombol bintangnya teman" ✨✨
KAMU SEDANG MEMBACA
Awan Ungu
Teen FictionTambahin langsung ke perpustakaan yaaa 💕 💮💮💮 Terlalu sulit untuk dipertahankan? Yauda lepas, siapa tau kamu telalu erat menggenggam hingga iya merasa sesak. Terlalu terkekang ? Yauda tinggalkan siapa tau sesudah pergi kamu tau rasanya kehilang...