BERHALA

54 1 0
                                    

Mungkin dunia akan biasa saja bahkan lebih baik tanpaku. Apa yang ku percayai adalah apa yang menipuku selama ini.
Aku bergegas bergerak seakan melaju tetapi dunia tetap sama . Tetap diam, tetap tak mengijinkan aku melakukan apa-apa.
Tanpa bakat, tanpa modal, tanpa gelar, kerja keras hanya bunga-bunga pelarian.
Harapan adalah rotasi laknat yang membuat kita berputar- putar.
Bermimpi.... Berusaha.... Jatuh... Bangkit lagi .... Berusaha dan jatuh di lubang yang sama lagi .
Wajahmu wajah orang tak bersalah selalu memuja ketenangan . Sebelum waktunya melupakan , sebelum rindu menjelma menjadi malam, kau ingin bebas dari diri sendiri . Tak ada pilu yang jauh dalam dirimu. Tak ada luka yang paling sepi di bandingkan luka di masa pancaroba. aku cuma hidup demi menunggu mati.
Lantas apakah salah ? Jika aku terlalu mencintaimu sehingga bertemu denganmu adalah suatu keharusan . Menyapamu di setiap hari via media chatting menjadi sebuah kewajiban. Aku suka denganmu , dengan sikapmu menilai dunia, dengan caramu memperlakukan banyak orang . Aku terlanjur jatuh semakin dalam , semakin terobsesi dengan sikap misteriusmu .tapi sayang , apakah kau juga memiliki rasa yang sama ? Bagiku mencintaimu adalah candu yang paling menyenangkan di bandingkan dengan berton-ton narkoba yang mereka hisap.
Kau benar-benar wanita yang pandai mengemudi rasa.
Dengan hati saya mencintai, sampai hati kau melukai.
Dengan cinta saya memberi hati, sampai melukai kau tak punya hati.
Larik-larik sajak ini benar-benar hampir membunuh penciptanya sendiri,
Atau.... Seperti malam yang sudah-sudah saya hanyalah sebuah langkah yang kehilangan arah . Dan kau adalah rumah yang putih, bersih dan tak Sudi terciprati darah, atau mungkin begini, ragu akan harap menjadi ekspetasi berlebih.
Terhadap mu aku bertahan, di belakangmu aku menguatkan. Harap terus berharap dan kamu tak pernah bersikap . Hati yang berlebihan ini jatuh atau pilihanmu . Remuk dalam kecewa saat kau tersenyum namun bukan untukku. ("Sial")
Aku terkapar di bawah belenggu depresi berpikir bahwa Tuhan tak adil atas semua kehidupan di bumi. Aku memeluk amiqdala dengan emosi . Apakah tuhan benar ada ? (Tanyaku dalam hati) maaf, aku telah mendua . Meragukanmu dengan segala spekulasi yang begitu sesat . Padahal nyatanya nikmat yang kau beri tak pernah salah tempat .
Sementara itu ada yang sedang sendiri tapi ia sedang senang-senangnya .lalu ada yang berdua , tanpa sadar salah satu sedang mendua . "Dasar manusia" sungguh sebenarnya kesia-siaan apa lagi yang kalian jalani.

Jangan mau jadi budaknya
Jangan juga jadi rajanya
Cukup jadi kekasihnya
Itu sudah lebih dari cukup

Salam author
#ARIFULLAH - Yunus

Salam author#ARIFULLAH - Yunus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BERHALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang