Oleh : Ailsa Alda
Genre : fiksiCacing-cacing diperutku sudah marah kepadaku. Aku sama sekali tidak memberinya makan selama jam istirahat berlangsung. Hari ini aku pulang lebih awal karena tidak ada lagi kegiatan disekolah yang bisa aku lakukan.
Tepat saat tanganku memutar kenop pintu dan pintu terbuka, aku mencium aroma lezat semur daging. Bahkan aromanya lebih lezat dari yang ibu masak bulan lalu. Tanpa mengganti pakaian aku duduk di meja makan dan menunggu ibu untuk menyiapkan makanan untukku.
Seperti biasa ibuku tersenyum menyambut kedatanganku. Tapi, aku merasakan hal yang aneh. Senyum ibu tidak seperti biasanya. Aku menepis cepat pikiran negatif ku. Sekarang waktunya untuk memberi makan cacing-cacing diperutku yang sudah memberontak sedari tadi.
Gigitan pertama aku tidak menemukan hal aneh. Dan seterusnya hingga gigitan ke lima. Aku berniat memakan sosis yang tersaji di piringku, tapi mengapa ada tulang? Mungkin itu leher ayam, pikirku. Tapi kejanggalan kutemui untuk kedua kalinya. Aku menemukan kuku didalam hidanganku.
Sedikit demi sedikit aku mulai sadar dan melihat jari-jari tangan ibuku. Tangan kanan, jumlahnya lima, ditangan kiri ada.... Tiga? Kulihat raut wajah ibu, dia tersenyum frustasi sebelum akhirnya ia mengayunkan pisau besar yang tajam ke lehernya. Kepala ibuku terlepas dari tubuhnya dan semua menjadi gelap. Aku pingsan, dan aku sama sekali tidak ingat apapun setelahnya.
END
HAI🤗 Kembali lagi nih admin.
Gimana? Seperti biasa jangan lupa Vote dan komen nya yaa....
See you next part gais..
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT
Random"biarkan semuanya mengalir bak air yang mengalir dari hulu ke hilir" Jangan pernah menoleh pada masa lalu, karena masa lalu hanya sebuah kenang yang tak lebih dari sebuah angan. Lihatlah ke depan, jalan yang tanpa ujung itu menantimu. Peliknya sebu...