MAGENTA

01. happy virus

Forgetting is difficult, remembering is a nightmare.

................... magenta.................

Menjalani hari-hari sebagai bujang, bersama dengan dua bujang lainnya. Ternyata tidak seburuk itu.

Genta jalan dari arah dapur dengan semangkuk mie instan yang diberi irisan cabe. Aromanya benar-benar mengkhianati salah satu teman sekontrakannya yang punya prinsip maksimal hanya boleh makan mie instan satu kali dalam seminggu supaya usus nggak lengket.

Bulan pertama jadi anak rantau di mana sumber pemasukan terbesar hanya dari orangtua, Genta benar-benar belum bisa manajemen uang sehingga di minggu kritis dia benar-benar hanya cukup buat beli mie instan karena sudah foya foya di depan, terkejut dengan betapa murahnya makanan di Jogja sampai kalap nyobain resto sana sini.

Tapi bulan pertama cukup memberikan pelajaran berharga bagi Genta supaya bulan depan bisa lebih pintar dalam mengelola uang. Genta sadar diri kok bulan ini dia memang boros banget.

Wildan sedang mengerjakan tugas ppsmb waktu Genta dengan santainya makan di sebelah sengaja membuat cowok Surabaya itu tergoda. Persis iblis yang menggoda Adam dan Hawa supaya makan buah khuldi.

Tanpa banyak fafifu, cowok berkulit putih susu itu menekan hidung kuat-kuat untuk menyingkirkan aroma menggoda nan laknat yang bersumber dari mangkuk Genta.

"Hmmm enak banget wagelaseh mmm kuahnya gurih berasa di surga. Dari aromanya aja udah ketahuan mmm parah parah parah enak banget." goda Genta yang lolos begitu saja masuk ke telinga Wildan. "Enak banget lho ini, Wil. Sumpah ngga bohong."

Wildan menirukan cara bicara Genta yang annoying itu. Dan terdengar suara pintu depan terbuka. Muncul cowok tinggi berkacamata menenteng kresek warna hitam.