Bagian 1

5 1 0
                                    

Matahari telah terbit dari ufuk timur dengan udara yang sejuk hingga merasuk dalam tubuh. Seperti biasa di pagi hari, ini waktunya pemujaan kepada Dewi Parwati. Semua orang sudah bersiap, seperti ayah, ibu, nenek, kakak perempuan, hanya dia dan adik laki-lakinya yang belum siap dihadapan kuil.

"Sudah jam berapa ini? Dimana mereka?", Tanya nenek kepada ibu.
"Mungkin masih mandi, biar aku panggilkan mereka", kata ibu yang akan pergi memanggilnya.
"Tidak perlu, ibu. Aku sudah disini", suara dari seorang wanita berambut panjang yang memakai kaos putih berlengan panjang dan rok merah yang panjang juga, serta memakai selendang merah bermotif bunga di lehernya. Yaaa.. memang terlihat modern, tapi setidaknya masih terlihat sopan daripada kebanyakan wanita modern saat ini. Dengan senyum manisnya dia menghampiri semua keluarganya. Inilah dia, Nisha Patel, seorang mahasiswa juga dari salah satu universitas di Mumbai, India. Dia tergolong wanita yang cerdas, ramah, dan cantik. Namun, dibalik kelebihannya dia juga bisa menyebalkan ketika bertemu dengan orang yang menyebalkan juga.

"Lama sekali, nak... Dimana Rishi?", Tanya ayah kepada Nisha.
"Mungkin masih..."
"Aku sudah bangun, kakak. Kau selalu saja bilang kalau aku masih tidur.", Rishi pun datang dengan wajah kesal kepada kakaknya Nisha. Maklum, dia masih anak-anak berumur 12 tahun.
"Tapi biasanya memang tidur kan? Dimana salahku coba?", Nisha menatap adiknya.
"Sudahlah Nisha..., jangan bertengkar lagi, tidak baik di hadapan Dewi.", Kakaknya, Meera Patel, melerai mereka berdua.
"Heeeeiii..., Sudah diam, atau kalian berdua tidak akan sarapan hari ini.", Nenek kesal melihat mereka.
"Ayo kita mulai lukanya.", Ajakan ibunya.

(Puja)......

Ibunya, Amritaa Patel, membagikan persembahan kepada semuanya. Tapi masih saja Nisha dan Rishi bertengkar dengan berebut persembahan.
"Ibu, lihat kak Nisha.", Rishi cemberut.
"Nisha,.. sudah kasihan adikmu." Ibunya tetap sabar menghadapi Nisha yang nakal ini.

Semuanya pergi meninggalkan puja karena sudah selesai dan beraktivitas seperti biasa. Ayah bekerja, ibu memasak, nenek duduk di kursi goyang dengan membaca mantra-mantra, Meera yang pergi ke sekolah dasar untuk mengajar dan Rishi juga bersamanya untuk bersekolah, dan yang terakhir Nisha yang tiba-tiba pagi ini terburu-buru pergi kuliah hingga tidak sarapan.

"Ibu, Nisha pergi dulu, daaaa...", Dia berlari dengan sepotong roti  dan buku-buku ditangannya.
Nenek yang hanya duduk tadi melihat Nisha dan berkata, "heiiii, Nisha... Kau tidak menyapa nenekmu ini?"
Nisha kembali ke nenek setelah mendengar perkataannya. " Oh iya,, maaf nenek, Nisha pergi dulu ya".
"Semoga diberkati, nak."

Mera Pyaar (My Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang