Surrender (2).

108 13 15
                                    

Sorry for typo.

= = =

"Calling me, passing me. Surechigai all of it, destiny".

"Panggil aku, lewati aku.
Jalan kita berseberangan, itu sudah takdirnya".

= = =

Pagi harinya, setelah semua berkumpul dimeja makan untuk sarapan, Taehyung tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Awalnya, semua member BTS merasa biasa saja. Mereka tidak terlalu terganggu dengan ketidak hadiran pemuda manis itu. Bahkan, itu berlanjut hingga makan siang dan makan malam. Beberapa member pun bertanya-tanya kenapa bocah itu tidak kunjung keluar dari kamarnya.

"Namjoon, Tae masih di kamar?" Seokjin, member tertua BTS bertanya sembari menuangkan air pada gelasnya. Ia sudah selesai makan.

"Sepertinya iya, hyung. Aku tidak melihatnya keluar sejak pagi", Namjoon menjawab. Sesekali tangannya menyendokkan nasi kedalam mulutnya.

"Hoseok, bisakah kau memanggil Tae? Ia belum makan sama sekali" pinta Seokjin.

Hoseok mengangguk. "Tentu, hyung. Akan kupanggilkan". Hoseok beranjak untuk kemudian berjalan menemui Taehyung dikamarnya.

Tok tok tok

"Tae, keluarlah. Kau belum makan sejak pagi", Hoseok memanggil Taehyung lembut.

Sejauh ini, Hoseok lah yang sedikit peduli dengan eksistensi Taehyung dalam groupband mereka. Setidaknya, hyung Taehyung yang satu ini masih sering memperhatikannya seperti Seokjin, member tertua mereka.

Hening. Tak ada jawaban apapun. Hoseok mengernyit bingung.

Tidak biasanya.

"Tae-ah ...", kali ini Hoseok mulai tidak sabaran. Ia mulai menggedor pintu kamar itu. Khawatir sesuatu terjadi pada Taehyung.

"Tae, buka pintunya. Tae ..."

Keributan kecil yang Hoseok ciptakan membuat member BTS mendatangi nya.

"Ada apa, hyung?" Jungkook bertanya penasaran.

"Iya. Mengapa kau panik seperti itu? Tae didalam, kan?" Seokjin mengernyit bingung.

Hoseok, ia sendiri memucat. Susah payah ia menelan salivanya sendiri. Tenggorokannya mendadak kering.

"Hoseok, kau kenapa?" Kali ini Yoongi yang bertanya.

"T-tae ....", cicit Hoseok.

Oh, sial. Bayangan masa lalu yang berkelebat di otak Hoseok membuatnya tergugu seketika.

Semoga bocah bodoh itu tidak melakukan hal yang sama lagi. Batin Hoseok nelangsa.

"Pintunya dikunci", Namjoon menginterupsi.

"Dobrak saja", Jimin yang mengamati kejanggalan disini menyarankan.

"Kalian, minggir. Biar kulakukan", Jungkook maju kemudian menubrukkan dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 20, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Leave MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang