Hinata!

2.9K 117 22
                                    

[ Author POV ]

"Naruto, Sakura, Sai, misi ini sudah kalian selesaikan dengan baik. Sebagai reward dariku, kalian libur dari misi selama 2 hari termasuk hari minggu," kata Kakashi yang sekarang sudah menjadi hokage keenam.

Apa?

Tidak ada reward?

Maksudnya..
LIBUR? SELAMA 2 HARI?

Tunggu, 2 hari adalah waktu yang singkat. dan itu juga termasuk hari minggu.

"TUNGGU DULU, SENSEI!! MASA REWARDNYA CUMA ITU AJA? UANGKU MENIPIS, HANYA BISA MAKAN RAMEN 2X DI ICHIRAKU!!" protes Naruto sambil menggebrakan meja hokage.
BRUKK!!!!

"Aaahh Sakura-chan!!" kata Naruto memegang kepalanya.

"Dasar! Kau harusnya tahu siapa yang barusan kau protes tadi!" Dengus Sakura sambil menggoyang-goyangkan Naruto dengan kasar.

Kakashi yang melihatnya hanya mendengus saja. "Kalian cepatlah keluar, ada beberapa tim juga yang harus menyerahkan laporan."

"AKU TIDAK PEDULI. POKOKNYA AKU MAU UANG SEKARANG JUGA," rengek Naruto kesal.

"No," tolak Kakashi singkat.

"Please?!" Naruto memohon sambil bersujud-sujud di depan Kakashi. Kakashi yang melihatnya hanya menghela napas.

"Sial Naruto! Maafkan anak bodoh total ini, Hokage-sama! Ayo cepat keluar, Naruto!!" Sakura menarik-narik baju Naruto.

"Tidak sebelum aku mendapatkan uang!"

Tanpa ba-bi-bu lagi, Naruto sukses diseret paksa oleh Sakura. "BAGAIMANA DENGAN UANG? RAMEN?!"

"BIAR AKU YANG MEMBAYARKANNYA, DASAR. "

"EH, SAKURA-CHAN?!!"

***

Di ichiraku....

"Beli 2 ramen yang satu gede ya Teuchi-san," senyum Sakura.

"Ehh?!" Mata naruto berbinar-binar. Asik nih di traktir Sakura-chan. Yang gede lagi, kata Naruto tersenyum.

Sakura yang merasa risih langsung menampar Naruto."Kau sedang apa lihat-lihat, hah?!"

Naruto yang akhirnya sadar karena pikirannya terbaca langsung memerahkan pipinya. "Eh? Lihat-lihat? Enggak, kok!"

"Ini dia ramennya!" Kata Teuchi-san menyerahkan dua ramen berukuran berbeda.

Dengan mata berbinar dan liur yang menetes deras layaknya air terjun Naruto membelah sumpitnya dan...

"HAH?! KOK, AKU YANG KECIL?!"

"Memangnya kau mau ukuran yang mana? Lebih kecil lagi?" Dengus Sakura dengan isi ramen di mulutnya membuat pipinya lucu.

"Ja-jadi Sakura-chan yang besar?" Kata naruto sedih.

"CEPAT MAKAN, BAKA!!!"

"Eh, kok ngamuk?"

"AKU MENDENGAR, NARUTO BAKA!!"

"AKU HANYA BERCANDA!!!"

***
Keesokkan harinya....
"Tumben banget aku mau jalan-jalan pas pagi. Biasanya malesnya pake banget," kata Naruto penasaran. Ia langsung teringat dengan mimpi semalam yang aneh. Syal merah yang dirajut kekasihnya, Hinata, tiba-tiba terbakar. Lalu menghitam. "Oh iya, dimana ya dia sekarang?" Kata Naruto sambil senyum-senyum sendiri.

"Yo!"

"Oh, hei Kiba!" Seru Naruto.

"Kau tidak kesepian?" Tanya Kiba langsung to the point.

"Maksudmu?" Maaf kiba, pria blonde ini memang lamban.

"Yah, kau kan punya orang yang spesial," cibir Kiba. "Tau deh." Kiba pun langsung nyelonong pergi tanpa jejak.

"Apa sih, aneh banget." Naruto langsung mencari orang yang ia kenal di sekitarnya. Dia memang sedang kesepian. Pandangannya tertuju kepada gadis berambut indigo di dekat toko bunga Yamanaka. Hinata! Bisiknya didalam hati.

"HINATA!!" Teriak Naruto menghampiri Hinata.

Hinata menengok, lalu memalingkan wajahnya dan berjalan cepat entah kemana.

Naruto pun bingung dengan tingkah Hinata. "Hinata? HINATA!!" Naruto langsung berlari mengejar Hinata.

Hinata yang melihat Naruto berlari, juga ikut berlari menjauhinya.

Naruto merasa tidak beres dengan Hinata.

Apalagi...

Setelah melihat wajahnya...

Memerah, tetapi...

Itu bukanlah blush..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang