Banyak siswa yang berkerumun di lapangan utama, entah apa yang terjadi sehingga mengundang banyak orang untuk memadati lapangan, ada beberapa orang yang bahkan langsung berlarian hanya karena kepo, sampai ada yang menyenggol bahuku beberapa kali, lantas aku harus menyingkir untuk memberi akses langkahnya.
"JANGAN SEMENA-MENA!! GUE BISA YA LAPORIN KALIAN, BILANG TINDAKAN INI BULLYING!"
Lengkingan itu menyadarkan ku, dengan sekuat tenaga aku menerobos masuk, membelah kerumunan untuk mendekat ke sumber suara, yang tentunya aku tau siapa pemilik suara itu.
"Ada apa, Dine?" Tanyaku, mencoba memahami keributan yang terjadi.
"Ni, Che. Tadi Links gak sengaja nabrak cowok yang pake bandana di lengannya itu, Linka udah minta maaf, eh.. dia malah nyolot! Pake ngundang temen-temennya segala lagi!" Adu Radine——salah satu temanku. Mataku lantas berpaling melihat cowok yang Radine maksud, wajahnya angkuh dengan sorot mata yang tajam. Ya, jika dilihat, cowok ini galak juga.
"Bukan gue yang ngundang temen! Lo, tuh, Tukang ngadu!!" Ujar cowok itu pada Radine, sengit.
Tersentil, aku langsung memasang wajah jutek ku, dan berujar "Lo berharap apalagi dari temen gue? Dia bilang udah minta maaf, kan. Terus, apalagi yang Lo mau?"
Aku memperhatikan satu persatu dari ketujuh temannya, lalu beralih pada cowok dengan bandana dilengan, yang kini tengah berdebat denganku. Dapat disimpulkan, kalo mereka membuat geng sampai bersekutu sebanyak itu. Banyak lah, orang totalnya berdelapan.
"Gue gak ada urusan sama Lo." Balasnya, jujur saja mendengar suaranya yang dingin tapi tegas dan garang itu,membuat nyaliku agak menciut.
"Jelas ada. Lo ngusik mereka, sama aja Lo berurusan sama gue!" Tekan ku.
Aku melihat beberapa temannya yang langsung berdecak, entah kagum atau mengejek, yang jelas aku tak perduli. Toh, aku benar-benar dalam ucapan ku.
"Suruh teman Lo bersihin sepatu gue, baru habis itu gue gak ada urusan sama kalian."
Halus ku terangkat satu, jijik. Satu hal yang terlintas di pikiranku, apa apaan ini, siapa dia? Semena-mena banget.
Aku menarik paksa kedua temanku, mengajak mereka agar meninggalkan cowok gila yang dengan seenak jidatnya berprilaku semenjijikan itu.
"In you'r fucking dream!" Aku berbicara pelan ketika melintasinya, lalu bersikap seakan tadi itu tidak terjadi apa apa, meski sebetulnya banyak orang yang meneriaki tindakan ku tadi, masa bodoh, dia pikir dia siapa?
🖤🦖
"BANGSAT!!" maki cowok yang baru saja duduk dengan kesal dikursinya.
"Dia pikir dia siapa? Dengan beraninya Dateng, terus bikin malu gue kaya tadi!" Emosinya masih tersulut, dari lapangan utama sampai kedalam kelas, ia terus mendumel dan bahkan mengumpat, karena merasa telah ada orang yang berani padanya.
"Udah lah, Van. Gak ada untungnya Lo marah-marah sama kita, orang cewek nya juga gak ada dihadapan Lo." Gelsar mencoba meredam amarah Nevan yang masih meledak-ledak. Ketujuh temannya bahkan menjadi sasaran amukan Nevan.
"Gue harus bikin perhitungan! Gak mau tau, pokoknya kalian harus cari identitas dia, jam istirahat nanti gue bakal kasih pelajaran tuh cewek!" Titah nya, tanpa bantahan.
Gelsar, Angkasa, Banu, Elga, Gio, Yuda, dan Bim saling pandang. Jika sudah seperti ini, mau tak mau mereka harus menuruti perintah dari sang ketua, jika tidak, maka mereka harus siap sedia dihabisi hidup-hidup olehnya.
To be continued..
Hai! Jangan lupa Vote dan Komen ya❣️
ADA YANG KEPO SAMA PART SELANJUTNYA?
KOMEN YA, SUPAYA GAK JADI SILENT READER AJA HIHI
OIYA INI DIA NAMA PARA PEMAIN ONE WISH
CEWEKNYA
•CHEARA ABILA
•RADINE SYAHLA ANIKLA
•LINKA REYNASA
•REANA NADIFAKOMPLOTAN NEPAN
•NEVAN JONARA RAIS
•GELSAR ALANAIR
•ANGKASA STRADIVA
•BANU RAGA PRESWARA
•ELGA NARASTA ADITAMA
•GIOTAMA ADIPURA
•YUDA PERMANA SAPUTRA
•BIMARA DEVA SATRAKOMEN NEXT BIAR DAPET POWER NIH AUTHOR MAGERAN HUHU
KAMU SEDANG MEMBACA
One Wish
Teen FictionTidak ada yang lebih menyakitkan dari sebuah perasaan yang bertepuk sebelah tangan. Mulutmu bahkan sering kali berbohong pada perasaanmu sendiri dengan mengatakan 'Aku bahagia melihatmu bahagia, meski bahagiamu bukan dengan ku.' Percaya atau tidak...