01. someone 💜

10 1 0
                                    








Aku menatap langit-langit kamarku sesekali aku tersenyum girang seperti orang gila. Ya gila karena cinta. Dasar bucin.

Sedikit tersadar aku langsung mendudukan tubuhku diatas kasur hanya beberapa detik kemudian aku kembali menjatuhkan tubuhku sambil tertawa kecil mengingat kejadian masa lalu.

Namun juga pedih...

Ingin tau kenapa?

Mungkin akan sedikit bernostalgia.

Ah tidak akan seru jika langsung dikasih tau.

Mari main sedikit tebak-menebak.













Mari main sedikit tebak-menebak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pr bahasa inggrismu sudah belum?"

Aku tersenyum kearah Taehyung sebagai jawabannya dan mengangguk. Dia temanku sejak kecil. Hanya teman. Percayalah.

"Seriusan? Tumben?"

Entah maksudnya meledek atau apa aku hanya tersenyum.

"Bukan sih. Kak Namjoon yang mengerjakan" jawabku enteng.

"Kakaknya pinter tapi adiknya..." ia hanya mencicit sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Itulah manfaat mempunyai kakak. Sekali-kali manfaatin kakaknya"

Taehyung berjalan kearah tempat duduknya yang berada di belakangku.


Ia membuka buku komiknya dan aku? memainkan ponsel. Hening, itu yang tercipta.

Jam sudah menunjukan pukul 7 pagi tapi masih banyak kelas yang kosong bak tak berpenghuni. Ini masih terlalu pagi untuk siswa yang pemalas.


Bukan maksud menyinggung. Tapi ini faktanya. Maaf.

"Pariiissss!!!!" seru seseorang dari ambang pintu. Aku mengernyit sambil menutup telingaku, teriakannya sangat melengking bisa dipastikan tak hanya aku, bahkan Taehyung pun ikut menyumbat telinganya.

"Pr bahasa inggris mu udah?" tanyanya dengan semburat mata yang gemerlap.

Demi kentang. Kenapa semua orang menanyakan hal yang sama?

"Sudah"

"Beneran?"

Aku tersenyum hambar kearah Sowon, hendak menjawab namun seseorang melontarkannya terlebih dahulu.

"Kak Namjoon yang mengerjakan" ucap Taehyung yang masih fokus dengan buku komiknya.

"Uwaaah pacarku memang pintar tak seperti adiknya" cibirnya dengan tangan yang masih menenteng tas merahnya.


Ingin tahu siapa itu Sowon. Dia adalah penggemar berat kakakku sekaligus temanku sejak sekolah disini, tingkahnya yang barbar membuat kami akrab begitu saja.

"Buruan salin gih sebelum pak Siwon datang" titahku seraya menyodorkan buku prku.

Dengan sigap Sowon menyalin hasil pr ku, errr- bukan hasilku sih namun hasil dari kak Namjoon. Tidak ada alasan hanya sedikit malas.


"Par" panggil Sowon. Aku hanya berdehem jari-jemariku sibuk mengelike postingan instagram.

"Kamu tau senior kita yang keren itu kan?" aku menghentikan aktifitasku dahiku mengernyit.

Sowon mendecak kesal "Yang jago main basket, ayahnya yayasan sekolah kita" imbuhnya.


Aku langsung mengiyakan dan mengangguk antusias. "Kenapa emang?" Tanyaku dengan penuh kekepoan.

"Bentar lagi bakal ada tournament basket antar sekolahan dan dia mewakili sekolahan kita"

"Oh ya?! Dimana? Jam berapa? Kapan?"

"Satu-satu elah. Besuk jam 8 pagi"

Aku menghembuskan nafas dengan kasar, semburat kekecewaan kuperlihatkan diraut wajahku. Ingin hati menonton namun sekolah tidak ada kata 'libur' untuk besuk.

"Bolos kuy, kita nonton" tawar Sowon.

Terdengar bagus namun aku masih menimang-nimangnya mengingat betapa marahnya Kak Namjoon nanti jika tau adiknya membolos demi menonton pertandingan 'doi'.


Percayalah. Dulu kak Namjoon pernah menghukumku tak memberiku uang jajan sam sekali bahkan uang saku pun tak diberi karena ketahuan bolos sekolah dengan alasan yang sama.

"Pergilah aku akan buat alasan kepada kak Namjoon" titah Taehyung. Yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraanku dengan Sowon.

Aku langsung memutar tubuhku menatap sosoknya tak percaya.

"Beneran?"

"Hmmm"

"Makasihhhhhh Taehyuuuuuuunggg" aku menyambar tubuh Taehyung dan tersenyum senang kearahnya.

"Hanya sekali ini, lain kali aku tak mau"

"Iya, tetet"

"Apaan tuh tetet?" kini bukan suara Taehyung melainkanSowon.

Aku melepaskan rangkulanku ditubuh Taehyung. Mendorong tubuhku sedikit menajuh.

"Namanya" tudingku kearah Taehyung. Sedangkan Taehyung ia hanya tergidik seperti bicara 'terserah kamu' itu yang kutangkap.

"So, besuk jadi?"

"Kuylah"






oOo



Suara perutku sudah mulai terdengar, semua penghuni didalamnya sudah mengeluarkan suara demo meminta diberikan asupan.

Aku berjalan lemas dan mendudukan tubuhku dikursi kantin menyembunyikan wajahku dimeja.

"Nih" ucap Taehyung sambil menyodorkan sebotol coffee kesukaanku.

"Buat aku mana?" rengek Sowon karna tak mendapat jatah apapun.

"Ambil sendiri" tungkas Taehyung.

Sowon mengerucutkan bibirnya dan mendengus kesal sebelum benar-benar pergi memesan seseuatu.

"Yeu. Jangan kek gitu sama tuh bocah" ucapku sembari menyenggol lengan Taehyung yang sudah mendaratkan bokongnya.

Taehyung hanya berdehem pelan, aku merotasikan mataku malas, menyeruput coffee yang sangat enak sambil sedikit menghalu.












































Cerita ditulis oleh ©ABCDK-POPIDOL.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang