part 1

56 5 1
                                    

Sorry jika masih banyak kesalahan and happy reading guys!!
.
.
.

--------------------000------000----------------------

kita melewati lorong waktu yang cukup panjang... Menerobos kerumunan orang yang terus berusaha menghambat kita... Menerjang badai untuk mendapat pelangi. Tapi sayang.... Sesuatu tertinggal di dalam badai, badai menahan cintamu agar tidak ikut bersama kita. Pelangi di depan mata seakan mulai memudar. Dan ketika badai pergi pelangi pun ikut berlari hingga akhirnya kita berdiri di atas kertas putih yg belum tergores pena

...

Setelah tinggal di rumah sakit selama lima bulan, akhirnya Kai di izinkan untuk kembali ke rumah bersama Daniel yang kini menjadi orang asing untuknya..

Daniel berjalan di depan Kai ketika memasuki rumah, sementara Kai berjalan pelan di belakangnya menatap nanar setiap sudut rumah yang sangat tidak dia kenali.

"Apa kita hanya berdua disini?"

"Tentu saja... Kita memang hanya berdua disini"

Daniel mendekat ke arah Kai dan mengambil alih tas baju yang di bawa oleh kai.

"Apa kamu merasa takut pada ku?"

Kai tersenyum dan menggeleng pelan. Daniel tau Kai masih meragukan dirinya, bahkan Kai sepertinya sedikit takut pada daniel.

"Sebaiknya kamu istirahat saja dulu, tidur lah"

Daniel merapikan tempat tidurnya, dan membiarkan Kai berbaring.

"Daniel... Bagaimana kalau aku tidak bisa mengingatmu dan hanya mengingat Nathan?"

Daniel tersenyum pada Kai, hatinya terasa sakit setiap Kai menyebut nama mantan suami Kai di masa lalu itu. Tetapi Kai tidak menyadari akan hal itu.

"Aku akan berusaha mengembalikan semuanya"

"Tapi dimana Nathan sekarang? Apa dia juga di negara ini?"

Lagi.. Untuk kesekian kalinya Kai mempertanyakan keberadaan Nathan kepada Daniel.

"Ehm.... "
Daniel kehabisan kata untuk menjawab pertanyaan Kai. Tidak mungkin dia mengatakan yang sesungguhnya pada kai. Dia baru sadar dari koma, mustahil Daniel mengatakan hal itu sekarang. Semua dia lakukan hanya demi Kai, demi cintanya.

"Nathan sedang pergi jauh, tidak perlu mengkhawatirkannya karena dia baik baik saja... Aku harus pergi sebentar, ada sesuatu yg harus di selesaikan"

Daniel memilih untuk menghindari pertanyaan Kai selanjutnya.

"Daniel..."

Kai sedikit berteriak pada Daniel yang hampir keluar dari dalam kamar itu. Daniel menoleh ke arah Kai..

"Maafkan aku"

Daniel tersenyum mendengar perkataan Kai, mungkin Kai merasa bersalah pada Daniel karena terus terusan menanyakan tentang Nathan.

Daniel pov

Aku tau ini sulit.. Tapi bagaimanapun aku akan tetap bertahan untuknya, untuk membalas semua keburukanku dulu.
Mungkin untuk sementara aku akan mengikuti apa yang dia ingat, dan setelah itu membawa ingatannya kembali kepadaku.

"Bagaimana keadaannya sekarang, apa Kai sudah lebih baik?"

Aku sedang bersama Tin sekarang, satu satunya keluarga yang aku punya. Bukan keluarga sedarah memang, Tin adalah kekasih kakak ku yang saat ini.. Hem yasudalah. Dia laki laki yg luar biasa!

"Masih sama seperti kemarin, belum ada perkembangan"

"Aku ikut perihatin Daniel"

Tin menepuk bahuku beberapa kali, mungkin dia ingin berbagi kekuatan.

"Tin... Tolong untuk sementara kau yang mengurus bisnisku. Kau tidak keberatan bukan?"

Tin tersenyum padaku. Seandainya kakak ku tau betapa luar biasanya laki laki ini.

"Aku mengerti Daniel. Memang lebih baik jika kamu lebih banyak waktu bersama dengan dia agar dia bisa mengingat tentang kalian"

"Tapi bagaimana kalau Kai tidak bisa mengingat aku sama sekali?"

"Buat dia jatuh cinta sekali lagi padamu"

Aku terdiam dengan jawaban pasti Tin.

Benar juga jika Kai tidak bisa mengingatku, kenapa tidak aku buat dia jatuh cinta padaku lagi? Pikirku langsung.

....

Sudah hampir malam aku baru pulang kembali ke rumah. Apa Kai menunggu ku?

Perlahan ku buka pintu utama rumah yang kubeli sebagai hadiah pernikahan dengan Kai 3 tahun lalu.

Gelap!!

Apa mungkin Kai belum bangun dari tidurnya dan belum sempat menyalakan lampu.

Ku buka pintu kamar tempat Kai tidur tadi sore, tapi pintunya terkunci dari dalam.

Ku ketuk pelan pintu itu beberapa kali tapi tidak ada jawaban.
Ku ketuk lebih keras, mungkin tadi dia tidak mendengar.

"Pergi"

Aku mendengar suara ketakutan Kai dari dalam sana. Apa yang terjadi?

"Kai... Aku Daniel, tolong buka pintunya"

Cukup lama aku menunggu sampai akhirnya pintu ini terbuka.

"Ada apa?"

Dia menangis... Wajahnya juga sangat ketakutan.

"Aku takut Daniel... Takut"

"Apa yg terjadi saat aku pergi?"

Baru dua jam yang lalu aku meninggalkan dia di rumah dan sesuatu sudah membuat dia seperti ini.

"Tadi ada orang yg mengetuk pintu kamar ini, aku pikir itu kamu. Tapi setelah aku lihat bukan, bukan kamu. Dia terus memaksa masuk ke dalam, berkali kali mendobrak pintu itu. Aku sangat takut Daniel... Aku takut"

seseorang masuk ke dalam rumah ini? siapa dia? atau orang itu masih ingin menghancurkan keluarga ku?
tidak mungkin...
aku tidak akan membiarkan itu terjadi lagi.

ku tarik Kai ke dalam pelukanku, badannya terasa dingin.. tidak seharusnya aku meninggalkan dia sendirian tadi.

"its oke... aku disini sekarang, jangan takut. aku akan selalu menjagamu"

"kamu tidak akan menyakiti ku kan?"

aku tersenyum meyakinkan padanya kalau dia akan baik baik saja bersamaku.
dan mana mungkin aku akan menyakiti laki laki yang sangat aku cintai, tidak akan pernah lagi aku melakukan hal itu.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

-------------------------/////------------------------------
See u in next chapter guys!!
Thx for reading my story
Dont forget to vote and coment
-MD

Remember MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang