Prolog

1.1K 116 14
                                    

Tidak terhitung berapa kali Aku mendesah, pasrah. Berkali-kali mengacak-acak rambutku yang sebelumnya telah ditata rapih memakai jepit kupu-kupu cantik berwarna hijau daun. Komat-kamit berharap setelah menutup mata berdo'a dan ketika membuka mata semua ini hanya mimpi.

Sayangnya kehidupan memang terlalu manis untuk Aku yang menginginkan kehidupan yang biasa saja.

Aku memicingkan mata dan berharap Kami-sama memberikanku kekuatan supranatural dan membuat mataku memiliki laser untuk membumi hanguskan sosok berambut merah menyala di tengah kerumunan para siswi SMA. Sosoknya jelas sekali terkejut, tidak menyangka antusiasme yang ia dapatkan di tengah-tengah festival budaya.

Disinilah Aku berdiri, menyilangkan lengan dan mengetuk-ngetuk lantai dengan ujung sandal geta tidak sabar, Aku sadar sifatku ini membuat teman-teman sekelasku merinding dan berusaha berada dalam radius aman dariku. Ekspresiku jelas telah merusak pakaian kimono merah muda dengan obi merah marun, tatanan rambut cantik hasil maha karya pria ditengah kerumunan itu.

Kelihatannya dia berhasil melewati kawanan serigala betina liar disana, mata cokelatnya masih menatap kesana kemari melihat papan kelas yang jelas menunjukan identitas kelasku namun tidak menemukanku disana. Ketika Aku menggertakan gigi, dia menemukanku.

"Ah, Sakura! Anakku! My babygirl!"

Aku selalu membenci jeritan wanita yang mengiringi langkahnya. Tapi Aku tidak pernah bisa membenci sosoknya yang selalu melihatku seperti Aku permata satu-satunya di dunia. Aku mendesah dan berhenti untuk merasa jengkel, berusaha menampilkan senyum terbaiku, melebarkan lengan menyongsong cinta pertamaku yang memeluku dengan tidak sabar.

Dia, Haruno Sasori. 34 tahun. Ayahku.

Benar-benar ayah kandungku.

Baby's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang