BAB 1

677 92 5
                                    

Benar-benar Anak Kandung

Tatapan yang seringkali membuat Sakura bosan terlihat dari wajah wali kelasnya. Disampingnya, Sasori menyalami wali kelasnya seakan dia tidak menyadari efek dari wajah tidak pernah tuanya. Butuh waktu beberapa detik untuk wali kelasnya sadar sepenuhnya dan tersipu malu ketika mendapat senyum manis dari Sasori.

"Ah, silahkan duduk." Wali kelasnya, Satomi sensei mempersilahkan Sakura dan Sasori untuk duduk dan wanita itu menyusul duduk ketika dia dan Sasori telah duduk berdampingan sebagai mana mestinya. Meja menjadi penghalang mereka, bersama dengan tumpukan buku disamping kiri dan sebuah buku yang terbuka di atas meja yang menunjukan data identitas Sakura.

Satomi sensei sudah membaca biodata Sakura, tetapi wanita itu kembali membaca seperti merapalkan mantra. Memeriksa hal yang mungkin janggal darisana.

"Ano... Satomi sensei?" Sakura akhirnya buka suara, mendapat perhatian dari wali kelasnya yang mendongak dari buku berisi biodatanya dan ekspresi antusias dari Sasori.

"Perkenalkan, Haruno Sasori. Ayah kandung saya." Sakura tersenyum manis, sebetulnya Sakura mungkin harus melatih agar senyumnya setidaknya lebih jujur. Tapi setiap orang yang medapatkan senyumannya tidak pernah menyadari kalau Sakura sedang tersenyum palsu.

Perempuan itu terlihat gelagapan ketika pikirannya terbaca oleh Sakura. Satomi sensei sedikit melemaskan pundaknya yang semula tegang dan gugup, mungkin karena Satomi sensei baru menjadi wali kelas untuk pertama kali dan langsung memegang kelas 12. Sakura memahami kegugupan wali kelasnya, untuk itu Sakura memakluminya.

Suara perempuan itu kembali terdengar, "Haruno Sakura, lahir di Kyoto 23 Maret 2004. Benar?"

Sakura menganggukan kepalanya, biar Ayahnya yang menjawab pertanyaan Satomi sensei karena sekarang adalah sesi wawancara bersama orang tua. Sakura menyadari kening perempuan itu mengerut namun kembali normal.

"Jadi Sakura san tahun ini masih 16 tahun ya?" suara itu terdengar bertanya pada Sakura langsung untuk mendapatkan jawaban. Melihat mata kecoklatan Satomi sensei Sakura mengangguk.

"Ah, Sakura masuk TK lebih awal daripada teman-temannya." Sasori terdengar membantu untuk menjawab keingintahuan perempuan itu. Wali kelasnya mengangguk paham.

"Begitu. Apakah Sakura san pernah menemukan kesulitan saat di sekolah?"

Sakura berusaha mengingat kembali hari pertama dia masuk TK, gadis itu mengerutkan kening, memunculkan ekspresi yang membuat Sasori ingin mencubit pipi putrinya sekarang. Jari-jarinya sudah bergerak tidak wajar di bawah meja.

Setelah mengingat tidak ada hal yang membuatnya sulit semasa TK akhirnya Sakura menggeleng, "Tidak ada, Sensei."

Perempuan itu tersenyum, "Syukurlah kalau tidak ada kesulitan, Sakura san. Kalau begitu Haruno san, sebelumnya Anda sudah tahu maksud dari pertemuan Orang tua dengan wali kelas sekarang." Satomi sensei bertanya sambil mengambil sebuah kertas berisi angket yang sebelumnya telah Sakura isi. Perempuan itu menggesernya ke depan Ayahnya, menunjukan tulisan Sakura. "Hari ini kami ingin mendiskusikan beberapa hal mengenai pilihan universitas yang telah dipilih murid didik kami."

Sakura menanti dengan rasa penasaran melihat ekspresi yang akan nampak di wajah Sasori. Mata coklat tua Ayahnya terlihat bergulir, membaca huruf demi huruf disana. Sakura melihat Ayahnya tersenyum.

"Meskipun baru berumur 16 tahun, Sakura san sudah terdaftar menjadi murid kelas 12 dan siap untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi."

Sasori tertawa mendengar penuturan Satomi. Pria itu menatap gadis yang duduk disampingnya, "Apa Sakura masih ingin mengulang dua tahun disini? Tou san tidak keberatan kok, kan belum 18 tahun."

Baby's DaughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang