Aku tidak mau menjadi sendirian dan kesepian ... Lagi.
Kim Valda menatap lurus kepada pemandang di luar jendela. Hamparan bebungaan yang berbaris rapi memagari hutan pohon pinus disana. Cantik. Rasanya ingin menggenggam satu persatu hamparan bunga Pansy berwarna ungu berpadu putih yang khas, serta hijaunya dedaunan disana.
Kuning, warna kesukannya. Sebuah warna yang kini menjadi objek utama yang mengalihkan atensi Valda tertuju. Gadis itu terkesiap, membenarkan tegaknya untuk memicing sebentar. Kuning yang sangat menarik.
"Valda, aku sudah siap." Suara berat seorang lelaki yang begitu mendominasi terdengar.
Gadis yang tadi sedang fokus menatap luar itu pun terperangah. Tak bisa mengelak dari rasa kaget, karena disentak pada realita begitu keras. Ia mengumpulkan kesadaran.
"Aku akan pergi selama seminggu. Apakah aku bisa mempercayaimu, menjaga dirimu sendiri di rumah dengan baik?" lanjut lelaki disana lagi, mendekat.
Kim Taehyung. Begitulah nama kakak laki-laki Valda itu boleh dicipta.
Valda mengangguk, "Um, tentu. Oppa berhati-hatilah. Aku akan makan dengan baik dan tidur tepat waktu, aku janji."
Taehyung menarik senyum termanis, mengusap atas kepala sang adik, "Bagus. Gadis pintar. Aku akan pulang secepat yang aku bisa. Berjanjilah untuk memegang omonganmu." Ia menyentuh hidung Valda.
"Hish, iya! Aku janji." Valda menghindar, mendahului langka menuju luar rumah guna mengantar sang kakak pergi. "Hati-hati, kembalilah sebelum genap lewat seminggu."
"Aku usahakan." Taehyung melambai singkat sebelum membawa diri memasuki mobilnya disana. Tersenyum simpul seraya menaikkan kaca jendela mobil yang hanya dibalas lambaian pelan dari gadis yang sudah berdiri di teras rumah.
11 September,
Pukul 16.30 sore hari saat Valda melirik jam tangannya saat itu.
Menatap kepergian mobil yang melesat gesit, menghilang di persimpangan jalan, Valda membuang napas. Kesendirian selalu membuatnya resah.
Sedikit pembahasan tentang keluarga Kim, Taehyung yang Valda yang terpaksa harus hidup tanpa kedua orang tua sejak mereka baru menginjak usia belasan. Cobaan yang begitu berat khususnya pada momen dimana Taehyung harus bekerja serabutan dan melakukan segalanya demi bisa memperpanjang biaya tempat tinggal, kebutuhan pangan, dan juga selesainya studi Kim Valda. Kesibukan Kim Taehyung tentu sudah membuat gadis itu muak ditelan kesepian.
Ia kembali menepi pada dinding bagian dalam rumah, menatapi lagi pemandangan luar melalui jendela rumah, ada seekor merpati yang mengepakkan sayap dengan indah, tampak mengandung unsur seni tinggi dengan latar belakang hutan pinus dan hamparan bunga Pansy di belakangnya. Lantas bergumam samar, "Merpatinya cantik sekali..."
Maniknya kemudian terjebak pada warna kuning asing yang sempat mencuri seluruh perhatiannya tadi. Mengapa? Mengapa ia begitu tertarik? Rasanya seolah terobsesi secara mendadak.
Valda kini mengusap pelan kaca jendelanya itu. Halusinasi kembali mengambil alih seluruh raganya.
Aku tidak mau sendirian. Aku mau teman.
"Mendapat apa yang kau inginkan, artinya kau harus memberikan imbalannya."
"Mendapat apa yang kau impikan, artinya kau harus berjuang untuk mempertahankannya."
Ya, selalu begitu setiap Kim Valda akan kembali membenamkan diri dalam lautan Fantasi yang membuatnya terlalu nyaman. Suara bisikan samar yang terus bermunculan dari dalam kepala, memperingatkan dan memagari konstan. Begitu nyaman sampai semesta seolah ikut ambil andil memperlengkapi imajinasi seorang gadis kesepian disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] STORY OF PANSY
Fantasy「 𝐎𝐧𝐞 𝐒𝐡𝐨𝐨𝐭, 𝐅𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐲 - 𝐘𝐞𝐨𝐧𝐣𝐮𝐧 」 Itu adalah sebuah takdir yang sudah ditentukan semesta. Sebuah kisah singkat penentu nasib. Pertemuan dan perpisahan sebagai pelengkap kenangan. Penyesalan yang mengikuti kebahagiaan sesaat, jaw...