Aku menangis kencang saat tante favoritku kini tengah bertaruh nyawa melahirkan bayinya di dalam ruangan persalinan. Aku yang masih berusia dua tahun sesenggukan digendongan ayah, memeluk lehernya erat.
Sebenarnya, Tante Hana hanya tetangga mereka. Namun, karena keluarganya tinggal di Korea, dia tidak memiliki kerabat di Bandung. Maka dari itu, Ayah dan Ibu memintanya untuk menganggap mereka keluarga.
Aku berhenti menangis saat seorang dokter membuka pintu yang sedari tadi kami tunggu. Ibuku, yang meremas tangannya cemas di sebelah Ayah lantas menghampiri dokter tersebut.
"Gimana keadaan bayinya?"
"Apa ada suami dari sang ibu?"
"Dia belum datang, masih diperjalanan. Kami keluarganya, bagaimana keadaan mereka?" tanya ayah.
"Bayi dan ibu selamat," ucap dokter tersebut lalu seorang perawat menggendong bayi merah yang menangis kencang. "Bayi laki-laki yang sehat," lanjutnya seraya menunjukkan kelamin si bayi.
"Kami akan memindahkan bayinya," ucap dokter dan perawat itu seraya berlalu.
Tak lama, ayah dari bayi merah itu berlari ke dalam ruangan melewati mereka, memeluk Tante Hana yang tengah menangis haru. "Dia tampan, seperti ayahnya."
"Maaf aku tidak menemani kamu melahirkan anak kita," sesalnya.
"Tidak apa. Oh iya, aku belum memberinya nama," ucap Tante Hana.
"Seorang raja yang memiliki kekuatan. Dia akan menjadi orang terkenal dan berkuasa-"
"Jeno, namanya Lee Jeno."
Lee Jeno? Namanya ganteng, hihi.
🐶🐶🐶
Jeno menangis setelah sang ibu selesai menyusuinya. Entah apa yang terjadi, namun sang ibu sangat khawatir. Tidak biasanya sang anak menangis selama ini.
Pintu rumahnya diketuk, membuat Hana meninggalkan Jeno untuk melihat tamunya.
Ariana yang memakai gaun polkadot selutut terus mengetuk pintu dengan cemas saat tangisan bayi terdengar sampai keluar.
Sang ibu yang berdiri di sampingnya menggenggam tangan kiri Ariana. "Sabar sayang, Tantenya lagi jalan," ucapnya menenangkan.
"Aliana takut baby Jeno kenapa-kenapa, Ma. Baby Jeno gak boleh nangis, nanti tenggolokannya cakit," sahutnya cemas.
"Yuni, Ariana, ayo masuk," sapanya sedikit kaget.
Ariana melepaskan genggaman tangan ibunya, kemudian berlari ke ruang keluarga, mendekati Jeno yang berbaring di atas kasur bayi sambil menggapai-gapai udara.
"Baby Jeno jangan nangis. Aliana ada di sini," ucapnya yang membuat Jeno terkekeh.
Jari telunjuknya dia sodorkan supaya digenggam oleh tangan mungil Jeno. Bayi itu mengeluarkan suara seolah sedang berbicara.
Ariana mengangguk, lalu Jeno menarik telunjuk itu ke bibirnya seolah mendapat persetujuan. Gusinya menggigit-gigit jemari Ariana yang kini kegelian.
Yuni dan Hana tersenyum lega.
🐶🐶🐶
"Gimana pernikahan adik kamu kemarin?" tanya Yuni.
"Lancar, Mbak. Sekarang lagi bulan madu di Jeju," jawab Hana.
Kemarin Hana dan keluarganya berangkat ke kampung halaman untuk mengikuti acara pernikahan sang adik. Tidak lama, hanya tiga hari. Karena Jeno terus merengek meminta pulang ke Indonesia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Tommorow, Today | Lee Jeno
Short StoryKarena hati, gak ada yang tahu. ©Viennoiserien Dipublikasikan tanggal : 14 April 2021 Diselesaikan tanggal : 15 April 2021