Today

270 67 10
                                    

Aku menekuk wajah saat papaku, Sam, sibuk berbicara di telepon sedari tadi. Tanganku menumpu dagu di atas meja restoran yang sudah ramai walau masih pagi.

"Bentar lagi temen papa dateng, kamu dandan dulu sana, biar cantikan dikit," ucap Sam meledek.

"Maksud papa ngajak aku kesini tuh apa?" tanyaku agak jengkel.

"Ya mencari peruntungan aja, siapa tau anak kolega papa ada yang nyantol," isengnya. "Kali aja bisnis papa lancar bulan ini," lanjut papa.

"Papa ngejual Nana?!"

"Hush, bukan ngejual. Tapi nyariin kamu jodoh, biar ga ngeharepin anak tetangga terus," alibi papa.

"Kata mama, Jeno udah punya pacar," sahut papa memberikan informasi. Namun matanya masih fokus menggulir layar ponsel.

"Nana tau," balasku sebal.

"Patah hati dong?"

"Engga juga."

"Bohong dosa."

"Iya, sakit. Dikit."

Papanya terkekeh menertawakan wajahku yang masam. Lagian, papanya ini bukannya menghibur, malah ngeledekin.

"Nah itu temen papa udah dateng," ucap papa menunjuk seseorang di belakangku.

Aku menengokkan kepala. Lidahku tidak bisa menahan decakan setelah melihat teman papa dan anaknya mendekati meja kami.

"Lah, ngapain lo di sini?"

🐶🐶🐶

Kalau bikin FTV atau sinetron, kayaknya kisah hidupku cocok kalau dikasih judul AADM. Ada Apa Dengan Mantan. Kenapa? Karena lagi-lagi aku terjebak dengan mantan sialanku ini.

"Malu-maluin lo, ngikut acara perjodohan begini," bisik Jaehyun mencibir.

"Diem sat. Lo tumbalnya, paham ga?" balasku berbisik.

"Lah, iya anjir."

"Naas banget sih, masa sama mantan." Aku menepuk dahiku pelan.

"Tau tuh. Kek ga ada cewek lain aja."

"Hooh. Kek ga ada cowok lain aja, padahal ada Jeno."

"Lah, si bangsat malah nginget cowok bejat begitu."

"Yang bejat itu lo, ya."

"Udah berapa lama lo di Malay?"

"Mayan."

"Berapa lama ogeb?"

"Mayan bentar, baru juga kemarin sore di sini."

Cowok di depanku mengangguk. Lalu tubuhnya condong sedikit dan berbisik di depanku.

"Si Jeno kelas dua ya, sekarang?"

"Iya, makin ganteng aja dia."

"Gantengan gue kemana-mana."

"Gak ah. Gantengan Jeno ."

"Eh, kemaren Jeno nembak Ryujin loh."

"Udah tau. Gak usah ingetin, Sat. Pedih hati ini kayak disayat-sayat pisau Pramuka."

"Kenapa harus pisau Pramuka coba?"

"Soalnya pisau Pramuka punya gue karatan, jadi makin perih rasanya."

"Tolol."

"Lo yang bego."

"Mesra banget kalian," sahut ayah Jaehyun yang terkikik bersama papaku.

[✔] Tommorow, Today | Lee JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang