Ada apa dengan kaca, serit besi, dan rambut rontok

5 3 1
                                    

Cerita ini aku dapat dari pengalaman Mbah aku! Dimana masa-masa mudanya terus digeluti oleh "mereka"
________________________________________

Sekitar tahun 1947, dimana kemerdekaan baru dua tahun dirasakan oleh semua warga negara Indonesia atau mungkin hanya sebagiannya saja. Begitu juga dengan Mbah aku. Setelah sekian lamanya bersembunyi di hutan belantara untuk mengamankan diri, kata Mbah aku.

Dulu itu, anak-anak perempuan pada disuruh bersembunyi didalam rumah, atau jika ingin lebih aman lagi, bersembunyi di hutan belantara. Katanya juga, wong Londo (orang Belanda) tidak suka yang namanya rumah dikunci atau sekedar ditutup pintunya saja. Rumah harus dibuka lebar atau blak-blakkan agar orang Belanda tidak curiga atau kepo dengan isi rumahnya.

Dan hal menarik, dan tidak terduga oleh ku, atau mungkin oleh kalian juga adalah dimana, "wong Londo ogak jahat. Wong e apik nek awakke dhewe Yo apik. Nanging siji iku mau. Omah gak oleh dikunci rapet. Kudu diblak-blak o, (orang Belanda tidak jahat. Orangnya baik kalau kita juga baik. Tapi satu tadi. Rumah tidak boleh dikunci rapat. Harus dibuka lebar)," eits!!! Tapi itu nggak semua guys...ada yang kejam juga sih:v

Kalian pasti tau kan, kalau Maghrib adalah waktu sandiolo (Mala petaka). Waktu dimana semua rumah harus ditutup atau dikunci. Dan kita nggak boleh keluar rumah diwaktu Maghrib menjelang. Karena apa? Karena diwaktu Maghrib adalah waktu dimana semua makhluk halus berkeliaran. Yang masih bandel untuk keluar rumah diwaktu Maghrib menjelang, mulai sekarang jangan dulu ya, guyssss...mending kita di rumah siap-siap untuk sholat Maghrib aja. Atau melakukan hal yang positif, seperti membaca buku.

Nah, diwaktu jam segitu, orang jaman dulu itu belum selesai akan pekerjaannya. Emang kerja apa? Asal kalian tau. Untuk mempersiapkan air buat mandi besok, semua kepala keluarga, atau bisa salah satu anggotanya saja akan mengambil air dari sumber pegunungan di puncak. Dan agar mereka nggak kemalaman, biasanya mereka akan mengambil air di waktu ba'da ashar (setelah ashar).  Itu dilakukan secara beramai-ramai loh guyssss...seru nggak sih? Kek adventure gitu kan, wkwkwkwkwk:v

Karena dulu Mbah aku nggak bisa naik sepeda, akhirnya dia ngeputusin buat jalan kaki ama temen-temennya yang juga nggak bisa naik sepeda. Karena katanya, anak perempuan jaman dulu nggak boleh bisa naik sepeda. Kalau ketauan belajar naik sepeda satu kali aja, bapak mereka mempunyai kewajiban untuk menghukum mereka sekeras atau sekapok mungkin. Kalau dulu sih Mbah aku pernah kena cambuk ama bapaknya karena ketauan belajar naik sepeda.

Ada apa dengan kaca, serit besi, dan rambut rontok?

Lemari kayu yang ada kaca panjang nan besarnya sudah tak asing lagi bagi perabot orang jaman dulu. Dan setiap kali menjelang Maghrib atau sebelum jamaah di langgar kecil dekat rumah, Mbah aku punya kebiasaan untuk sisirin rambutnya di kaca besar milik bapaknya.

Dulu, belum ada sisir. Yang ada itu, kalau jaman sekarang serit besi. Jujur nih aku, pernah sekali pakai serit besi buat sisirin rambut. Dan rasanya kepalaku itu saaaakiiiittttt banget. Rambut aku sampai nggak bisa dilepas ama serit itu. Terpaksa, dipotong ama ibu aku:v huuuuwwwwaaaaa:( itu waktu umur sekitar empat tahunan. Tapi kenapa jaman dulu pewe banget gitu ya pake sisir besi buat ngerapiin rambutnya🤔 next kembali ke tadi.

Tapi Mbah aku nyisir in rambutnya enggak sambil berdiri. Dia ambil kursi kayu yang juga dihadapkan ke kaca besar itu sambil sisiran. Jadi sambil natap mukanya sendiri, Mbah aku sambil berusaha merapikan rambutnya terus di gelung atau di cemol ke atas gitu. Karena Mbah aku suka pake hiasan bunga melati di gelungannya.

Setelah dirasa rambutnya udah rapi, Mbah aku segera ambil mukenah dan sholat jama'ah sama orang-orang di langgar kecil dekat rumah.

Oh ya, waktu itu sangking buru-buru nya, Mbah aku lupa nggak mindahin kursi kayu ke posisi semula. Jadi, kursi kayunya masih menghadap ke cermin besar.

Mbak nya Mbah aku waktu itu sedang haid. Jadi mbak nya Mbah aku dirumah sendiri. Biasanya kalau siapa yang di rumah sendiri, orang itu harus membersihkan rumah atau menyiapkan apapun untuk kesenangan hati orang yang nantinya akan kembali lagi di rumah itu. Seperti menyiapkan makan malam atau membersihkan kamar anggota keluarganya masing-masing.

Nah, hal yang paling sering dilakukan mbak nya mbah aku itu bersihin kamar bapak ibunya.

Dan dulu, ruangan kamar nggak ditutup pake daun pintu, tapi hanya ditutup pake tirai atau kelambu aja. Mbaknya Mbah aku waktu itu terkejut kan, liat adeknya yang masih sisiran di dalam kamar bapak ibunya. Padahal, Mbah aku udah dari tadi berangkat ama yang lain menuju langgar dekat rumah.  Terus itu siapa dong? Hiiiiiiiiiiiiiii:v

Gimana kalau kalian berada diposisi mbaknya Mbah aku? Silahkan komen😂

Dan karena mbaknya Mbah aku itu nggak tau kalau adeknya udah berangkat dari tadi, dia langsung negur adeknya dong, "kok gak Ndang budhal? Malah jek jungkatan ae! Wes apik wes apik! Wi ngko sapuni Lo rambut seng mbrodoli nek ngisorem wi! (Kok nggak segera berangkat? Malah masih sisiran aja! Sudah bagus sudah bagus! Itu nanti bersihkan Lo rambut yang rontok di bawah mu itu!)

Dan nggak ada satupun kata atau anggukan darinya. Dan karena karakter mbaknya Mbah aku yang tegas en peduli, dia langsung marah dong karena ucapannya nggak direspon. Langsung aja tuh dia narik rambut yang disangka Mbah aku itu. Awalnya sih cuman mau iseng agak-agak biar dia nggak ndableg (susah diatur) gitu.

Tapi, kok malah semua rambut se kulit-kulitnya ikut ketarik dan jatuh tepat di kakinya.

Setelah kejadian itu, mbaknya Mbah aku sakit, atau kek sawanen gitu. Badannya panas beberapa hari. Dan dia nggak mau ngomong. Dan mbaknya Mbah aku juga ditemukan pingsan ditempat kejadian oleh bapaknya sewaktu pulang dari langgar.

Semuanya panik dong. Mbah aku sampai menepuk jidatnya karena dia melihat kursi kayu yang belum dipindah di posisi semula.

"Kowe!? Aduh nduk...!!nduk!! (Kamu!? Aduh nduk...!! Nduk!!)" Bapaknya Mbah aku emang sudah mengira diawal, kalau ini adalah sebuah kecerobohan.

Dan kata Mbah aku, semenjak kejadian itu, kursi kayu yang tadinya digunakan untuk duduk-duduk di dalam kamar bapaknya, kini dipindahkan di gubuk dekat sawah. Dan akibat mbaknya Mbah aku kaku untuk ngomong, akhirnya di rumah itu diadakan pengajian rutin untuk kirim doa dan agar mbaknya Mbah aku bisa normal seperti biasa kembali.

"Owh....!!! Kunti srintil!!!"

The End









Hay guyssss....!!!
Aku kembali hehehehheh😂
Sebenernya sih ini mau aku pub waktu Maghrib-maghrib, tapi kok rasanya ganjal aja.
Yaudah deh, aku pub sekarang🤗
Selamat membaca dan menikmati kehororannya guys...
Oh ya, doain ya guys...buat Mbah aku semoga panjang umur, sehat selalu, di umurnya yang udah hampir menginjak angka 90 tahun. Amiiinnnn....
Salam sayang buat Mbah💜
Bay...
Assalamualaikum

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Random HorrorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang