" Papa tidak mau lama-lama, terima kasih atas bantuan yang tadi, tapi kamu terlalu berlebihan tadi", tutur laki-laki itu.
" Kan Papa yang su..."
Drett....drett
Laki-laki itu, Kirana dan Karina kaget karena ada dering phoncel seseorang.
" Who is that?", ujar Kirana dengan berteriak. Kirana berjalan ke sumber suara.
Astaghfirullahal'azim, kamu ceroboh sekali Karina, kata Karina di dalam hatinya. Karina sudah berkeringat dingin takut ketahuan sedang menguping.
" Karina harus pergi dari sini sebelum ketahuan", ucap Karina sangat pelan.
Karina pun lari secepat yang dia bisa agar dia tidak bisa di kejar oleh Kirana dan laki-laki itu.
" Hey, don't run away", kata Kirana berteriak.
" Biarkan saja Kirana, dia juga ngga akan tau bahasa kita", ucap laki-laki dengan santainya.
" Hmm, bener juga ya Pa, tapi dia mirip dengan...."
" Sudahlah Kirana, karena tidak ada yang mau di bicarakan lagi, Papa pergi dulu", potong laki-laki itu.
" Tapi Pa..."
" Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh", potong laki-laki itu lagi.
" Wa'alakumussalam warahmatullahi wabarakatuh Pa", jawab Kirana.
Kirana sangat kesal kepada Papanya, karena dia mau mengobrol dengan Kirana pas ada hal penting-penting saja, dia lebih sayang kepada adek Kirana dari pada dirinya.
" Papa sudah berubah semenjak perceraian Papa dengan Mama", ujar Kirana.
Flashback on
" Wanita murahan kau, pergi kau dari sini, aku tak sudi lagi melihat wajah kau yang sok polos di depanku", ujar Papa Kirana.
Emosinya tidak bisa dia kontrol lagi, karena perbuatan keji istrinya. Siapa yang tidak emosi ketika istrinya bermain api di belakang suami.
" Itu tidak seperti tang kamu fikirkan, aku dengan dia cuma..."
" Cuma apa? Cuma teman tidur hah? Aku sudah melihat semuanya di depan mata kepalaku sendiri, jadi kamu tidak usah alesan lagi", potong Papa Kirana dengan marah yang sudah memunjak di ubun-ubun.
" Saya tadi terpeleset, jadi dia menolongku", tutur Mamanya Kirana.
" Terpeleset katamu??? Jelas-jelas kamu pelukan sama dia di atas sofa, trus kamu bilang terpeleset?", Papanya Kirana sudah tidak bisa mengontrol emosinya lagi.
" Sumpah, saya cuma terpeleset, kalau tidak percaya tanya sama Kirana, dia tau apa yang terjadi", ujar Mamanya Kirana.
" Halah, jangan cari pembelaan kamu, kalau salah mengaku saja tidak perlu sok membela diri, muak saya jadinya", ujar Papanya Kirana.
" Astaghfirullahal'azim, saya membela diri karena saya tidak salah, saya sudah menahan emosi saya dari tadi agar saya tidak di bilang istru yang durhaka sama suami, apakah satu kesalahan menutup semua kebaikanmu?", ujar Mamanya Kirana yang sudah menahan air matanya untuk tidak keluar.
" Sudahlah, menyesal saya telah menikah denganmu, betul kata keluarga saya kalau kau hanya mengejar harta saya bukan benar-benar menyukai saya", ujar Papanya Kirana.
" Saya tidak..."
" Cukup!!! Jangan bicara lagi, saya tidak mau mendengar alasan kamu lagi, sekarang kamu beresi semua barang kamu dan pergi dari sini, surat perceraiannya akan kamu terima secepatnya", ujar Papanya Kirana sambil berjalan pergi.
Kirana menyaksikan pertengkaran papa dan mamanya dari awal sampai akhir. Kirana berlari menuju mamanya dan memeluk mamanya untuk memberi ke kuatan.
" Mama yang sabar ya, Kirana percaya sama Mama kok kalau apa yang Mama ucapkan itu memang benar", ujar Kirana sambil menghapus air mata mamanya.
" Makasih sayang", kata Mamanya Kirana sambil berusaha tersenyum.
2 hari setelah pertengkaran, surat perceraian sudah sampai di tangan Mamanya Kirana, dia pikir suaminya tidak akan menceraikannya dan masih memikirkan tentang anak-anak, tetapi ternyata dugaannya salah.
Mamanya Kirana pasrah dengan semuanya, dia pun menandatangi surat itu dan dia menerima pesan dari suaminya kalau besok dia di suruh ke pengadilan.
Setelah prosedur perceraian di laksanakan, maka mereka sudah resmi bercerai dan hak asuh anak pertama jatuh kepada pihak wanita dan anak kedua jatuh kepada pihak laki-laki.
Itu semuanya terjadi karena paksaan Papanya Kirana yang mau mengambil anak kedua, karena dia tidak mau anaknya ini akan mengikuti jejak mamanya nanti.
Kirana pun setuju saja kalau dia di bawa oleh mamanya, karena dia pikir mamanya yang benar dan papanya yang salah.
Flashback off
Kirana berjalan kembali ke rumahnya. Ya setelah perceraian mama dan papanya, mamanya memilih kembali ke rumah keluarganya di Amerika Serikat. Walaupun sudah bercerai, Mamanya Kirana tetap bertahan dengan agamanya yang sekarang, yaitu Islam.
Sesampainya di rumah....
" Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ma, Kirana udah pulang nih", ujar Kirana sambil berteriak.
" Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakuh, ngga usah teriak-teriak Kirana, Mama tidak budek", tutur Mamanya Kirana.
" Hehehe... maafkan anakmu yang cantik, imut dan baik hati ini Ma", ujar Kirana sambil berlari ke kamarnya.
" Dasar anak ini, untung anak sendiri, kalau tidak udah saya pukul", ujar Mamanya Kirana sambil geleng-geleng kepala dengan kelakuan Kirana.
" Oh ya Ma", ujar Kirana tiba-tiba.
" Astaghfirullahal'azim, kamu ini bikin Mama jantungan aja, ada apa?" Tutur Mamanya Kirana sambil memegang dadanya.
Kirana berjalan mendekati mamanya, karena tidak sopan rasanya dia ngomong dari jauh.
" Tadi Papa minta tolong Kirana untuk memfitnah salah satu mahasiswi pertukaran mahasiswa Ma", ujar Kirana.
" Astaghfirullahal'azim, trus kamu mau?", tanya Mamanya Kirana.
" Eeeee.... iya Ma, soalnya Papa mau anak itu bisa nikah sama seorang laki-laki yang baik Ma", jawab Kirana.
" Ini namanya memaksa seseorang untuk menikahi anak itu, besok-besok kamu jangan mau di suruh hal aneh-aneh kayak gini lagi sama Papamu", ucap Mamanya Kirana.
" Iya Ma, Kirana ngga akan lakukan lagi, maafkan Kirana ya Ma", ujar Kirana sambil menundukkan kepalanya.
" Iya Mama maafkan, jangan di ulangi lagi ya, cukup sekali ini saja dan jangan ada yang kedua kalinya", tutur Mamanya Kirana dengan lembut.
" Iya Ma, Kirana sayang Mama", ujar Kirana sambil memeluk mamanya.
" Mama juga sayang sama Kirana", ucap Mamanya Kirana yang membalas pelukan Kirana.
" Sekarang kamu mandi, karena Mama sudah masak makanan kesukaan kamu", ujar Mamanya Kirana.
" Wah... Mama memang yang paling the best, ya udah Kirana ke kamar dulu ya Ma", ujar Kirana sambil mencium pipi mamanya.
" Iya sayang", ujar Mamanya Kirana sambil tersenyum dengan perlakuan anaknya kepadanya. dia bersyukur karena masih ada Kirana yang menemaninya. dia rindu dengan anak keduanya.
" Gimana kabarmu nak, Mama kangen denganmu nak, pasti sekarang kamu sudah besar dan menjadi anaknya yang sangat cantik, semoga kita bisa ketemu ya nak", ucap Mamanya Kirana sambil menangis.
Bismillah
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh kakak semuanya
Terus baca ya cerita Angel dan Fikri. Semoga novel ini bisa selesai akhirnya.
Aamiin Allahumma Aamiin
Maaf jika kalau ada yang marah terhadap novel ini. Saya disini tidak ada menyinggung siapa pun dan saya harap pembacanya semua bijak untuk memahami novel ini.
Dan juga subscribe channel saya ya semuanya
https://www.youtube.com/channel/UCU_bdOctQR8EvdxNwUOFgSA
YASA CHANNEL
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Agama
Random"Apa bedanya kamu dengan saya? Kita sama-sama manusia, apanya yang salah antara cinta kita?" Angelina Indirah "Memang kita sama-sama manusia dan cinta kita tidak salah, tapi ada satu hal yang salah yaitu agama kita berbeda" Fikri abdullah