Song Fiction Jenlisa (BLACKPINK)

HOPE NOT

Song Fiction—Hope Not, by Blackpink

My Favorit song ❤

Note tambahan :

Aku lupa ngingetin buat jangan lupa voting BP di CHOEAEDOL!
Buat kalian Blinks, harus vote BP di CHOEAEDOL! thank you.

•

•

Lazy_Monkey96

----------------------------🌹---------------------------

Duduk di dekat jendela yang tertiup angin sejuk
시원한 바람 부는 창가에 앉아

Saya melihat langit yang jauh dan menarik Anda
먼 하늘 바라보며 너를 그려 난

Saya tidak bisa membantu tetapi saya bodoh (saya bodoh) (ooh, ooh, ooh, ooh, ooh, ooh)
어쩔 수 없는 난 바보인가 봐 (바보인가 봐) (ooh, ooh, ooh, ooh, ooh, ooh)

Bahkan jika empat musim berubah, itu tidak berubah
사계절이 바뀌어도 변하지 않아

Bahkan jika penyesalan tidak berguna
후회한 들 소용없다 해도

Aku memikirkanmu (aku salah)
난 널 애타게 생각해 (I was wrong)

Seolah tidak terjadi apa-apa
아무 일도 없는 것처럼

Semua orang punya banyak cara untuk mendefinisikan cinta dan aku tahu dari sekian banyaknya manusia aku mungkin berbeda diantara mereka.
Sudut pandangku tentang cinta tidak terlalu mengesankan, bukan perihal sakit hati atau trauma di masa lalu.
Namun, pernahkah kalian berpikir bahwa merasakan cinta itu nyatanya justru membuang-buang waktu?

Walau aku tidak percaya dengan cinta, aku percaya bahwa setiap manusia berhak untuk bahagia.
Cara bahagia menurut sudut pandanganku adalah bersenang-senang dengan siapapun, aku bisa menjalani berbagai macam hubungan dengan bebas.

Berniat untuk merasakan bagaimana cinta itu sebenarnya? Aku tidak memiliki rasa penasaran untuk mencari hal itu.

Bagiku memiliki seseorang di hidupku memang tidaklah buruk namun, tidak memilikinya pun justru jauh lebih baik.

Aku tidak bercanda.

Namun, semenjak hari itu aku mulai mengerti. Terlalu asyik membahagiakan diri sendiri pada akhirnya kebahagiaan itu hilang, meninggalkanku begitu saja karena dia lelah.

Malam ini masih terasa sama, rintik hujan turun membasahi jendela kamarku. Hanya embun yang terlihat langit tampak mendung tidak bersahabat. Aku mengadah menatapi langit yang gelap samar seperti awan-awan itu tengah menangis atau mungkin mereka tengah mengejek diriku yang tidak sedikitpun mau berhenti meratapi kebodohanku sendiri di sini, di dalam kamar ini.

Sejauh apapun aku menyangkal, nyatanya aku tidak bisa melupakan gadis itu. Dia pergi, gadisku telah pergi meninggalkanku.

Kali ini tidak ada lagi candaan di sana, tidak seperti hari lalu di saat kami bertengkar dan aku akan menemukan dirinya kembali tertidur di atas ranjangku. Tawanya masih terdengar, bahkan suaranya yang lembut memanggil namaku di kala langit pagi menyambut kami masih membekas di tempat ini. Bayangan Jennie yang tersenyum menggemaskan, memelukku dengan perasaan yang luar biasa kurindukan.
Ingatan tentang dia yang selalu bertahan, mengharapkan diriku yang sadar bahwa dirinya sangatlah berarti.