Present

342 4 0
                                    


Senja hari disebuah villa di pinggir kota, seorang wanita sedang menikmati persetubuhannya di atas ranjang. Rambutnya terurai basah dan tubuhnya bermandikan peluh. Sambil tak hentinya melenguh, ia terus mengoyangkan pinggulnya. Dengan posisi WOT, wanita itu terlihat sangat mendominasi permainan. Ia tak hentinya menggenjot dan bergoyang dengan binal, berusaha meraup kepuasan dan kenikmatan nafsunya. Sesekali ia menengadahkan kepala, tangannya meremas payudaranya sendiri, diiringi erangan dan desahan.

"Arrhh... yaaang aaakkuuu maauu saampai...." pekiknya sambil mempercepat goyangan. Ia meraih tangan lawan mainnya dan mengarahkan pada payudara agar diremas. Lawan mainnya pun mengerti apa yang wanita itu inginkan, dengan sigap ia langsung meremas kedua bongkah daging itu dengan lembut, dan sesekali menarik pentil payudara wanita itu.

Seeerrrrr..!!

"Yaaanngg aaakuuuu keeeluaaar..." tanpa melepaskan penis yang masih tegang dalam vaginanya, tubuh wanita itu langsung ambruk menindih lelakinya. Senyumnya tersungging puas di antara engahan nafasnya. Senyum kepuasan terpancar pada wajahnya yang berpeluh.

"Kamu puas sayang?" ujar lelaki itu sambil mencium ubun-ubun kepala wanita itu.

"Puass.. saaangat puas.. tapi kamu kan belum keluar, sayang. Masih keras nih... bentar yah aku istirahat dulu!" wanita itu menjawab dengan lemas lalu mencium bibir lelaki tersebut.

"Aku sih belum puas tapi keburu malam.. nanti kamu dicari keluargamu.." jawabnya dengan tangan yang sesekali iseng meremas payudara wanita itu.

"Gapapa.. aku gak mau puas sendiri, aku pengen kita puas bersama.." jawabnya sambil tersenyum, lalu digoyangkan pinggulnya.

Kemudian wanita itu mengangkat pinggulnya hingga penis yang masih tegang itu terlepas dari liang vaginanya. Lalu direbahkannya tubuhnya di samping lelaki itu seraya berbisik menggoda, satu tangannya ia gunakan untuk mengocok penis yang masih tegang dan basah oleh cairan cintanya.

"Tuh kan masih keras... hihi!!" tawanya genit.

"Kamu nih.. bener-bener buat aku gak bosen kalo ama kamu, selalu mancing gairah aku."

Lelaki itu langsung berbalik merangkul dan mulai menciumi leher untuk memancing gairah wanita yang ada disampingnya. Sesekali jilatan lidahnya menyusuri setiap inci dari kulit leher terus hingga ke belakang telinga merangsang membangkitkan gairah.

"Ouuughhh yaaaaangg.. ggeeellii." desah wanita itu, membuat lelaki itu makin beringas menciuminya, dibalikan tubuh wanita itu, ciumannya mulai menjalar ke arah payudara, dan dengan nakal kedua tangannya meremas lembut.

"Sruuppp...!!" tiba-tiba ia mengulum dan menghisap putingnya.

"Terruuussss hisap yaaaangggg oogghh..!!!" sang wanita makin melenguh, saat titik sensitifnya terkena sapuan mulut lelaki itu.

"Koookk kamuuu ssuka seekalli neeeteee yanggg..??" erangnya sambil memejamkan mata, menikmati cumbuan pada payudaranya, lalu lelaki itu beringsrut mendekatkan wajahnya sambil berbisik, "Habisnya susu kamu ngegemesin. Apalagi kalo ada air susunya, tiap hari aku pasti bakalan nete terus." jawabnya sambil tersenyum.

Wanita itu lalu menarik kepala lelakinya lalu melumat bibirnya, setelah terlepas ia berkata, "Tunggu 7 bulan lagi, sayang. Pasti kamu bakalan ngerasain air susunya." jawabnya lembut.

"Haaa kamuuu..??" lelaki itu terkejut mengetahui apa yang terjadi, sedang wanita itu tersenyum sambil menggangguk.

"Udah jalan dua bulan... aku sedang hamil anakmu, yang." sambil mengusap kepala lelaki itu.

"Terus kalo suami kamu tau itu hamil oleh aku gimana?" tanyanya sambil tak henti melumat puting payudara wanita itu.

"Yaa jangan sampe tau dong... yang jelas aku puas ama kamu. Dah.. yang jelas itu urusan aku, sekarang ayo puasin aku sebelum keburu malam." jawabnya. Lalu wanita itu bangkit dari tidurnya lalu didekatinya penis yang masih tegang.

"Karena ini yang aku bikin puas.." ujarnya lalu mulai menciumi dan mengulum penis itu. Sedang asik-asiknya mereka saling mencumbu dan memberika rangsangan kepuasan, tiba-tiba...


Brrrrraaaakkkkkk!!!


Segerombolan orang berpakaian seragam mengerebek tempat itu dan mengelilingi ranjang yang sudah acak-acakan dimana pasangan yang sedang memadu kasih itu berada. Sontak kedua insan tersebut tidak sempat menutupi tubuh mereka, dan hanya saling bersandar berdempetan pada tembok sambil menutup daerah sensitif masing-masing dengan tangan mereka.

"ANNISSA...... ARDI....... KAAALLLIAAANNN..... APAA YANG KALLIAAN LAKUKANNN?!!! AARRGGGHH DASAR KAALIAAAAAN BRENGSEK!!!" Tiba-tiba muncul seseorang dari belakang para petugas berseragam itu.

"KKKAAAANG AAAHHHMMMAADD??" wanita yang dipanggil Anissa itu menjerit histeris saat mengetahui siapa yang datang memergokinya.

Tiba-tiba dan tanpa terduga, dari belakang lelaki tersebut muncul dua pasang anak remaja yang berlari menerjang lelaki yang sedang bertelanjang.

"AANNNJJIINNNGGG..... KAAAUUU APAKAN IBUKU?"

Seorang bocah laki-laki menghambur dan melompat menendang lelaki yang masih berbugil ria itu, diikuti gadis remaja di belakangnya. Gadis itu meraih lampu meja yang tak jauh dari ranjang dan mengayunkannya untuk menghantam kepala lelaki itu.



Buggg...!!!!



Tendangan bocah itu mengenai dada lelaki itu hingga ia meringis menahan sakit. Belum selesai... dari arah samping, gadis belia itu dengan nafsu amarahnya memukulkan lampu meja sekuat tenaga pada kepala lelaki itu.

"ANNIINNDAAA JAAANGAAANNN??" teriak Anissa.

Tanpa memedulikan kondisinya yang tanpa busana, ia refleks menarik tangan gadis itu agar menjauh tapi tanpa sengaja tarikan tangannya membuat tubuh gadis remaja yang bernama Aninda itu terpental jatuh di samping ranjang dan kepalanya terbentur mengenai sudut meja hingga terluka dan jatuh pingsan.

Sontak orang-orang yang tak sempat menghalangi dua bocah itu bergerak memisahkan mereka.

"ANINDA....!!!" jerit lelaki yang bernama Ahmad sambil meraih gadis yang telah pingsan dan berlumuran darah pada kepalanya.

"....NIIIINDAAAA..." teriak bocah lelaki dengan amarah yang tak terkira melihat kondisi adiknya. Sontak ia menendang wajah Anissa dengan penuh amarah. Anissa pun terjengkang ke atas kasur.

Beberapa petugas keamanan pun mulai bergerak mengamankan bocah dan meringkus lelaki lawan main Anissa. Sementara Ahmad langsung bergerak cepat menggendong Aninda dan membawanya keluar.

Dengan tergopoh Anissa menutupi tubuhnya dengan seprei, kepalanya terasa begitu pening akibat tendangan bocah tadi. Setelah membalut tubuhnya dengan seprei, ia segera turun dari ranjang untuk mengejar Ahmad.

"DIAAAMMM DI SITU, JANGAN DEKATI NINDA...!!!" teriak Ahmad dengan geram sambil menunjuk muka Anissa. Hal itu sontak membuat semua orang yang ada disitu terdiam sejenak, karena tak menyangka orang sekalem dan sesabar Ahmad bisa murka sedemikian rupa.

Langkah Anissa terhenti, ia pun tak mengira bahwa Ahmad yang ia kenal sebagai pria lembut bisa marah seperti itu.

"Kkkaaaanggg... aaakkuu.... hiikkss mmaaaffkan akku... aakkuuu.." tubuhnya bergetar, rasa sesal dan bersalah menyelimuti hati Anissa apalagi tanpa sengaja membuat putri bungsunya terluka.

Tanpa memandang Annisa, Ahmad berdiri dan meninggalkan ruangan itu sambil menggendong Aninda. Anissa yang merasa tidak dihiraukan oleh Ahmad hanya bersimpuh di lantai sambil sesegukan menangis, lalu ia menoleh kearah bocah yang sedari tadi memandang tajam dirinya.

"Nanddaaa, maaaffkan ibumu nak, iibuuu.. hiikkss."

"IBU... KAU INGIN AKU MEMANGGIL KAMU IBU? APA KAMU PANTAS JADI IBU AKU? APA ADA SEORANG ANAK YANG TEGA MENENDANG WAJAH IBUNYA? MELIHAT DIRIMU SEKARANG PUN AKU RASA KAMU TAK PANTAS JADI IBU KU!!" ujar bocah yang bernama Nanda tersenyum sinis.

Anisa pun langsung bersimpuh tertunduk di lantai, ia menangis dan meratapi betapa hancurnya dirinya sekarang ini. Ia yang seharusnya bisa hidup bahagia bersama keluarga, kini hanya bisa meratapi dan menyesali ulah perbuatannya sendiri. Kebahagiaannya telah hancur oleh karena ulahnya sendiri yang tak kuasa menahan godaan kenikmatan sesaat di dunia barunya ini.

Foolish LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang