"Maa-"
"Kak... Papa udah enggak ada kak", dengan isak tangis yang ku dengar dari speaker handphone ku.
Sebentar, aku masih belum bisa memahami yang dikatakan mama, lantas aku bertanya lagi "Tapi papa masih ada kan ma?" Iya pasti papa hanya kecelakaan, pikiran di batinku.
"Engga kak, engga. Udah gada lagi papa. Sekarang kamu siap-siap ya di rumah sebentar lagi papa mama pulang" klik, bunyi handphone ku saat ku matikan.
Itu pasti bukan papa kan, iya ini hanya mimpi. Isak tangisku kian besar hingga mengusik adikku, Ryan.
"Kenapa lu nangis kak? pertanyaan yang tidak tahu bagaimana mau ku jawab.
"Papa udah gada" jawabku dengan tangis yang membuatku sesak, ah sepertinya aku mau mati saja
"NGACOO LU!!" teriaknya kepadaku dan kedatangan teman kerja papaku menjawab semua pertanyaan dalam benak Ryan. Dia nangis, memukul dinding bahkan lebih histeris dariku. Teman papa, om Jo menenangkan Ryan karna sepertinya dia sudah sangat-sangat terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Layar
Teen FictionBeberapa cerita termotivasi dari beberapa curhatan hati yang sedang terluka