bertatap mata

25 0 0
                                    

Jari telunjuk nan lentik memutar dia atas permukaan gelas kaca berisi air berwarna merah. Yang di gadang gadang bisa membuat siapapun melupakan semua masalah.

Terus menerus memutar tanpa tau kapan ia akan berhenti.

Namum, pemilik jari indah tidak berfokus pada pada gelas itu. Pandanganya lurus ke bawah lantai satu tepat di antara banyaknya manusia tertawa dan berjoget-joget sesuai irama yang di bawa oleh DJ terkenal. Suasana yang di dukung dengan lampu kelap kelip. suara musik yang memekakkan telinga. Aneh nya mereka semua berkumpul di sini. Di saat semua orang yang lain sedang tidur terlelap.

Senyum mereka terlihat sangat bahagia. Seakan akan mereka benar benar bahagia. Saling menyentuh, mencium dan bercumbu. Tanpa ada rasa sedikit pun malu atau risih dengan pandangan orang di sekitar.

Wanita itu menghela nafas. Keningnya berkerut. Dia bertanya tanya apakah tindakanya datang kesini salah? Ia tidak merasakan kebahagiaan sedikitpun seperti sekelompok manusia yang berjoget dan tertawa riang di lantai bawah.

Dia juga ingin seperti mereka, tertawa seperti tidak mempunyai beban berat di pundaknya. Teriakan kegembiraan mereka seperti orang yang bebas dari masalah apapun.

Mengangkat gelas menuju bibirnya yang seksi. Ia menghabiskan dalam satu kali tegukan besar. Rasa panas dan pahit langsung menyerang tenggorokanya. Wajah cantiknya meringis menikmati sensasi panas yang turun ke tenggorokan.

"Lagi" wanita itu menyodorkan gelas kosong ke manajer yang setia berdiri di sebelahnya. Dengan sopan manajer mengisi gelasnya yang kosong.

"Nona ingin pulang?"

Wanita itu menggeleng. Alis nya bertaut. Merasakan kepalanya yang mulai pusing tapi ia masih memegang kendali atas kesadaran nya.

"Sebentar lagi" Sang manajer melihat jam di lengan kirinya. Jam 9. Memang belum untuk jam tidur 'nona'nya. Tapi, besok si nona akan menghadiri rapat pagi.

Tetap bergeming di sana menonton manusia tertawa di bawah selama dua jam. Tidak ada tanda tanda nona nya berkata dan mengucapkan kata pulang.

Sang manajer kembali bertanya. "Sudah waktunya untuk nona beristirahat"

"Aku sedang beristirahat"

"Nona harus tidur cepat. Besok kita ada meeting pagi"

"Aku tau dan jangan kuatirkan itu"

Sang manajer mengangguk patuh dan masih setia berdiri di sisi wanita.

Malam ini sang nona terlihat berbeda seperti biasanya. Di hari hari kesibukannya ia selalu memakai pakaian formal kerja kas wanita karier. Kemeja dan rok span. Walau pakaian yang ia kenakan tidak selalu melulu itu itu saja. Tapi tetap pakaian kas wanita karier.

Mencoba hal yang baru. Sang nona memakai baju yang ia pikir cocok di kenakan ke bar malam. Ya sangat cocok dengan atasan pendek menutup leher. Berlengan pendek namun mekar, ia juga memakai celana jeans pendek yang hanya menutupi bokong indahnya. Dan yang lain? Terlihat jelas. Jelas jelas menunjukkan sang nona memakai pakaian seksi yang sedari tadi jadi tontonan gratis pria pria di sana.

Bukan baju setengah jadi. Ia hanya menyesuaikan kemana tempat yang ia kunjungi.

Nona kembali menenggak minuman yang ada di gelasnya. Sudah dua botol ia habiskan dan sekarang menuju ke botol ke tiga. Ia pun semakin pusing, nona mulai memijit keningnya. Benar adanya ini pertama kali ia datang. Tapi untuk urusan minum minuman keras, ia termasuk wanita tangguh. Tangguh akan wine yang sering ia minum saat stres dengan pekerjaan dan tuntutan tuntutan yang membuatnya tertekan. Tapi ini wine dengan kadar alkohol tinggi. Jadi, jelas ia merasa pusing, secara, dua botol ia habiskan sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

cintaLiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang