Savage Love
Tough i could be single forever 'till i met you. Usually don't be fallin' first. You gotta way of keeping me comin' back to back.
-Albiero Zayn
SEORANG pria muda yang tampan sedang menyupir mobil sport nya untuk masuk ke dalam kawasan sekolah. Ia parkir tidak jauh dari gerbang sekolah. Albiero Zayn. Tampil dengan gaya yang mempesona. Kemeja sekolah tidak dimasukkan kedalam celana, tidak ada dasi yang melingkar di kerah kemeja nya. Cocok dengan tampilan khas para badboy.
Wajah tampan nya dibuat semakin memukau ketika rambut hitam legam itu tertiup angin, yang semula tertata rapih sekarang jadi agak berantakan.
Tidak luput dari aroma tubuhnya yang memiliki wangi yang khas. Siapapun yang bertemu langsung dengan Albiero sekarang ini, pastilah orang itu sudah termabukkan dengan kharisma ketampanan yang dimiliki oleh Albiero.
"Bro? Ganteng juga lo." Sapaan dari Jefran membuat Albiero menoleh, ternyata sahabat karibnya itu baru saja memarkirkan mobil sport miliknya disebelah mobil milik Albiero.
"Ayok. Kita ke kelas bareng." Ajak Jefran sambil merangkul bahu Albiero. Keduanya sudah menjadi sahabat dekat sejak taman kanak-kanak. Hubungan Albie dan Jefran sendiri sudah seperti saudara kandung.
Seluruh pasang mata yang ada di koridor sekolah refleks menoleh, menatap kehadiran Albie dan Jefran. Mungkin karena anugrah wajah super tampan yang Tuhan berikan, kedua pria itu selalu jadi pusat perhatian dimanapun mereka berada. Mau Albie ataupun Jefran, keduanya tetap tampil biasa saja. Karena bagi mereka, menjadi sorot perhatian utama adalah rutinitas sehari-hari mereka. Jadi, tidak ada yang perlu dilebih-lebihkan.
Setelah keduanya telah berhasil sampai di kelas, baik Albie maupun Jefran tidak ada yang membuka obrolan. Albie sibuk dengan handphone nya, sedangkan Jefran sibuk dengan buku rumus matematika nya.
Keduanya memiliki minat dan bakat di bidang yang berbeda sejak dulu. Minat Albie lebih condong ke dunia musik dan novel. Sedangkan Jefran lebih ke arah pendidikan dan pada kegiatan yang sangat mengasah otak.
Keadaan kelas saat ini sedang sepi, hanya ada mereka berdua. Ada alasan dibalik heningnya kelas XII Ipa Unggulan ini, Albie menyuruh seluruh teman kelasnya untuk keluar. Ia ingin keadaan kelas benar-benar sepi dan hening ketika ia sedang membaca novel lewat handphone nya. Jefran selaku teman sebangku Albie, menyetujui hal itu. Karena untuk Jefran pribadi, ia juga membutuhkan keheningan untuk belajar.
"Anjing!" Umpat Albiero yang tiba-tiba memukul meja dengan kencang, membuat Jefran tersentak kaget.
"Apaan, sih?" Tanya cowok itu sambil memandang Albie dengan raut wajah yang kelihatan jengkel.
"Ada adegan romantis di novel yang lagi gue baca. Bikin greget," Jawab Albie sambil memalingkan wajahnya kembali menatap layar handphone nya, tanpa ada rasa bersalah.
"Terserah. Heboh banget kayak apaan aja." Jefran merespon dengan cuek bebek. Walaupun terbesit rasa jengkel di hati nya, Jefran memilih untuk mengabaikannya. Cowok itu melanjutkan kembali kegiatannya yang semula sedang menghitung suatu rumus.
"Punten." Suara seseorang yang tiba-tiba mengetuk pintu kelas. Albie dan Jefran menoleh secara bersamaan.
"Kenapa?" Tanya Jefran.
"Ada anak baru." Ujar pria itu dengan raut wajah yang terlihat gugup, sepertinya ia adik kelas mereka.
"Di kelas berapa?" Masih Jefran yang merespon. Albie? Cowok itu hanya diam menyimak obrolan keduanya.
"Kelas dua belas, Ipa tingkat dua." Jawab adik kelas itu, kali ini Jefran hanya merespon anggukan dengan wajah yang datar. Seperti memberi isyarat untuk mempersilahkan adik kelas itu untuk pergi.
"Denger, gak?" Tanya Jefran yang menoleh pada Albie. Rupanya cowok itu sudah lebih dulu menatap Jefran dengan wajah biasa saja.
"Denger."
"Terus? Gak lo samperin? Lumayan anak Ipa, tingkat dua lagi."
"Males. Buat apa juga gue peduli?"
Jefran menghela napas panjang mendengar respon dari Albiero. Albie memang orang yang cuek dan susah untuk peduli pada sesuatu, ataupun seseorang. Sejauh ini memang Jefran belum pernah melihat Albie peduli pada seorang pun selain keluarga dan dirinya. Jefran penasaran setengah mati ingin melihat Albie peduli dan menginginkan seseorang.
"Liat sekilas aja. Kalau jauh dari standar, gue traktir lo, deh." Jefran berusaha membujuk Albie yang kini malah kembali sibuk dengan handphone nya.
"Bie, ayo!" Merasa terkacangi, Jefran merebut handphone dari genggaman Albiero. Cowok itu terlihat ingin marah pada Jefran.
"Jef! Gak lucu!" Albie berusaha merebut handphone nya kembali, namun Jefran malah bangkit dari tempat duduk. Cowok itu melenggang pergi keluar kelas sambil membawa handphone nya.
"Sial!"
Kini mau tidak mau Albie harus menyusul Jefran demi merebut kembali handphone nya. Albie mengikuti langkah Jefran dari belakang, hingga mereka berhenti di dekat gerombolan murid yang sepertinya sedang diminta untuk berkumpul di dekat kantor kepala sekolah.
Albie berdiri disebelah Jefran, cowok itu tidak lagi peduli dengan handphone nya. Ia mengedarkan pandangan pada gerombolan itu, tidak ada yang menarik.
"Traktir gue. Boring semua tampangnya." Ucap Albiero dengan wajah datar, terdengar lumayan sarkas di telinga Jefran.
"Gila. Sabar dulu, princess nya belum keluar. Tebakan gue, dia lagi didalem sama kepsek." Tutur Jefran sambil mengembalikan handphone milik Albie. Kini pandangan keduanya sedang sama-sama memperhatikan seorang gadis yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.
"Tuh, 'kan. Pinter banget gue," Puji Jefran pada dirinya sendiri. Merasa bangga karena tebakannya benar.
Rambut hitam ikal terurai sempurna hingga punggung gadis itu. Wajahnya yang terlihat sangat cantik natural membuat Albiero meneguk saliva nya, kagum. Gadis itu memiliki aura bawaan yang berbeda dengan gadis-gadis lainnya yang pernah Albiero temui. Dia spesial. Albie dapat merasakan hal itu dengan jantung yang berdegup tak karuan.
Jefran berdecak kagum sambil geleng kepala menatap gadis itu. Mereka sama-sama dibuat kagum oleh pandangan pertama.
"Asli, cantik." Ucap keduanya secara bersamaan.
$$$$$$$$$$
Gimana? Suka? Jangan lupa untuk leave comment & vote ya! ✌🏻🧚

KAMU SEDANG MEMBACA
Savage Love
Novela JuvenilKetika seorang badboy paling ternama di SMA Antariksa jatuh cinta dengan seorang cewek untuk yang pertama kalinya dalam sejarah SMA Antariksa. Tentu hal itu akan membuat kehebohan yang luar biasa, terlebih jika sosok badboy itu selama ini dikenal le...