Pada tengah malam dia, tanpa izin mengetuk jendela kamar sang putri.
Menyuguhkan langit dibalut berisik angin, mengulur tangan kemudian pergiSang putri menatap nanar purnama, meminta pengampunan sebab terbukanya jendela
Gelap sendu angkasa, lirih tangisnya meminta rindunya redaKepada ia, rupa tak berperasa
Kepada ia, tengah malam memabukkan jiwaSekali lagi, kembalilah
Ketuk jendela sang putri, ia berduka
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA TENGAH MALAM
Poetryapa tidak ada orang lain? yang harus merengkuh luka karenamu?