Wisuda

17 2 2
                                    

Nindy berlari kearah Hanum yang sedang membuat atribut wisuda untuk senior jurusannya. Nindy terlihat senyum dengan mata yang berbinar duduk menatap Hanum. Pipinya mengembang hampir menghabiskan semua part wajahnya. Hanum masih memperhatikan Nindy dengan heran menunggu sepatah kata yang keluar dari mulut Nindy.

Ini belum terlambat kan Han ?” tanya Nindy dengan meremas tas yang dibawanya.

“Ga terlambat kok, masih banyak yang bakal kita bikin, ya palingan besok beres jadi bisa dipake untuk wisuda weekend ini jawab Hanum.

Nindy menghela nafasnya, Bukan itu maksudnya.. kamu inget ga aku beli gelang waktu pameran jepang kemaren ? gelang itu udah nyampe ke pimiliknya.. huaaaaaaa !! “

“ Lalu ?? “, tanya Hanum bingung

“Ah kamu sih.. kenapa baru dikenalin sih , coba aja kenalinnya waktu kita angkatan pertama dulu, mungkin ga akan ada kata terlambat”, jelas Nindy . Hanum masih bingung dengan cerita Nindy dan tak menanggapinya.

Masih ga ngerti Han ? itu looh bang Rendra.. aku lagi ngomongin dia.. kamu cuek banget sih, jelas waktu itu aku bikin gelang namanya Rendra, ah ga seru ah,, ga jadi cerita..” ujar Nindy.

Hanum terdiam mendengar kata Rendra, apakah ini Rendra yang sama dengan yang Hanum kenal ? Rendra yang selama ini membantunya selama 3 tahun perkuliahan ? Kedekatan Hanum dengan Rendra bukanlah sebuah rahasia, satu jurusan Hanum mengetahui bahwa Rendra adalah kakak NIM Hanum. Mereka sama-sama memiliki NIM 68, sesuai tradisi yang ada, sesama NIM harus saling mendukung perihal perkuliahan. Lamunan Hanum terhenti, ia sadar bahwa ‘mendukung perihal perkuliahan’ tidak berarti mengetahui perihal pribadi masing-masing, termasuk kedekatan Nindy dengan Rendra.

    -------------------------------
“ Han , jangan ampe sakit dong.. kan lusa acara wisudaan , ntar kamu ga foto bareng senior kita yang wisuda lo Han, kita ga tau lagi kapan bisa ketemu mereka, tau aja peluang untuk teknik industri disini tu ga terlalu banyak, pasti bakal merantau semua Han.. termasuk Dia..” ujar Nindy sambil membalur punggung Hanum dengan balsem

Nin, harus balsem ya ? sekarang kan udah ada produk yang wangi menenangkan aroma terapi..” ucap Hanum sambil mendekap wajah dengan bantal.

“Han, kamu jadian ya sama Fahri angkatan kita ? kemaren kamu makan di resto aceh kan bareng dia ? ngaku kamu Han.. ga bilang-bilang yaa.. udah main rahasiaan…”, tanya Nindy serius.

Rahasia umum yang ada ! Satu jurusan udah pada tau kok.. , kamu nya aja yang kemana.. mainnya sekarang di jurusan mesin iya laah.. eh,, tau darimana semalem aku makan di resto aceh ?” , ujar Hanum

hmmm Rendra yang bilang.. hehe.. katanya liat kamu ama Fahri disana, dia mau gabung tapi ga enak karna kamu dan Fahri udah mau beres makan”, jelas Nindy.

Hanum baru saja jadian dengan Fahri anak satu jurusan dengannya. Fahri tau selama ini Hanum dekat dengan Rendra dan sering mengejek Hanum karna kedekatan itu. Namun semenjak Rendra sibuk dengan tugas akhirnya, Hanum sering ditemani oleh Fahri hingga mereka memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dekat.

   -----------------------------
Hanum Cek Personal chat !” , tulis Rendra di kolom komentarnya.

Hanum membuka personal chat dan mendapati chat dari Rendra,
“Aku masih nyimpen chatan kita jaman kuliah dulu , ga pernah aku hapus, lucu aja buat dibaca ulang”, pesan chat dari Rendra

“Oh ya ? wah aku udah hapus semua chat nih, terakhir kapan ya ?”  balas Hanum

Terakhir chat sebelum wisuda, setelah itu aku ga berani chat lagi ga enak sama dia genggam tanganmu di acara wisuda waktu itu.. apa kabar kalian ?” tanya Rendra

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 08, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The Story Of WaithoodWhere stories live. Discover now