Part 1

7 2 1
                                    

Halooo.....

Aku gak bikin prolog ya jadi langsung masuk aja ke part 1.

Kalau ada typo jangan lupa komen ya biar gampang perbaikinya, makasih..

💜Happy Reading💜




Masih dalam suasana berduka, seorang gadis yang tidak henti-hentinya mengeluarkan air mata dengan derasnya, matanya terlihat bengkak dan hidung memerah, menangis dengan sesegukan sambil menatap batu nisan yang ada didepan matanya.

"Hikss..hikss.." Amelya masih saja terisak, dia tidak tau bagaimana nasibnya nanti saat berada dirumah tanpa neneknya. Selama ini dia selalu disiksa oleh Mamahnya saat neneknya sedang tidak ada dirumah, tapi saat neneknya ada, Mamahnya akan bersikap seolah dia sangat perhatian pada Amelya. Tapi semuanya sudah berbeda sekarang, Neneknya sudah pergi meninggalkannya, tidak ada lagi yang akan membelanya dan menyayanginya. Ayahnya mungkin masih sedikit peduli padanya, tapi Ayahnya juga akan diam saja kalau Mamahnya berulah.

"Berhenti menangis! Masuk ke mobil sekarang!" bentak wanita yang masih terlihat agak muda, dia Ratna, Mamahnya Amelya dan Feby. Amelya hanya diam dan menuruti perintah Mamahnya, Amel kemudian masuk kedalam mobil di kursi penumpang yang sudah ada Feby didalamnya sedang memainkan ponselnya.

Suasana didalam mobil tampak sunyi, tidak ada yang membuka suara, hanya suara kendaraan diluar sana yang terdengar berlalu-lalang diterpa oleh sinar matahari yang sedikit lagi akan tenggelam dan akan digantikan oleh cahaya bulan. mobil yang ditumpangi memasuki pekarangan rumah mewah, itu rumah Amel ralat rumah orang tuanya.

Langkah Amel terhenti ketika Mamahnya kembali bersuara saat dia hendak melewati ruang tamu berniat untuk ke kamarnya. "Mau kemana kamu? Kamu gak liat disini masih ada orang yang lebih tua dibanding kamu? main nyelonong pergi seenaknya saja!"

"Ma-maaf Mah." jawab Amel sambil menundukkan kepalanya takut-takut kalau Mamahnya akan bermain tangan padanya.

"Sana masuk kamar kamu! aku udah muak liat muka kamu itu!" geram Mamahnya dengan emosi.

Amelya kemudian berlari menaiki tangga untuk kekamarnya, dia sudah tidak tahan lagi untuk tidak menangis, air matanya kemudian tumpah begitu saja saat sudah memasuki kamarnya lalu menguncinya dan bersandar dipintu dengan air mata yang berlinang. Perkataan Mamahnya barusan sangat melukai hatinya, Dia tidak tau kenapa Mamahnya sangat membenci dirinya.

Setelah sekian lamanya menangis, Amel kemudian memasuki kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

15 menit berlalu, Amel sudah selesai mandi dan berniat turun kebawah untuk mengisi perutnya tapi pada saat menginjak tangga kedua, dia sudah melihat kearah meja makan yang sudah ada keluarganya sedang makan bersama, sesekali terdengar suara tawa mereka, dia melihat Mamahnya sedang tertawa sesekali mengelus kepala adiknya, Feby.

Amel pun memutuskan untuk balik ke kamarnya, Amel sudah tidak peduli bahwa Dirinya sedang lapar sekarang, Amel tidak ingin merusak suasana makan malam dibawah sana, Amel pun memutuskan untuk tidur. Besok adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur berakhir dan sekarang dirinya sudah kelas 11 dan Adiknya baru masuk SMA disekolahnya.

••••

05:15

Pagi-pagi sekali Amel sudah bangun karena Dia harus membuat bekal, Amel memang selalu bawa bekal setiap ke sekolah, alasannya karena tidak diberi uang jajan oleh orang tuanya. Sebenarnya tadi dia mau dibuatkan bekal oleh Bibi yang bekerja sebagai asisten rumah tangga dirumahnya tapi Dia ingin membuatnya sendiri saja.

Don't Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang