00

19 4 0
                                    

Sedari tadi padangan mataku tak bisa lepas dari punggung pemuda yang terbalut kemeja putih dengan kaki jenjang yang membuat tubuhnya terlihat tinggi itu.Dia perlahan menjauhiku dan mendekati salah satu kedai es krim yang menarik perhatianku sebelumnya.

Aku tersenyum.Lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling taman.Banyak anak-anak yang tengah berlarian dan bersepeda bersama teman ataupun orang tuanya.Jangan tanyakan apakah ada sepasang insan yang tidak disini,karena jawabannya pasti ada.

Salah satu sepasang kekasih yang tengah berpelukan itu berhasil menarik perhatianku.Dari gaya berpakaian cowoknya,aku yakin mereka pasti sepasang insang yang tengah melepas rindu setelah sekian lama.

"Hei."

Panggilan familiar dari seorang barusan membuat perhatianku teralihkan pada pemuda yang kini membawa dua ice cream itu.

"Rasa vanilla kan?"aku mengangguk antusias.Dia tersenyum tipis sembari memberikan ice cream rasa vanilla padaku.

Walaupun lidahku menjilati ice cream ini.Tapi aku akui kalau mataku tertuju pada ice cream milik kekasihku ini.Entah kelihatannya terasa lebih enak.

Memang,rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau.

"Mau?"aku mengangguk sambil tersenyum.Dia membalas senyumanku lalu perlahan memajukan es krimnya ke bibirku.

Shtt

"Eh?!"

Aku menatap dia dengan tatapan menuntut.Apa-apaan tadi?baru saja dia sengaja mengenai ice cream itu ke hidungku.

Aku bersiap ingin membalasnya namun...

Sial.Kenapa dia malah tersenyum manis padaku?Aku berani bersumpah,kalau senyumannya lebih manis daripada ice cream ini.

"Maafin aku yah.Janji gak akan ngulangin."tatapan matanya yang menggemaskan membuatku-



"STARLA!!!"

Gadis yang tengah sibuk membaca buku diarynya itu refleks terkejut karena seruan ibunya yang mengagetkannya.

***


Thank you for reading the prologue of this story.

------



I hope you will like this story
A story that is only fiction.




From me
Zelda Nies

Close but TieredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang