Hari itu matahari bersinar terik memberikan cahayanya yang tak bisa dikatakan hangat karena musim sudah memasuki masa panasnya. Seluruh pejalan kaki menggunakan barang pribadinya seperti topi dan payung guna melindungi mereka dari sinar mentari, tak terkecuali lelaki yang masih lengkap dengan seragam kuliahnya sedang menutupi wajahnya dengan tangan kiri sementara tangan kanannya sibuk mengipas. “Astaga panas betul!”
gerutuannya terdengar sedikit keras membuat teman yang duduk disebelahnya melirik tidak suka. “Salah sendiri, siapa yang tadi nolak ikut mobilku?” sindirnya halus.
“Astaga Win, kafenya cuma 15 menit dari kampus. Lagian gak ada tempat parkir mobil, mau kamu parkir dimana mobilmu?” ucap lelaki satunya.
Lelaki yang disebut sebagai Win menyerucu bibirnya lucu, “Kalau gitu pakai taksi online lah, Mix!” serunya.
Mix menggelengkan kepalanya, sahabatnya ini memang berasal dari keluarga berada hingga hidupnya terbiasa dengan mengeluarkan uang, berbeda sekali dengan Mix yang termasuk dalam golongan manusia hemat.
“Udah ah! Berisik tau, tuh kafenya di seb-” ucapan Mix terhenti saat manik matanya menangkap sesuatu di sebrang sana.
Tepat didepan kafe yang ia maksud, terdapat seekor anjing dan disebelahnya ada seorang pria bertubuh tinggi yang Mix asumsikan sebagai pemilik anjing itu dilihat dari tali yang ia pegang.
“WIN! Astaga, lihat itu?”
Win ikut menoleh ke arah pandang Mix lalu mengerutkan dahinya karena tak menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya. “Apa?”
“are you kidding me, Win? It's a Pitbull!” serunya langsung buru-buru untuk menyebrang jalan. Win hampir menarik tangan Mix namun terlambat, Mix sudah melangkahkan kakinya menuju badan jalan satunya tanpa melihat-lihat kondisi lalu lintas.
“Wow! Maaf!” ucapnya saat hampir menabrak pengendara sepeda, ia acuh dan matanya hanya menatap hewan berbulu dengan mata biru yang kini tak jauh darinya.
“Hai! Aku Mix, mahasiswa Chula. Boleh aku pegang anjingmu?” tanya tak sabaran.
Si pemilik terdiam memperhatikan lelaki yang berada didepannya, matanya menelisik dengan teliti siapa tahu lelaki bernama Mix ini berniat jahat pada anjing kesayangannya.
Tak kunjung mendapatkan jawaban, Mix mendongak menatap balik si pemilik anjing. “Hei, bolehkan?” tanyanya sekali lagi.
Pria itu mengangguk lalu menyuruh anjingnya untuk duduk dan tenang. Setelah itu, Mix menyodorkan punggung tangannya untuk diendus oleh pitbull berwarna abu kecokelatan itu. Senyum Mix tak bisa dibendung saat anjing itu maju mendekat kearahnya tanpa ada gerakan agresif serta ekornya yang melambai senang.
“Lucunyaa. Siapa namanya?” tanya Mix penasaran. “Coco.” jawabnya singkat.
“Coco! Nama yang bagus, jarang-jarang aku melihat ada yang pelihara pitbull. Ini kali pertama!” ujar Mix diakhiri dengan curhatan singkatnya.
Si pemilik anjing tertawa kecil melihat Mix yang hampir dijilati oleh Coco. “Aku punya dua anak anjing pitbull yang masih kecil, umurnya baru satu bulan. Kalau kamu mau, bisa adopsi.” usulnya.
Mix menimang tawaran yang begitu menggiurkan baginya, namun kembali pada tanggung jawabnya sebagai mahasiswa ia rasa ia tak akan bisa mengurus peliharaan nantinya.
“Mix! Astaga, seenaknya ninggalin orang.” Win menggerutu di sela-sela tarikan nafasnya efek baru saja mengejar temannya ini, “ah maaf, teman saya memang calon dokter hewan, dia juga suka binatang. Makanya begitu lihat anjing-nya tuan, dia excited sekali.” jelas Win pada pria didepannya.
Pria itu terlihat kikuk saat Win menjelaskan namun ia mengangguk tanda mengerti. “Ah, gak papa. Ngomong-ngomong jangan panggil tuan, saya baru 26 tahun. Panggil saja Earth.” pinta pria itu.
Win mengangguk lalu memalingkan wajahnya pada temannya yang semakin sibuk dengan dunianya sendiri. Terbukti dari Mix yang mulai berlutut untuk memeluk pitbull dewasa itu. “Mix, ayo! Tugas kita masih banyak, kafenya juga ntar malah makin rame.”
“Tapi masih mau main....” keluh Mix tak rela.
Ia beranjak dari posisinya lalu menatap Earth polos. “Kalau tidak keberatan boleh aku minta sosial mediamu? apapun seperti instagram atau yang lainnya. Supaya aku bisa melihat coco lagi!”
Earth tak bisa menahan tawanya saat Mix memohon dengan kedua tangan dikatupkan didepan wajahnya. Ia merasa lucu dengan lelaki pencinta binatang ini, sedikit penasaran pula dalam hatinya seberapa sukanya ia pada anjing peliharannya ini.
“Well, aku bisa kirimkan foto Coco juga dua puppies lainnya kalau kamu mau.” ujar Earth.
Mix kembali tak bisa menutupi rasa senangnya, ia mengangguk semangat lalu menyodorkan ponselnya. “Makasih banyak! Oh ya, dan untuk tawaran tadi, aku minta maaf karna sedang dalam masa ujian, aku takut gak bisa mengurus mereka. Lebih baik kalau mereka diadopsi orang lain yang lebih mapan.”
“Well- sebenarnya aku juga gak ada niatan untuk menjual atau memberikan mereka pada orang lain.”
“Lalu kenapa ditawarkan ke Mix tadi?” kini giliran Win yang bertanya sembari mengusap kepala Coco yang mulai aktif mengendus celana hitam milik Win dan Mix.
“Temanmu kelihatan tertarik dengan pitbull, ia juga tau cara mendekati anjing tanpa membuatnya menjadi agresif.” jelas Earth.
Win dan Mix mengangguk mengerti akan maksud dari Earth yang mempercayai Mix sebagai orang yang mengerti dan mampu menjaga hewan peliharaannya dengan baik. “Ini ponselmu.” Earth mengembalikan ponsel Mix setelah memberikan kontaknya, lalu menarik lashes Coco untuk kembali berdiri disebelahnya.
“Ah, sebetulnya aku ada janji dengan temanku di toko sebrang sana. Kalau boleh, aku permisi lebih dulu.” pamit Earth.
Mau tak mau, Mix kembali mengangguk dan melambaikan tangannya pada Coco. “Coco, sampai ketemu lagi!” serunya sedikit tidak rela.
Earth menepuk bahu Mix pelan, “I'll give you the pictures, don't worry.” ujar Earth sambil tersenyum lalu berlalu menyebrangi jalan menuju toko yang dimaksud.
“Lessgo, tuan Mix. Jam bermainmu telah selesai, tugas kita banyak tolong jangan lupa.” sindir Win sembari menarik lengan Mix untuk masuk kedalam kafe.
“Win-” panggil Mix.
Win menoleh setelah mendudukan dirinya pada kursi kosong. “Apa?”
“I think i'm fell in love?“
“With the dog? No wonder.“
“No- with Coco's owner.“
“Pardon? MIX?!?!?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Puppy Story [ Earth Pirapat x Mix Sahaphap ]
Short StoryCerita roman picisan tentang Earth Pirapat dan calon dokter hewan muda lulusan Chula, Mix Sahaphap Wongratch. Buku ini dikemas atas bantuan web prompt generator dan sudah pernah di publikasikan melalui twitter @mixthexiw.